Suasana kelas siang itu terasa berbeda. Tidak ada yang aneh memang, perkuliahan berjalan seperti biasa. Hanya saja di sudut belakang kelas tidak terlihat lagi balita yang diam bermain coret-coret di kertas atau tidur lelap dengan dengkuran halusnya.
Si pelaku utama tentu yang merasa paling kehilangan. Chanyeol merasa aneh saat tidak pernah lagi menegur Sehun yang membuat suara berisik atau mengusap kepala bocah itu saat tidur di pangkuannya sembari mendengarkan materi dosen.
Tapi, semakin dipikirkan, Chanyeol merasa tindakannya sekarang sudah tepat. Justru ada sedikit penyesalan tidak dilakukan sejak dulu.
Bukan Chanyeol merasa direpotkan dengan membawa Sehun kemanapun. Tapi Chanyeol sadar, Sehun tidak dalam usia untuk mengikutinya kemanapun. Sehun lebih baik berada di rumah dan bermain dengan teman sebayanya. Bukan mendengarkan materi kuliah yang asing di telinganya, atau kegiatan kampus yang sama sekali tidak dimengerti.
Chanyeol menganggap pilihannya menitipkan Sehun pada Sunmi Imo sudah tepat.
"Yeol, kenapa kau tidak pernah mengajak Sehun lagi? Aku sangat merindukan si kecil menggemaskan itu. Aku ingin sekali mencubit pipinya."
Di tengah kegiatannya membereskan buku, Joohyun datang menghampiri. Wanita itu duduk di bangku depan dengan duduk serong menghadap belakang.
"Chanyeol 'kan sekarang sibuk pacaran, Noona." Celetuk Baekhyun yang sudah selesai berbenah. Laki-laki itu menyampirkan tas gendongnya di pundak.
"Kau punya pacar?"
Chanyeol memutar bola matanya malas. Sifat Baekhyun yang paling menyebalkan, ia sangat benci dampaknya. "Sekarang belum. Tidak tahu nanti," beruntung suasana hati Chanyeol dalam keadaan baik sekarang. Celetukan asal Baekhyun tidak berdampak buruk.
"Wah, akhirnya ada wanita yang mencuri hatimu juga. Siapa dia? Apa aku mengenalnya?"
"Ya." Jawab Chanyeol seadanya. Ia melirik jam tangan yang menunjukkan pukul dua. Sudah waktunya ia pergi.
"Siapa?"
"Haekyung." Chanyeol menjawabnya sambil lalu. Tangannya memberikan gestur selamat tinggal dengan langkah lebar keluar kelas, membuatnya tidak tahu tanggapan dari lawan bicaranya.
"Haekyung? Lee Haekyung?" Joohyun masih belum sadar sepenuhnya dengan jawaban Chanyeol. Wanita itu hanya bergumam dengan tatapan penuh tanya.
Baekhyun yang menjadi saksi hidup di sana menatap punggung Chanyeol yang menghilang cepat dan Joohyun bergantian. "Kenapa kau terkejut seperti itu, Noona. Apa ada yang salah dengan wanita itu?"
Pertanyaannya dibalas dengan kernyitan dahi.
"Noona, tolong dikondisikan ekspresinya. Jangan membuatku memiliki pemikiran buruk."
.
.
"Kau bisa menanganinya, 'kan? Tolong ya. Aku tidak bisa mengingkari janjiku dengan Sehun lagi."
"Nanti kau jangan lupa datang, ya. Ajak dia juga."
Setelah mendapat jawaban sesuai harapan, ia menggumamkan terima kasih sebelum menyimpan ponselnya di meja.
"Chan Hyung, Sehun ikut."
"Ayo." Chanyeol membungkukkan tubuh dengan lengan terbuka. Kurang dari hitungan tiga, Sehun melompat pada gendongannya.
Dengan satu tangan menopang Sehun, sebelah tangan yang lain mengankat kursi sampai ke counter dapur. Diturunkannya Sehun supaya berdiri di kursi itu. "Kupas yang bersih ya."
Sehun mengangguk semangat menerima buah bulat orange itu.
Chanyeol menyempatkan diri mengusap rambut Sehun sebelum mulai mencuci ayam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Plane (EXO-SC FF)
Fanfiction[Brotherhood] Park Chanyeol dan adik kecilnya, Park Sehun. "Hyung apa pesawat kertas ini bisa menyampaikan rinduku pada Eomma dan Appa?"