Zidan Al-fariz Akbar

13 3 0
                                    

Ruangan yang berbau obat, berjumpa dengan orang-orang kurang fit atau orang yang terluka akibat sebuah tragedi, begitulah pekerjaannya menjadi seorang dokter tidak lah mudah di pandang mata di mana secarik nyawa dari berjuta manusia di bumi ini be...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan yang berbau obat, berjumpa dengan orang-orang kurang fit atau orang yang terluka akibat sebuah tragedi, begitulah pekerjaannya menjadi seorang dokter tidak lah mudah di pandang mata di mana secarik nyawa dari berjuta manusia di bumi ini berharap padamu, agar sembuh dan dapat beraktivitas kembali.

Zidan berada di ruangannya, duduk bersandar dengan mata terpejam meratapi harinya, sosok yang tampan dan di kagumi banyak perawat perempuan di rumah sakit, tapi ia masih memilih untuk sendiri dengan alasan ia tidak mau mempunyai kekasih atau istri yang hampir satu profesi dengannya.

Tok tok tok...

Pintu diketuk secara nyaring oleh seseorang membuat Zidan sedikit terkejut.
"Ya masuk" Ucapnya, dan ternyata seorang suster dengan mimik wajah yang panik.
"Dok, pasien Rara drop dan semakin menurun keadaannya" Jelas si suster itu,  dan Zidan langsung bangkit dari duduknya menuju ruangan untuk menangani pasien itu.

Sesampainya di ruangan Zidan langsung mengambil tindakan sebagaimana yang harus ia lakukan, pasien yang di rawat hampir dua bulan itu koma di karenakan suatu kecelakaan mobil yang menimpanya kala itu.

"Kita hanya perlu menunggu kapan dia bangun dari komanya, selebihnya tidak ada yang bisa kami lakukan lagi, tapi anda tenang saja pengecekan akan di lakukan setiap hari" Jelas Zidan pada keluarga si pasien

"Terimakasih banyak dok, semoga anak saya cepat sadar" Ujar sang ibu pasien

"Sama sama kalau begitu saya permisi" Pamit Zidan dan keluar meninggalkan ruangan itu.

"Kira-kira kapan pasien itu bangun dari koma ya dok?" Tanya si suster

"Saya kurang tau semua rencana Allah kita hanya bisa berdoa dan berusaha" Jawab Zidan dengan bijaknya membuat si suster bersemu, pria yang di kagumi nya sangat lah baik dan soleh.
"jam kerja saya sudah selesai permisi" Lanjutnya akan pergi.

"Zi, nanti malam ada waktu?" Ucapnya membuat langkah Zidan berhenti di udara, dengan menghargai lawan bicara Zidan membalikkan badan dan menatap suster yang bernama Tasya.
"Kenapa?" Ucap Zidan tenang
"Nanti malam kita makan bareng yah?" Ujar Tasya
"Atur aja kabarin nanti aku dateng" Ujar Zidan dan berlalu pergi.

Tasya merupakan salah satu perawat yang dekat dengan Zidan dekat hanya sebagai teman tidak lebih, jika Tasya berharap lebih itu urusan hatinya yang harus di atur.

Zidan mengemudikan mobilnya menuju rumah, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan id massage dari Tasya

TASYA 

Di Caffe deket taman aja ya jam 7,kamu jemput aku ya Zi aku tunggu.

424Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang