8. Promise

756 113 13
                                    

Chapter 7 kemarin hancur bangetㅠㅠ niatnya mau bikin Sehun yang nelangsa ditinggal Chanyeol, jadinya malah gitu :(

Pengen bongkar ch 7, tapi nanti FF ini ga lanjut-lanjut karena stuck di sana.. Biarin dulu deh :)

...

Chanyeol membungkuk hormat, mengucapkan salam sebelum pergi dari ruangan Mr. Shin yang telah membawanya masuk pada rapat membosankan berjam-jam lamanya. Demi nilai, Chanyeol harus menggantikan asisten Mr. Shin yang berhalangan hadir.

Kaki panjangnya melangkah lebar-lebar sepanjang koridor. Jarinya bergerak di atas ponsel, dan mata yang fokusnya terbagi.

Sehun menangis.

Salah satu dari banyaknya pesan spam dari Joohyun membuat langkah lebarnya berganti, Chanyeol berlari secepat yang ia bisa. Yang ada dipikirannya hanyalah Sehun, Sehun, dan Sehun.

Sama sekali tidak ia kira menemui Mr. Shin akan selama ini, apalagi meninggalkan Sehun bersama orang yang termasuk asing bagi adiknya—meski pernah bertemu beberapa kali. Pesan yang Joohyun kirimkan sudah satu jam lamanya. Dalam hati ia terus berdoa agar Sehun sudah tidak menangis.

Sampai di taman belakang perpustakaan, pandangannya mengedar mencari gazebo yang dimaksud dalam pesan Joohyun.

"Sehun."

Dengan napas tersengal, Chanyeol menghampiri sang adik yang tertidur lelap di pangkuan Joohyun. Ia mengusap surai hitam Sehun dengan kata maaf yang terus terucap.

"Dia kelelahan setelah menangis sangat lama."

"Terima kasih sudah menjaganya, Noona. Maaf merepotkanmu." Chanyeol menepuk pelan bokong Sehun, tidur anak itu terusik saat posisinya berpindah ke gendongan Chanyeol.

"Mr. Shin pasti menyulitkanmu ya."

"Begitulah."

"Chan Hyung." Sehun yang baru membuka matanya langsung memeluk erat leher Chanyeol, "Chan Hyung jangan tinggalkan Sehun lagi." isakan pelannya terdengar jelas di telinga Chanyeol. Ia mencium puncak kepala Sehun saat merasa lehernya basah.

"Chan Hyung tidak pernah meninggalkan Sehun."

"Tadi Chan Hyung pergi."

Chanyeol tersenyum, mengusap pipi Sehun yang kembali dibanjiri air mata. Kedua mata adiknya memerah dan bengkak, "Sehun belum makan siang, 'kan?"

"Makan bersama Chan Hyung?"

"Iya." Chanyeol terkekeh pelan, sebelah tangannya yang tidak menopang tubuh Sehun mengusap dada bocah itu yang mulai sesenggukan.

"Chan Hyung yang masak?"

"Kau mau makan di rumah?."

"Iya. Sekarang."

Sehun mencium gemas pipi gembil Sehun. Jangan katakan Chanyeol jahat karena merasa Sehun sangat menggemaskan dalam keadaan seperti itu.

"Sehun pamit dulu sama Noona, ucapkan terima kasih sudah menemani Sehun."

"Joohyun Noona, terima kasih sudah menemani Sehun. Sehun pulang dulu ya." Sehun melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan.

.

.

Tidak sesuai rencana, Chanyeol dan Sehun sampai di rumah saat petang.

Berawal dari Chanyeol yang mendapat telepon dari pegawai restoran peninggalan ibu mereka, waktunya banyak dihabiskan untuk mendengarkan permasalahan yang muncul di sana. Lalu jalanan macet karena kecelakaan di perjalanan pulang.

Paper Plane (EXO-SC FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang