Part 8

10.2K 513 10
                                    

   Semua makanan yang kami pesan sudah tertata  didepan kami. Kulihat kak Afnan yang terus menatap kearah lain tanpa berkedip serta kulihat wajah kak Afnan memerah seperti berusaha menahan amarah. Akupun mengalihkan pandanganku kearah yang sedari tadi kak Afnan lihat, astagfirullah sungguh suatu hal menjijikkan baru saja kulihat dimana sepasang pasangan berciuman ditempat umum ini, apakah mereka tidak mempunyai rasa malu melakukan adegan itu hingga beberapa mata melihat adegan mereka? Tapi tunggu sepertinya aku kenal dengan perempuan itu, perempuan itukan cindy pacarnya kak Afnan, astaghfirullah ternyata cindy selingkuh dengan pria lain, sampai-sampai mereka melakukan hal yang tidak senonoh ditempat umum.

       Kak Afnan beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri pasangan yang masih berciuman itu. Akupun mengikuti kak Afnan.

"Ohhh jadi gini kelakuan kamu dibelakang aku?" ucap kak Afnan dengan wajah yang berusaha menahan amarahnya.

        Cindy yang mendengar suara itu langsung melepaskan ciumannya dengan pria itu.

"A-A-Afnan," ucap Cindy ketakutan

"Apa? Kagetkan?" ucap kak Afnan memasang wajah dinginnya

"Afnan ini semua nggak seperti yang kamu lihat," ucap Cindy yang berusaha mengelak apa yang sebenarnya terjadi.

"Nggak seperti yang aku lihat? Kamu pikir aku bodoh apa?" ucap kak Afnan yang mulai marah.

"Afnan aku dipaksa sama Bryan untuk ngelakuin itu," ucap Cindy yang masih berusaha mengelak.

"Hahahaha, dipaksa kamu bilang? Tapi tadi aku lihat kamu nikmatin banget ciuman itu," ucap kak Afnan tersenyum sinis

"Cindy, lo tega ya fitnah gue, kan lo yang ngajak gue liburan ke Bali, dan kita disini juga sekamar itu semua mau lo kan," ucap pria bernama Bryan itu.

"Lo apaan sih Bryan," ucap Cindy yang mulai Takut.

"Cihh, kalian liburan berdua dan sekamar? Cindy, kamu itu nggak lebih dari seorang pelacur, aku menyesal pernah kenal kamu, dan aku menyesal pernah menjadikan kamu kekasih aku," ucap kak Afnan meremehkan.

"Afnan kok kamu ngomong gitu sih," ucap cindy dengan wajah sok sedihnya

"Kenapa hah? Mulai sekarang nggak ada lagi hubungan diantara kita, aku udah muak banget lihat muka kamu," ucap kak Afnan yang dipenuhi amarah lalu berlalu pergi keluar restauran meninggalkan aku, Cindy dan pria bernama Bryan itu.

"Ini semua gara-gara lo," ucap Cindy sambil menunjuk wajahku

"Salah aku apa sampai kamu nyalahin aku?  Aku nggak pernah ngomong apa-apa dari tadi," ucap ku

"Salah lo karena lo udah rebut  Afnan dari gue," ucap Cindy

"Rebut? Aku nggak berasa rebut kak Afnan dari kamu kok, aku dan kak Afnan dipertemukan didalam ikatan halal yaitu pernikahan, suatu hubungan yang sangat diridhoi oleh Allah, sementara kamu, emangnya kamu udah pernah nikah sama kak Afnan sampai kamu berani bilang kalau aku rebut kak Afnan dari kamu? Hubungan kamu dan kak Afnan itu hubungan yang haram dan sangat dibenci oleh Allah. Mungkin ini semua adalah suatu petunjuk dari Allah bahwa nggak seharusnya kak Afnan itu masih mempertahankan hubungannya dengan kamu," ucapku menantang ucapan Cindy, entah darimana aku mendapat keberanian berbicara panjang seperti itu.

"Lihat aja, gue bakal balas semua yang lo lakuin ke gue, gue bakal buat Afnan kembali kepelukan gue, camkan itu," ucap Cindy yang lagi-lagi menunjuk kearahku

"Dan aku berharap hal itu nggak akan terjadi," ucapku tersenyum dibalik cadarku, walaupun ada juga perasaan takut, bagaimana jika kak Afnan kembali menjalin hubungan, tapi aku berusaha untuk berpikir positif, kuserahkan semua kepada Allah, baik ataupun buruknya kehidupan rumah tanggaku kedepannya.

"Udah deh malas gue ladenin perempuan model ibu-ibu kayak lo, yuk Bryan kita kehotel aja," ucapnya menarik tangan Bryan namun Bryan menghepaskan tangan Cindy

"Hari ini gue mau balik ke Jakarta, udah muak gue sama liburan ini terutama sama lo," ucap Bryan.

    Aku sudah malas mendengarkan perdebatan mereka, aku memilih untuk meninggalkan restauran itu dan bergegas ke hotel untuk melihat kak Afnan, tadi aku tidak sempat mengejar kak Afnan karena langkahnya yang sangat cepat.

                      🥀🥀🥀🥀

      Tadi sesampainya dihotel aku tak melihat keberadaan kak Afnan dikamar ini, sampai sekarang pun kak Afnan belum juga menampakkan batang hidungnya padahal sekarang sudah jam 21: 45, entah kemana perginya kak Afnan.  Aku sengaja membiarkan pintu kamar tak terkunci agar jika kak Afnan pulang dia bisa langsung masuk, akupun juga masih terjaga menunggu kedatangan kak Afnan sambil membaca novelku.

                         🍁🍁🍁🍁🍁

Afnan pov

      Saat ini aku sedang berada di sebuah bar, aku melampiaskan semua amarahku dengan meminum alkohol, entah sudah berapa banyak minuman haram itu yang masuk kedalam perutku, tapi itu belum membuatku mabuk. Tiba-tiba ada seorang wanita yang mendekatiku dan menawarkan ku sebuah minuman akupun menerima minuman yang dia berikan dan langsung meminumnnya, selang beberapa saat setelah aku meminum minuman itu aku merasakan
tubuhku yang tiba-tiba panas, akupun sadar bahwa minuman itu telah diberikan obat perangsang, aku melihat wanita yang tadi memberiku minuman itu, kulihat dia tersenyum kearahku, sial sebelum hal yang tak diinginkan terjadi aku segera bergegas pergi dari bar itu, aku mengemudikan mobil sambil menahan hasrat yang harus segera dituntaskan, aku yakin wanita tadi memberikan banyak sekali obat perangsang kedalam minumanku, aku harus cepat sampai kehotel dan segera berendam.

     Sesampainya dihotel aku langsung bergegas kekamarku, untungnya kamarku tak terkunci jadi aku bisa langsung masuk dan tak lupa mengunci kembali pintu itu.
Hal pertama yang kulihat saat berada didalam kamar adalah wajah panik dari Hana yang saat ini hanya mengenakan piyama dan membiarkan rambut panjangnya tergerai, walaupun wajahnya terlihat panik namun tak menghilangkan kadar kecantikan diwajahnya, aku sungguh sudah tidak bisa menahannya lagi, apakah malam ini aku harus mengambil hakku sebagai suami kepada Hana? Tohh tidak masalah jika aku memintanya malam ini,diakan istriku dan itu merupakan hakku sebagai suami.

     Saat Hana sudah berada didepanku tanpa aba-aba aku pun menggendongnya kearah ranjang dan meletakkannya perlahan diatas ranjang. Kubuka bajuku lalu akupun beralih menindih tubuhnya, kulihat dia ketakutan dengan hal yang kulakukan.

"Ka-kakak ma-mau nga-ngapain?" ucapnya takut, aku bisa melihat matanya kini mulai berkaca-kaca.

"Aku mau minta hak aku malam ini," ucapku yang langsung mencium bibir ranumnya itu.

       Kurasakan dia memukul pelan punggungku, akupun menghentikan aktifitasku yang menciumnya.

"Mu-mulut ka-kak bau al-alkohol, apa kakak ma-mabuk?" ucapnya yang masih gugup serta wajah yang sudah memerah sepertinya Hana sedang malu.

"Nggak, aku nggak mabuk cuma tadi--, aku nggak bisa jelasin sekarang, tapi kali ini aku benar-benar minta hak aku, kamu maukan?," ucapku yang masih menatapnya yang berada dibawahku. Kulihat dia hanya mengangguk dengan wajah yang sudah memerah. Setelah itu aku membaca do'a sebelum melakukannya dan selanjutnya yang terjadi hanya Allah, aku dan Hana yang tahu.

Afnan pov off......

*Mohon maaf kalau ceritanya nggak jelas dan jangan lupa kritikannya

*Maaf kalau partnya pendek

CEO Dingin Dan Wanita Bercadar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang