Mereka duduk di atas tikar. Tejo mendesah lega saat membuka semua kancing kemeja dan merasakan angin sejuk menerpa tubuhnya yang berkeringat. Menatap Risya yang menunduk terus. Ia mengernyitkan dahi.
"Kenapa?"
Kepala perempuan itu mendongak. Bibirnya melengkung ke bawah. Bukan membentuk bulan sabit seperti beberapa menit yang lalu.
Beringsut mendekat, Tejo memegang kedua sisi lengannya. "Adek, kenapa? Hari ini terjadi sesuatu? Apa? Cerita aja sama mas, nggak usah takut," ujarnya dengan lembut.
Ya Tuhan, jika seperti ini, Risya semakin tidak kuat menahan sesak yang menghimpit dadanya.
Menit selanjutnya, Risya terisak. Mencengkram sisi kemeja yang lelaki itu pakai. Hidungnya tepat menempel di dada bidang suaminya yang tertutup kaus putih ketat.
Tejo khawatir, sungguh. Ia memeluk Risya dan mengusap punggungnya. "Kenapa? Jangan buat mas khawatir, Dek," desaknya. Ingin Risya segera bercerita.
Tidak menghiraukan, Risya semakin terisak. Sanggupkah ia mengatakannya?
Namun, sesaat kemudian, Risya berkata dengan lirih. "Maaf, Mas, maaf. Hiks ... Risya, ha-hamil."
Bisa Risya rasakan, tubuh lelaki itu sukses menegang kaku. Usapan di punggungnya berhenti.
Detik itu juga, Risya semakin terisak pilu.
Part dihapus untuk kepentingan penerbit.
Indramayu, 26 agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found the Love (SUDAH TERBIT)
Genel KurguTernyata benar, seiring berjalannya waktu rasa cinta bisa tumbuh. Entah siapa yang memulai lebih dulu, yang jelas mereka menumbuhkan rasa di hati masing-masing. Membiarkannya tumbuh besar hingga berakar. ... Risya tidak punya siapa-siapa lagi di dun...