Part 32

611 84 2
                                    

Happy Reading!!!
















































Sebelum membaca ❤ dulu ya:)
Thank you!!!



















































Sepertinya pagi ini sudah terjadi perang dingin antara pasangan suami istri yang sama-sama tengah terdiam dengan kegiatan masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya pagi ini sudah terjadi perang dingin antara pasangan suami istri yang sama-sama tengah terdiam dengan kegiatan masing-masing. Sang istri sedang bermain ponsel dan sang suami sedang berpakaian yang sesekali melirik istrinya tanpa ingin memulai bicara. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook dan istrinya Jeon Yerim.

Tidak ada yang membuka suara. Yeri fokus sekali pada ponselnya sampai-sampai tidak berniat barang sedikit pun untuk melihat Jungkook. Jungkook menghelas napasnya kasar.

"Kau tidak berniat jalan-jalan pagi untuk menghibur anak kita?" tanya Jungkook yang mulai kehabisan kesabaran karena tidak ada yang kunjung membuka suara.

Yeri menaruh ponselnya di samping tubuhnya dan menatap Jungkook. "Tidak"

"Apakah anak kita tidak menginginkan sesuatu?"

"Anak ku. Ia tidak menginginkan apa-apa. Kau tidak perlu khawatir soal anak ini. Aku akan menjaga anak ku sebaik mungkin. Jika kau ingin menemui anakmu, silahkan saja. Aku tidak akan melarangmu. Itu adalah hak mu" Yeri bangkit dari ranjangnya dan akan pergi keluar.

Dengan cepat Jungkook menahan Yeri. "Mengapa kau selalu membawa nama Sana? Ini adalah hubungan kita. Tidak ada hubungannya dengan Sana" ucap Jungkook tegas.

Yeri menghempaskan tangan Jungkook kasar. "Jelas saja ada. Anak itu seperti dinding pemisah antara kita berdua. Kalau tidak ada anak itu, mungkin aku tidak akan melupakan kenangan kita beberapa bulan lalu. Tapi sejak saat anak itu ada, aku tidak bisa mengingat apa pun tentang kita. YANG AKU INGAT ADALAH WAJAH ANAK ITU! Wajah anak tidak berdosa!"

"Ingat Jeon Jungkook, aku tidak akan menganggap anak ku adalah anakmu seperti yang kau lakukan dulu sebelum kau mencari tahunya"

Yeri mengambil sesuatu dari laci. "Ini" Yeri menyerahkan sebuah surat yang sudah bertanda tangan dirinya. "Kau tanda tangani. Aku tidak kuat melihat anak itu terus menghantui pikiran ku. Aku tidak mau karena anak itu, anak ku juga yang kena imbasnya"

Jungkook menatap nanar surat yang di genggamnya. Surat cerai yang sudah bertanda tangan Yeri. "Apakah ini adalah akhir hubungan ku dengan Yeri? Apakah aku tidak bisa hidup bahagia bersamanya dan juga anak kami kelak?"

"Kau tidak perlu terburu-buru. Aku akan memberimu waktu sampai siap. Tapi ku sarankan secepatnya" Yeri semakin mengikis jarak dengan Jungkook. "Tolong bebaskan aku dari beban ini, Jeon Jungkook. Aku tidak ingin menderita terlalu jauh. Aku ingin hidup tenang bersama anak ini"

[1] BECAUSE GROWING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang