Kurapatkan jas almamaterku lalu berjalan mengelilingi stand-stand yang dibuat oleh anak-anak UKM dalam rangka hari jadi kampus.
Ya, hari ini adalah hari jadi kampus kami dan panitia merayakannya dengan seperti ini. Konsepnya seperti Pasar rakyat.
Dimana setiap UKM, Himpunan mahasiswa dan Organisasi akan membuat booth untuk memamerkan karya mereka, menjual cemilan atau sekedar jadi studio kecil-kecilan.
Setelah menemani Melia ganti baju dan membersihkan makeup bekas tampilnya tadi pagi di upacara perayaan, kami kembali kekampus untuk menikmati acara.
Ada band kampus yang mengisi acara serta anak-anak UKM seni lainnya yang menjadi pengisi acara.
Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Dan sekarang adalah waktu shalat dhuhur.
Aku jalan bersama Melia kearah Mushala yang jaraknya lumayan jauh dari tempat acara.
Membuka sepatu dan mengambil air wudhu disamping mushala setelah itu kami masuk karena kudengar adzan sudah dikumandangkan dari dalam masjid.
Aku sebenarnya cukup merasa aneh, sebab suara yang mengumandangkan adzan kali ini sediki berbeda.
Biasanya suaranya sedikit serak-serak. Tapi kali ini, seksi.
Astagfirullah... mikir apa sih aku?
Kami bersiap shalat. Merapatkan shaf dan mulai shalat setelah takbir dikumandangkan.
***
TING!
Ponselku berbunyi, tanda pesan masuk.
Kubuka ponselku dan menemukan nama 'Pak Arkan DosPeng Man.Kelas' disana.
Segera kubuka isi pesannya.
Pak Arkan DosPeng Man.Kelas
Assalamualaikum
Sedang dimana? Selepas shalat dhuhur temui saya diruangan!
Waalaikumsalam pak,
Masih dikampus pak,
Siap! Meluncur pak!
Aku memang kadang bercanda seperti itu pada pak Arkan setelah insiden ia yang kubawa kerumah sakit.
Kuperbaiki letak jilbabku dan mengambil barang-barangku.
"Gue duluan ya Mel, dipanggil pak Arkan menghadap keruangan dia.. tungguin di booth nya si Bulan aja, atau distudio anak seni"
"Lah... lagi gini aja masih doi kasih elu kerjaan... iyadah!"
***
Kuketuk pelan pintu ruang dosen. Hening.
Kubuka pintu tersebut dan benar tidak ada orang. Jadi kuberanikan diri untuk masuk kesana. Berjalan kearah pintu pak Arkan dan mengetuknya.
"Masuk"
"Assalamualaikum pak.."
"Waalaikumsalam... duduk"
Aku duduk sesuai intruksi. Tapi setelah itu kami diam.
"Pak?"
"Hm?"
"Jadi bapak manggil saya kesini untuk diem-dieman?"
Pak Arkan melihat jam dipergelangan tangannya lalu berdiri dan mengambil jasnya.
"Ayo.."
"Lah mau kemana pak?"
"Temenin saya, hari ini kakak saya ulang tahun, saya mau beliin dia kado dan saya butuh saran dari perempuan" katanya lalu keluar dari ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Takdir
ChickLitkita tidak tahu jalan yang digariskan Tuhan seperti apa. mau manusia mencoba untuk merusaknya dengan cara apapun, garis Tuhan sudah lurus dan tak bisa dibengkokkan. Seperti kisah Athaya dan Arkandi. dua insan yang merasa bahwa Garis Tuhan benar-bena...