Part 24

742 78 3
                                    

Happy Reading!

Jungkook menarik keluar Yeri dengan sedikit kasar. Yeri meringis kesakitan, tetapi Jungkook tetap tidak menghiraukan Yeri. Jungkook membuka pintu mobil untuk Yeri dan menyuruh Yeri untuk masuk.

"Masuklah!" ucap Jungkook setia dengan nada dinginnya.

"Aku tidak mau!" ucap Yeri.

"Jangan membuatku tambah marah, Yeri-ah" ucap Jungkook.

Yeri menunduk. Jika Jungkook sudah berkata seperti itu, Yeri tidak dapat membantahnya. Dengan mata memerah dan tubuh yang lemas, Yeri masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan tidak ada yang saling berbicara. Diam dengan pikirannya masing-masing. Yeri menangis menghadap jendela dan Jungkook fokus pada jalanan. Jungkook sempat melirik ke arah Yeri. Jungkook dapat melihat Yeri sangat menyedihkan. Jungkook tidak tega, tapi apa boleh buat. Ego Jungkook lebih besar.

Mobil Jungkook berhenti tepat di depan gerbang. Jungkook memarkirkan mobilnya dengan bantuan satpam yang menjaga rumahnya. Jungkook melihat ke arah Yeri dan mendapati Yeri tengah tertidur dengan mata sembabnya.

Jungkook menggendong Yeri ala bridal style. Jungkook dapat melihat betapa sedihnya Yeri ketika Jungkook bersikap kasar padanya.

Jungkook menurunkan Yeri ke atas kasur empuk dengan perlahan, takut sang istri terbangun. Ketika sudah berhasil menidurkan Yeri, Jungkook membuka sepatu milik Yeri.

Jungkook beralih menggenggam tangan Yeri dan mengusapnya lembut. Ada kemerahan yang terdapat pada kedua pergelangan tangan Yeri akibat ulah Jungkook.

Jungkook menarik selimut untuk Yeri dan ikut berbaring di samping Yeri. Jungkook terus saja menatap Yeri yang tertidur dengan tenang. Jungkook mengusap puncak kepala Yeri lembut.
"Maafkan aku, sayang. Aku sudah berperilaku kasar padamu, padahal aku sudah berjanji akan selalu memberikan kebahagiaan untukmu. Ini semua salahku. Seharusnya aku tidak bersikap seperti tadi"

"Kau tahu, sayang? Aku cemburu. Aku cemburu melihatmu bersama laki-laki lain selain aku. Aku tidak bisa menerimanya. Jujur, aku tidak ingin memintamu untuk keluar dari dunia permodelan itu. Tetapi saat hari dimana pertama kali aku melihat kau bersama laki-laki lain saat pemotretan, aku marah. Aku tidak bisa mengontrolnya. Jika saja kau pemotretan seorang diri, maka aku tidak sekhawatir ini padamu"

Jungkook mencium kening Yeri sebelum Jungkook menyusul istrinya ke alam mimpi. Jangan lupakan bahwa Jungkook memeluk erat tubuh Yeri dan menenggelamnya kepalanya pada leher Yeri.

***

Yeri mengusap-usap kedua matanya setelah bangun dari alam mimpi yang indah. Yeri melirik ke arah tangan Jungkook dan wajah Jungkook bergantian.

Sebuah pertanyaan terlintas di benaknya. "Bukankah siang tadi Jungkook oppa marah padaku karena pemotretan itu? Tapi mengapa Jungkook oppa memeluk seperti tidak ada masalah" batin Yeri.

Tidak mau mengambil pusing, Yeri dengan perlahan menyingkirkan tangan Jungkook dari tubuhnya. Bukannya berhasil keluar dari dekapan Jungkook, tubuh Yeri malah semakin di peluk erat oleh Jungkook.

"Biarkan seperti ini" parau Jungkook.

Yeri memandang wajah damai milik suaminya itu. Rasa bersalah pun menyelimuti diri Yeri. Rasanya sakit ketika melihat Jungkook kecewa terhadapnya. Seharusnya dari sebelum menikah Yeri menepati janji untuk keluar dari dunia pemotretan, tapi dia mengingkarinya.

"Maafkan aku Jungkook oppa. Aku tidak bermaksud membuatmu kecewa. Aku pun tidak ingin Hanbin oppa gagal dalam proyeknya. Sebagai istri, aku tidak bisa melihat suamiku kecewa karena tindakan ku. Sebagai adik juga aku tidak bisa melihat Hanbin oppa gagal. Aku tidak bisa memilih diantara kalian berdua" gumam Yeri sambil mengelus puncak kepala Jungkook.

[1] BECAUSE GROWING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang