18. It Hurts

259 39 3
                                    

Chanyeol hanya bisa menahan sakit melihat Haekyung pergi bersama Rey dan seorang laki-laki asing, entah siapa.

Laki-laki itu terlihat jauh lebih dewasa darinya, kalau kata Haekyung, lebih bisa menjamin kehidupannya dengan Rey.

Pertemuan mereka hanya diisi ucapan perpisahan. Sekaligus kabar pernikahan wanita itu. Hanya kabar, tidak ada undangan. Lagipula, Chanyeol juga tidak akan datang.

Chanyeol tidak bisa mendeskripsikan apa yang ia rasakan sekarang. Yang jelas ia merasa sakit. Lagi lagi ia ditinggalkan.

Haekyung memang bukan untuknya. Bukankah Chanyeol harus menerima itu?

Drrrt drrtt

Sebuah pesan masuk di ponselnya. Dari Baekhyun. Kata Sehun, jangan lupa belikan es krimnya.

Bibirnya berkedut, hatinya terasa sedikit lebih ringan. Park Sehun, bisa apa Chanyeol tanpanya di dunia ini?

Menarik napas dalam, Chanyeol keluar dari cafe, berjalan menuju minimarket dekat persimpangan jalan. Haruskah ia membeli banyak es krim untuk Sehun?

Tidak apa apa kan? Hanya sesekali.

.

.

"Wah, banyak sekali!"

Sehun berseru senang menerima satu kantung plastik berisi es krim berbagai rasa. Setelah mengucap terima kasih, ia membawa plastik itu menghampiri Jongin yang juga berseru senang.

"Tumben sekali, biasanya kau hanya memperbolehkannya makan satu."

"Jika kau mau, ambillah."

Chanyeol menggeleng pelan melihat temannya itu yang langsung menghampiri para bocah.

"Kau sudah pulang, Chan?"

Sunmi Imo muncul dari arah dapur mengenakan celemek yang ada beberapa noda tepung.

"Iya Imo. Apa Imo sedang membuat kue?"

"Ya. Baru saja masuk oven. Kau makan lah dulu. Imo membuat ayam goreng kesukaan Sehun."

"Wah, Sehun-a, ayo kita makan."

"Sehun sudah makan, Hyung."

Chanyeol mengernyit. Tidak biasa Sehun tidak menunggunya makan.

"Bagus," ia mengusak pelan surai gelap sang adik, "pintar sekali adik Hyung bisa makan sendiri."

"Tentu saja. Sehun sudah besar."

Chanyeol tersenyum mengusap noda es krim di pipi Sehun.

"Oh iya, Hyung. Aku mau menginap di rumah Jongin ya."

Lagi lagi Chanyeol dibuat heran.

"Memang kau berani tidur tanpa Hyung?"

"Tentu saja. Aku sudah besar."

.

.

Untuk pertama kalinya, Chanyeol merasa kesepian di malam hari. Tanpa Sehun, malam ini terasa begitu sunyi.

Disela-sela jarinya yang sibuk mengetik, matanya melirik ponsel, menunggu balasan dari Yuri. Ia khawatir karena Sehun baru pertama kali tidur tanpanya. Sebelumnya, bocah itu juga selalu menolak setiap Jongin ajak menginap.

Drrrt drrrt

Sebuah pesan suara dari nomor Yuri masuk.

"Hyung, aku mau tidur. Jangan berisik. Aku sudah mengantuk."

Paper Plane (EXO-SC FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang