Mungkin untuk sekarang ini hubungan New dan Tay bisa di bilang selangkah lebih maju, at least itu yang New rasain beberapa waktu belakangan ini.
Gimana gak? Awalnya mereka cuman bertukar pesan singkat buat ngomongin tugas atau bimbingan, tapi belakangan mereka jadi sering chatan basa-basi gitu.
Meskipun kadang Tay masih suka sensi sama New, tapi gak jarang juga Tay nunjukin perhatiannya secara gak sadar. Kalau udah gitu, New gak akan ngomong apa-apa, karena Tay pasti bakalan langsung nyangkal hal itu.
Ini udah beberapa kali terjadi, kaya misalkan setelah mereka gak sengaja ketemu di whitewo. Tay gak sadar kalau dia udah mulai kepo sama kehidupan pribadi New. Tapi begitu New singgung, Tay langsung ngeles kaya bemo.
Contoh lain pas mereka jalan bareng ke mall dua minggu yang lalu. Tay ngomel ke New karena dia gak mau makan nasi dan kawan-kawannya, cuman mau makanan manis aja. Terakhir yang paling keliatan uwu dan bikin kalian tercengang adalah panggilan New ke Tay berubah. Dan ini Tay sendiri yang minta.
Udah selesai nonton dan puas makan manis-manis, saatnya Tay dan New pulang ke rumah masing-masing. Hari udah berubah gelap, dan besok adalah hari senin dimana mereka harus balik beraktivitas kaya biasa.
Tay tanggung jawab nganter New pulang begitu tau kalau New gak bawa mobil, tadinya mau di jemput sama bang Podd tapi Tay bilang gak usah. Dalam perjalanan pulang, Tay keingetan sesuatu.
"Kalau lagi di luar kampus kamu jangan panggil saya bapak deh. Saya tadi langsung berasa kaya om-om jadinya." ucap Tay tiba-tiba. Dia inget kejadian di mall tadi waktu New lagi antri beli ice cream, dan tiba-tiba dia manggil Tay dengan "pak Tawan".
Bukannya gimana, orang-orang langsung bergantian ngeliat kearah dia dan New. Jujur Tay paling gak suka jadi objek perhatian orang-orang. Berbanding terbalik sama New yang agak narsis.
"Lah terus manggil apa?" New kebingungan karena ini tiba-tiba banget. Lagi pula dia manggil bapak kan karena Tay itu dosennya, bukan om-om atau semacamnya.
Tay mengedikkan bahunya. "Terserah, asal jangan bapak."
"Kalau manggil sayang boleh?" ini New iseng-iseng nanya, tapi udah siap buat di semprot.
Tay ngeliat ke New sekilas, keliatan gak suka kalau diliat dari mukanya. Tapi belom juga Tay jawab, New udah ngomong duluan.
"Iya saya tau gak boleh ngelunjak!" New bergumam pelan tapi sebenernya Tay bisa denger cuman milih buat mengabaikan.
"Apa yaa.. Mister? Gak enak banget." New geleng-geleng kepala, nanya sendiri jawab sendiri.
"Tuan? Anjir udah kek lagi main servant-master." New bergidik ngeri. Tay cuman ketawa aja dengernya.
"Mas? Cocok sih tapi nanti kaya lagi manggil-" New gak lanjutin omongannya, dia gak mau keluar nama Joss dari mulutnya. Gak selama dia lagi sama Tay.
"Manggil siapa?" Tay yang denger gumaman New langsung nanya pastinya.
"Oh, bukan apa-apa. Gak penting juga sih." New ngibasin tangannya.
Masih bingung sama panggilan yang pas buat Tay, New ngacak-ngacak rambutnya kasar. "Aduh! Saya bingung. Panggil kakak aja deh ya?"
"Boleh." Tay nganggukin kepalanya.
"Kak Tay apa kak Tawan?" New coba mastiin biar gak dikira ngelunjak lagi. Soalnya dia beberapa kali denger pak Tawan dipanggil Tay oleh pak Off dan cewek di mall waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLANK SPACE
Fiksi Penggemar"Kamu tau? Kamu tuh pengganggu dalam kehidupan saya!" "What actual fuvk?!?!" Seorang mahasiswa yang terkenal dengan pesonanya untuk memikat siapapun targetnya tiba-tiba berencana membuat dosen tampan yang terkenal serius dan pujaan hampir satu fakul...