16. Pertahanan yang Runtuh

1.2K 180 27
                                    

Heyyy~

Daging kurban masih ada gak nih? Wkwkwk

Kalian akan menemukan beberapa jawaban di part ini, tolong sampaikan kalau kalian menemukan jawabannya ya!

13+

Hati-hati, bisa bikin jantung berdebar gila, aku gak tanggungjawab lho
...

Risya mengerjapkan matanya saat suara orang mengaji mengalun indah menyapu gendang telinga. Ia merasa asing dengan suara tersebut. Namun, dalam hatinya, ia seperti mengenali suara itu.

Gadis itu merubah posisinya menjadi duduk sambil mengusap kelopak matanya. Takut ada belek nyempil di sudut mata.

Setelah kesadarannya penuh, Risya langsung berteriak heboh. Suaranya menggema di dalam kamar.

"AAA!!! TOLONG! ADA PENYUSUP! AYAH, IBU! HIKS ..."

Mana ada penyusup mengaji di tengah malam seperti ini?

Sang penyusup itu menoleh kaget. Menatap Risya yang sudah menangis bombai. Sedetik kemudian, sebuah bantal mendarat pas di wajahnya. Ia mencoba bersabar.

"PERGI GAK?!"

Yang dianggap penyusup masih tidak bergeming sedikitpun. Ia malah mendesah pelan. Menikmati kehebohan seorang perempuan yang masih sesegukan di atas kasur.

"Hiks ... Ayah, Ibu, tolongin Risya dong. Ini juga, kang nyusup kenapa diem aja, sih?"

Akhirnya satu kekehan lolos dari sang penyusup. Laki-laki itu beranjak. Melangkan pelan menuju Risya yang kini semakin waswas.

"Jangan deket-deket! Atau aku bakal teriak?"

"Teriak aja," kata lelaki itu.

Hingga Risya mundur sampai badannya menempel tepat di kepala ranjang, lelaki itu duduk di atas kasur.

"Kamu lupa?"

Hah, lupa apa?

Risya menyingkirkan tangan lelaki itu yang berusaha menggappai tangannya. Ia menarik selimut hingga leher. Masih terisak pelan. "Ja-jangan apa-apain aku."

Tanpa Risya duga, lelaki itu malah memeluknya dengan secepat kilat. Bahkan dirinya tidak bisa memberontak karena pelukan itu sangat erat.

"Aku suamimu, Ica. Aku Mas Jo, lupa heh?"

Apa?!

Tunggu dulu, sejak kapan dirinya sudah menikah?!

Tejo terbahak. Bahunya terguncang karena tertawa dengan lebar. Risya mengerjapkan matanya beberapa kali. Lantas, gadis itu mengamati isi kamar. Ya ampun, dirinya lupa karena sudah pindah ke kontrakan.

Risya melayangkan cubitan di perut lelaki itu. "Adah! Sshh ... Sakit, Dek!" ringis sang empu.

Tejo melepas pelukannya. Mengusap perutnya yang panas karena dicubit oleh jari kepiting milik Risya. Jarinya kecil, tapi kalau menyubit, luar biasa! Kecil-kecil cabai rawit ternyata!

Mereka sama-sama terdiam beberapa saat. Seolah kejadian tadi malam menjadi alasannya. Risya menatap ke arah samping, sedangkan Tejo memperhatikan wajah gadis itu dalam diam.

"Adek ... Kenapa?" Perlahan, tangannya menangkup tangan Risya. Membuat gadis itu menoleh.

"A-apa?" tanya Risya dengan gugup. Bergerak tidak nyaman di tempatnya.

"Yang tadi malam ... Apa masih membuat kamu merasa nggak nyaman?"

Risya menatap genggaman tangan itu dengan gamang. Ingin berkata jujur, namun lidahnya kelu. Ingin berbohong, tapi ia tidak mau. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya?

I Found the Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang