Sakit

6K 554 65
                                    

New kebangun dari tidur panjangnya, sebenernya bukan tidur sih karena New sama sekali gak tau apa yang terjadi sama dia. Sepanjang yang New inget, tadi dia tuh lagi bimbingan sama pak Tawan tapi kenapa dia sekarang udah di kamar apartemennya?

Kepala New terasa sakit banget, badannya juga lemas. Walopun begitu New berusaha bangun dari tidur buat ambil minum di dapur.

Baru aja New mau beranjak dari tempat tidur, dia udah dibikin kaget sama Krist yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya.

"Lah masih idup lo?" tanya Krist sambil dua tangannya ngulurin segelas air sama semangkok bubur.

"Kok gue bisa disini? Tadi bukannya gue lagi bimbingan sama pak Tawan?"

"Iya, sebelum lo jatuh pingsan. Untung gue sama Gun tadi ngikutin di belakang lo."

New nemuin Tay yang baru selesai ngajar di lantai lima. Langsung aja dia masuk ke dalam kelas dimana cuman ada Tay disitu sendirian. Tanpa sepengetahuannya, Krist sama Gun yang udah tau kalau New lagi gak sehat ngikutin dibelakang nya.

Karena demi membuktikan keseriusannya ke pak Tawan- ralat, demi memperbaiki nilai akademiknya mereka berdua tau kalau New bakalan tetep bersikeras buat masuk kuliah.

Di kelas, New berusaha buat setenang mungkin dan lupain soal dua minggu lalu. Dia dan pak Tawan pun diskusi kaya biasa. Sambil nahan pening di kepala dan badannya yang udah berasa capek banget, New tetep coba buat fokus karena dia gak mau kena omelan, gak buat saat ini.

"Kamu sakit? Muka kamu pucet banget gitu?" Tay tiba-tiba berhenti dari penjelasannya.

"Gak kok pak, cuman belum makan siang aja." jawab New jujur, karena emang dia belum makan siang, lagi ga nafsu katanya.

"Kenapa kamu gak makan siang dulu baru kesini?"

"Gak papa pak, saya ingin cepat selesai biar bisa pulang dan istirahat."

"Yaudah, ini udah tinggal revisi sedikit kaya yang saya bilang tadi. Sekarang kamu boleh pulang."

New pun mengangguk dan memasukkan lembaran kertas proposal itu ke dalam tasnya. Namun saat New beranjak dari duduknya tiba-tiba pandangannya berubah gelap.

Tay yang cekatan, langsung aja nangkep New yang udah mau jatoh kebawah, "New!" ucapnya setengah berteriak karena kaget.

Gak lama Krist dan Gun yang daritadi udah nunggu di luar kelas tempat Tay dan New diskusi langsung masuk karena dengar teriakan pak Tawan.

"Terus lo sama Gun yang bawa gue pulang?"

"Iyalah, siapa lagi?" Krist muter bola matanya, "tapi tadi lo sempet di gendong buat dibawa ke ruang kesehatan sama pak Tawan."

"Terus tadinya pak Tawan mau bawa lo ke rumah sakit karena lo gak bangun-bangun, tapi kita gak bolehin."

"Demi apa sih?" New kaget tapi juga seneng.

"Seneng kan lo nyet? Senyum aja udah gak usah ditahan." cebik Krist yang liat New daritadi nahan senyumnya.

"Terharu deh kalian masih inget kalau gue benci rumah sakit. Kalian terbaik emang, love you guys."

"Nyenyenye~" Krist males banget dengernya.

"Oiya, Gun mana?" New nyari-nyari karena gak liat temennya itu.

"Udah balik duluan. Gun titip pesen katanya jangan gunain otak lo kelewat batas, jadi kaget kan. Biasa otak lo gak pernah dipakai buat mikir tiba-tiba dibuat mikir keras."

BLANK SPACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang