Matahari baru saja bersinar, tapi Chanyeol sudah sibuk di dapur. Laki-laki itu dengan telaten mencuci beras, mengukur takaran air, lalu memasukannya ke mesin penanak nasi.
Sembari menunggu nasinya matang, ia pergi kembali ke kamar, mengumpulkan pakaian kotor untuk dicuci.
"Sepertinya tidak akan hilang."
Chanyeol memasukkan semua pakaian kotor ke mesin cuci, menyisakan kaos abu-abu polos Sehun yang tidak abu-abu lagi di bagian bawah. Beberapa hari lalu bocah itu melukis dengan cat air dengan Jongin, dan Chanyeol lupa tidak langsung mencucinya.
"Anggap saja hiasan." Ia mengangkat bahu, memasukkan kaos itu bersama pakaian lain lalu mengisi penuh air dan detergen.
Sembari menunggu si mesin berhenti berputar, Chanyeol kembali ke dapur, membuka kulkas untuk melihat bahan makanan yang tersisa mengingat ia belum belanja persediaan untuk minggu ini, belanja kemarin hanya membeli bahan sushi.
"Sudah banyak yang lalu."
Kesibukan yang membuatnya tidak sempat memasak membuat sayuran persediaannya terbuang sia-sia.
"Sosis dan telur goreng untuk pagi ini." Diambilnya satu bungkus sosis dari freezer lalu dua butir telur dari lemari kayu di samping kulkas.
"Chan Hyung!"
Kakinya di tabrak kencang.
Chanyeol membungkuk melihat Sehun yang berjingkrak kegirangan sambil memeluk kakinya dengan erat.
"Ada apa? Senang sekali adiknya Chan Hyung." Sosis dan telurnya ia letakkan begitu saja di meja, kedua tangannya ia beralih guna untuk mencubit pelan pipi Sehun yang menggemaskan, mata bocah itu membentuk bulan sabit.
"Sehun dapat balasan." Bocah itu mengacungkan pesawat kertas di tangannya tinggi-tinggi.
Chanyeol menampilkan ekspresi terkejutnya. "Mana coba Chan Hyung lihat."
Sehun menyerahkan pesawat kertasnya, senyum belum juga luntur dari belah bibir tipisnya yang melengkung. "Kenapa dirusak?" kini senyumnya hilang melihat Chanyeol melepaskan lipatan pesawat kertas di tangannya.
"Kalau tidak dirusak, kita tidak akan tahu isi di dalamnya."
Sehun hanya mengangguk, meski dahinya mengernyit tidak rela. Chanyeol mengusak gemas surai hitam bocah itu.
"Chan Hyung, Sehun mau lihat juga."
Chanyeol berjongkok, menyejajarkan tingginya dengan si kecil.
"Apa itu?"
"Ini gambar hati."
"Hati?"
Chanyeol membawa tangan Sehun menyentuh dada bocah itu sendiri, merasakan tanda kehidupan yang berdetak teratur. "Hati ada di sini. Jika seseorang memberimu hati, maka dia menyayangimu."
"Eomma dan Appa sayang Sehun?"
"Iya."
"Chan Hyung juga?"
"Tentu saja."
Sehun memeluk leher Chanyeol, deru napasnya terasa menggelitik telinga Chanyeol saat bocah itu berucap lirih. "Sehun juga sayang Chan Hyung. Sayang Eomma dan Appa juga."
.
.
Hari yang diawali dengan senyuman, dijalani dengan senyuman pula. Ini adalah hari menyenangkan untuk Sehun, yang berimbas pula pada sang kakak. Suasana hati keduanya ada dalam keadaan terlampau baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Plane (EXO-SC FF)
Fanfiction[Brotherhood] Park Chanyeol dan adik kecilnya, Park Sehun. "Hyung apa pesawat kertas ini bisa menyampaikan rinduku pada Eomma dan Appa?"