16.

583 77 10
                                    

Acara itu berlangsung seperti ulang tahun pada umumnya. Semua orang bersorak gembira untuk si pemilik acara yang baru saja bertambah usianya.

Balita yang terus menampakkan senyum lima jari dengan mata sipitnya yang melengkung indah itu ikut bertepuk tangan saat lilin-lilin yang melingkar di sisi kue ulang tahunnya padam dalam beberapa kali tiupan.

"Cepat potong kuenya, Sehun."

Celetukan dari satu bocah di sana mengalihkan perhatian dari si bocah ulang tahun. Jongin mendesak sahabatnya untuk beralih ke acara selanjutnya. Sepasang mata besarnya menatap penuh binar pada kue coklat-putih dengan hiasan larva di atasnya.

"Jongin pasti datang cuma mau makan kue." Sehun mendengus sebal menatap bocah seusianya yang meringis menampakkan gigi susunya. Sudah ia hapal luar kepala sifat sahabat menyebalkannya. Makanan adalah nomor satu di dalam kepala Jongin.

Para orang dewasa di sana tertawa melihat kelakuan dua bocah itu.

Sunmi Imo mendekati si pemilik acara yang mengerucutkan bibirnya lucu. "Sudah, sekarang Sehun potong kuenya."

Sehun menatap pisau di tangannya ragu, kemudian matanya bergulir dan bertemu pandang dengan sang kakak yang masih saja menggendong entah siapa—Sehun tidak ingat.

Beberapa saat sepasang saudara itu hanya saling diam sampai Chanyeol menyerahkan bocah dalam gendongan pada wanita di sampingnya. Tubuh tingginya sedikit bergeser, menempatkan diri di belakang adiknya. Mereka bersama-sama membuat potongan segitiga pada kue lalu meletakkannya di piring kecil.

"Untuk Chan Hyung."

Sehun menyendok ujung potongan kue ulang tahunnya, menyuapkannya pada Chanyeol.

"Terima kasih." Chanyeol mengusap pelan surai hitam Sehun sebelum mencium keningnya, "selamat ulang tahun."

.

.

Selesai pesta menyisakan ruangan yang berantakan dengan sampah berserakan. Sisa perjamuan dan bungkus kado tergeletak begitu saja memenuhi ruang keluarga kediaman Park.

Chanyeol yang ada dalam mode malasnya membiarkannya untuk dijadikan pekerjaan besok. Kini ia bersama Sehun duduk di sofa yang hanya dibersihkan seadanya. Persiapan ulang tahun Sehun tidak dipungkiri membuat Chanyeol lelah. Hari ini jadwalnya benar-benar penuh tanpa waktu istirahat. Urusan di kampus, di restoran, dan ulang tahun Sehun. Chanyeol ingin sekali langsung beristirahat.

Sehun sibuk menulis di kertasnya sementara ia hanya memperhatikan.

Suasana yang hening membuat suara kunyahan keripik terdengar jelas. Chanyeol memakannya sendiri, sesekali menyuapi Sehun.

"Sehun menulis apa?"

Chanyeol mendekat, Sehun dengan cepat menutupi tulisannya. "Rahasia."

"Pelit sekali." Chanyeol membuat wajah marah, menggoda adiknya. Pipinya ia buat menggembung dengan bibir mengerucut, meniru gaya marah sang adik.

Melihat tingkah yang kakaknya, Sehun memberikan kertasnya pada Chanyeol. Wajahnya terlihat bersalah dan penuh antisipasi pada respon yang lebih tua.

Chanyeol melihat tulisan Eomma dan Appa di kertas. Bocah itu belum menulis inti pesan rupanya.

"Chan Hyung kenapa tidak pernah menulis pesan untuk Appa dan Eomma?"

"Tidak perlu. Chan Hyung bisa melakukan telepati." Chanyeol memejamkan mata, meletakkan telunjuknya di pelipis. Beberapa lama ia berada di posisi itu sampai tiba-tiba berseru, "selesai. Pesannya sudah terikirim."

Paper Plane (EXO-SC FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang