Part 13

9.5K 442 23
                                    

      
              Saat ini aku hanya berdiam diri dikamar sambil menangis, mungkin saat ini mataku sudah sangat sembab. Kejadian di restaurant tadi masih terus terbayang-bayang dipikiranku, aku tidak buta, penglihatanku masih normal, jelas-jelas aku melihat laki-laki yang bersama Cindy itu adalah kak Afnan, aku melihat wajahnya saat dia memanggil pelayan restaurant, aku mengenali kak Afnan walau aku melihatnya dari samping, dari belakang saja aku sudah menduga itu kak Afnan tapi aku takut tadi kalau dugaanku salah tapi ternyata dugaanku itu benar adanya. Aku tak tahu ada hubungan apa antara Kak Afnan dan Cindy tapi saat melihat keduanya direstaurant tadi mereka seperti pasangan kekasih, apakah kak Afnan masih berhubungan dengan Cindy? Jadi perlakuan dia ke aku selama ini untuk apa? Apakah waktu dia mengatakan akan berusaha mencintai ku itu semua hanya kepura-puraan? Kepalaku sungguh sangat sakit untuk memikirkan hal ini hingga aku tak sadar aku sudah terlelap dalam keadaan sambil menangis.

       Aku terbangun dari tidurku dan merasakan kepalaku sangat sakit, kulirik handphone ku dinakas yang ternyata sudah menunjukkan pukul 15:45 aku pun bergegas kekamar mandi untuk mengambil wudhu dan setelah itu melakukan sholat Ashar.

     Setelah sholat Ashar akupun bergegas kedapur membantu Bi Mina memasak setelah sebelumnya mengganti gamisku dengan gamis rumahan. Saat sampai didapur aku kaget melihat Kak Afnan yang sudah berada didapur.

"Kakak udah pulang?," ucapku karena setahu ku Ini baru jam berapa, dan kak Afnan sudah ada dirumah.

"Iya, pas selesai meeting sama klien aku langsung pulang, soalnya rindu sama istriku ini," ucap kak Afnan sambil mencubit hidungku pelan. Tangan itu tangan yang menyentuh tangan Cindy tadi, aku tak mau marah-marah dulu pada kak Afnan karena yang kulihat tadi belum tentu Kenyataannya seperti itu, sedih memang, Siapa sih yang tidak sedih jika suaminya memegang tangan wanita lain, tapi aku mencoba untuk menahan amarah ini dan menyembunyikan kesedihan yang kurasakan, jika ditanya aku curiga atau tidak? Jelas aku curiga, bukankah kak Afnan bilang meeting sama klien tapi mengapa dia malah bersama Cindy Direstaurant? Apakah Cindy klien kak Afnan?...

"Ishh apaan sih kak sakit tahu hidungku dicubit gitu," ucapku

"Sakit Apanya? Orang kakak cubitnya pelan," ucap kak Afnan

"Yaudah kakak mandi dulu ya, gerah soalnya," ucap kak Afnan lagi dan berlalu Dari hadapan ku.

                              🥀🥀🥀🥀

       Setelah makan malam, aku keruang kerja kak Afnan sambil membawa kopi yang biasa diminum kak Afnan ketika lagi mengerjakan berkas-berkas penting perusahaannya.

"Ini kak kopinya," ucapku sambil meletakkan dimeja dan ikut Duduk disamping kak Afnan.

"Kamu belum mau tidur?" tanya Kak Afnan yang kubalas dengan gelengan.

"Kamu tidur aja dulu, kelihatannya kamu udah ngantuk banget," ucap kak Afnan lagi

"Yaudah deh kalau gitu, aku kekamar dulu ya," ucapku yang langsung bergegas kekamar.

                             🌻🌻🌻

          Tengah malam aku terbangun Karena merasakan sesuatu yang mendesak ingin keluar dari perutku, akupun langsung berlari kekamar mandi.

"Hoek... Hoek...."
Aku berusaha memuntahkannya tapi yang keluar hanyalah cairan bening.

"Kamu nggak papa?," ucap kak Afnan yang membuatku kaget.

"Nggak papa kok kak, kayaknya aku masuk angin deh," ucapku yang kembali merasakan gejolak Aneh diperutku, akupun langsung memuntahkannya lagi kewastafel dan lagi-lagi yang keluar hanyalah cairan bening sementara kak Afnan memijit-mijit tengkukku.

CEO Dingin Dan Wanita Bercadar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang