Part 19

16.6K 741 201
                                    

     
HANA POV

     Aku terbangun dari tidurku dan langsung melihat jam diatas nakas yang sekarang sudah menunjukkan jam 12:47 akupun segera beranjak dari tempat tidurku kekamar mandi untuk mengambil wudhu setelah itu kulaksanakan sholat Dhuhur.

       Selesai sholat dan membaca Al-Qur'an setelah itu akupun turun kedapur karena perutku terasa sangat lapar.

"Non Hana udah bangun?" ucap Bi Mina saat aku sudah berada diruang makan.

"Iya Bi, aku juga lapar nih, hehehe," ucapku

"Oh iya non, ini juga tadi Bibi udah masak," ucap Bi Mina sambil menunjukkan makanan yang dia masak dimeja makan.

"Iya Bi, aku makan dulu ya, Bibi udah makan?" tanyaku sambil mengambil piring dan mengisinya dengan nasi serta lauknya.

"Alhamdulillah udah non tadi," ucap Bi Mina

"Makan dulu ya Bi," ucapku
 
"Iya non, Bibi kebelakang dulu ya," ucap Bi Mina yang kuangguki.

     Akupun langsung makan dan tak lupa berdo'a dulu, Alhamdulillah kali ini aku masih bisa memakan makanan yang ada dipiringku sampai habis, ya walaupun jika sarapan setiap makananku tidak pernah habis karena pasti ujung-ujungnya aku memuntahkannya.

**********
Sebelum sholat Ashar aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Tatapanku tertuju pada salah satu baju yang ada dilemari saat aku ingin mengambil baju untuk kukenakan akupun mangambil baju itu dan mengamatinya, ya baju itu adalah baju yang ingin kubeli dipasar tadi,  tapi mengapa baju itu ada dilemariku? Apakah kak Gibran yang membelinya? Tapikan tidak mungkin kak Gibran, atau apakah kak Afnan yang membelinya? Tapi bukankah menurutnya baju ini jelek tapi mengapa dia membelinya?
Sudahlah nanti saja kutanyakan jika kak Afnan sudah pulang.

*********
"Ini apa?" ucapku sambil meletakkan baju itu dimeja.

"Baju kamukan?" ucap kak Afnan lalu mengalihkan kembali pandangannya ke laptopnya.

     Kak Afnan sebenarnya pulang kerja sekitar jam empat sore tapi aku baru menemuinya saat selesai sholat maghrib. Dan disinilah kami sekarang, diruang kerja kak Afnan.

"Ini kak Afnan yang beli?" tanyaku lagi

"Hmm,"

"Kenapa kak Afnan beli baju itu?" ucapku yang sangat lama dijawab olehnya.

"Kenapa?" tanyanya setelah sekian lama tak menjawab pertanyaanku.

     Aku hanya memasang wajah cuekku saat dia melihat kearahku.

"Ohh iya, bukannya kamu mau jadi saya beli buat kamu," ucapnya yang kembali fokus pada laptopnya.

"Tapi kak Afnan bilang baju itu jelek kenapa kak Afnan beli?" tanyaku

"Yaudah kalau kamu nggak mau buang aja baju itu," ucap kak Afnan

"Mentang-mentang kak Afnan banyak uang terus seenaknya aja bilang buang," ucapku sedikit emosi

"Yaudah kalau nggak mau dibuang pakai aja, itu juga saya beli karena kamu mau," ucapnya

"Tapi aku udah nggak mau saat kak Afnan bilang baju ini jelek," ucapku

"Baju itu cantik kok, saya cuma bohong waktu itu," ucap kak Afnan yang membuatku bingung

"Kenapa?" tanyaku

"hmm?" kak Afnan menatapku bingung

"Kenapa kak Afnan bohong," tanyaku

"Nggak kenapa-napa kok," ucap kak Afnan yang kembali fokus pada laptopnya

"Yaudah aku keluar dulu ya kak Afnan lanjut kerja aja," ucapku dan langsung keluar dari ruang kerja kak Afnan menuju dapur untuk membantu Bi Mina menyiapkan makan malam.

******

"Oke, awasi dia terus!"

"....."

  Itulah kata terakhir kak Afnan yang sempat kudengar saat aku ingin memanggilnya untuk makan malam. Aku tak tahu dengan siapa kak Afnan berbicara ditelepon, tapi yang pasti menurutku ini suatu hal yang penting.

"Assalamualaikum," ucapku saat kak Afnan sudah memasukkan handphone nya kesaku celananya.

Kak Afnan sepertinya kaget dengan kedatanganku yang tiba-tiba itu.

"Hmm Wa'alaikumsalam," ucapnya kemudian

"Maaf kak, aku cuma mau panggil kak Afnan untuk makan," ucapku sambil memperhatikan mimik wajah kak Afnan, sepertinya sesuatu yang dibicarakan kak Afnan tadi bersama orang yang entahlah siapa dia itu adalah sesuatu yang serius.

"Ya-yaudah kamu duluan aja nanti saya menyusul," ucap kak Afnan terbata-bata, akupun segera keruang makan menunggu kak Afnan disana.

******

     Aku terus memperhatikan kak Afnan disela-sela makanku, bukannya karena apa, aku hanya penasaran dengan siapa tadi dia berbicara ditelepon, dan apa yang mereka bicarakan.

      Aku merasa aneh dengan diriku sendiri, biasanya aku tidak akan memikirkan hal yang tidak penting sama sekali, tapi kali ini bukan diriku sama sekali, bahkan rasa ingin tahuku kali ini membuat kepalaku sakit karena memikirkan yang tidak seharusnya kupikirkan.

"Hmm kenapa?" ucap kak Afnan membuyarkan lamunanku.

"Hah?"

"Ada yang aneh dengan wajah saya?" tanya kak Afnan sambil menatapku

"A-a-anu kak itu, nggak ada yang aneh kok," ucapku gelagapan

"Terus kenapa lihatin saya kayak gitu?" ucap kak Afnan sambil memandangku curiga

"I-i-itu," ucapku sambil berpikir apa yang bagus untuk kukatakan

"Siapa yang lihatin kak Afnan," sambungku dengan judes

"Aneh," ucap kak Afnan pelan, namun masih bisa tertangkap oleh indera pendengaranku

"Siapa yang aneh?" tanyaku sambil memasang muka sok galak

"Saya yang aneh," ucap kak Afnan sambil melanjutkan makannya lagi.

Akupun juga melanjutkan makanku yang tertunda gara-gara hal tadi.

Maaf ya kakak-kakak kalau lama up nya soalnya aku lagi sibuk ngerjain tugas-tugas ku

Maaf kalau partnya kurang panjang

Syukron

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CEO Dingin Dan Wanita Bercadar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang