Seorang gadis cantik dengan sejuta mimpi dan cintanya, yakin dengan hatinya bahwa kekasihnya-lah cinta terbaiknya, hingga pada suatu saat takdir berkata lain.
Pada dasarnya manusia hanya bisa berencana, dan Tuhan yang menentukan.
baca terus 😍 kal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.....
Disaat matahari sudah mulai meninggi, dan hampir pada puncak di atas kepala, sepasang kekasih itu memutuskan menuju mall untuk sekedar berbelanja dan memanjakan mata.
Macet di perjalanan bukanlah hal baru di pusat kota ini, dan panas yang akan membuat kepala terasa pusing.
"Bang?" Panggil Meishya, dengan tatapan lekat pada wajah tampan kekasihnya.
Zave yang merasa dipanggil pun menoleh, menatap balik kekasihnya, "Kenapa?" Balasnya lembut seperti biasa.
"Kenapa kamu mau sama aku deh, hehe kalo di pikir-pikir lucu juga, kita beda umur jauh padahal" Ucapnya dengan tertawa ringan.
"Emang cinta mandang umur?" Tanya Zave balik, dan Meishya hanya nyengir kuda.
"Hehe, iya juga sih, tapikan biasanya cowo dewasa mana mau sama ABG, aku masih 19 tahun terus kamu 25" Jelas Meishya dengan wajah polosnya.
Zave memutar bola matanya malas, lalu mengusap puncak kepala gadis itu, "Kalo aku ngga mau mana mungkin kita berjalan sampe dua tahun, terus aku tanya balik sama kamu, kenapa kamu mau sama om om gini hayo" Penjelasan Zave membuat Meishya merasa senang seperti ada yang meletup letup di hatinya, namun tertawa lepas karna pertanyaan yang di lontarkan pria tampan itu.
"Emang kamu om-om ya?" Godanya dan terus tertawa, Zave yang melihat hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum, harinya selalu bahagia jika di samping kekasihnya ini.
Mobil Zave berhasil terparkir di sebuah mall, dan kini mereka memutuskan untuk melakukan aksi mereka memanjakan mata.
"Mau kemana dulu ini?" Tanya Zave sambil menggenggam tangan kekasihnya itu.
"Pengen minum" Keluhnya.
Tanpa menjawab Zave langsung menggandeng kekasihnya itu menuju food court, dan memesan minuman yang biasa kekasihnya beli, tanpa menanyakan karena sudah sangat hafal favorit kekasihnya.
"Makasih sayang" Ucapnya manja saat menerima satu cup minuman dingin rasa Mocacino, Dan Zave merangkulnya sayang.
Baru saja Meishya tersenyum senang, Tiba-tiba ada wanita berjalan tergesa-gesa dan menabrak Zave, sepertinya dengan sengaja. Dan Zave merasa tidak enak karena beberapa paperbag nya terjatuh, Zave berniat membantu dan wanita itu dengan niat mengambil kesempatan lalu memegang tangan Zave, terlihat jelas wanita itu sengaja.
"Ahh, maaf,maaf aku buru-buru" Tuturnya dengan menatap Zave lekat.
"Oh iya ngga papa, ini belanjaannya mbak" Sela Meishya menatap tidak suka pada wanita itu.
Setelah wanita itu pergi, Meishya menatap Zave tidak bersahabat, Zave merasakan Meishya cemburu karena wanita tadi memegang tangannya.
"Ngga usah marah sayang aku ngga sengaja serius, dia dulu kan yang pegang bukan aku" Rayunya.
"Udahlah lupain" Ucapnya ketus, Zave hanya memaklumi sifat kekasihnya yang terkadang jika cemburu tak pandang bullu.
Zave menggenggam tangan kekasihnya dengan membawa ke store baju perempuan. "Mau yang mana?" Tanyanya dan Meishya hanya memutar bola matanya malas,ia masih kesal karena tadi.
"Nggak mau apa-apa" Ketusnya dengan melipat kedua tangannya di dada.
"Hm---, yaudah mba, yang ini, ini, ini, ini semua yang di gantung disini bungkus" Tutur Zave sukses membuat bola mata Meishya membesar,
"Ngga usah Zave ini banyak banget" Omel nya.
"Ngga papa sayang, maafin aku bikin kamu cemburu" Ucapnya lalu mengecup kening Meishya.
"Kamutu ya aku ngga mau semua, itu terlalu banyak" Keluhnya
"Udah nggak papa, kalo ngga suka bisa kasih temen" Ucap Zave meyakinkan kekasihnya yang bimbang.
Meishya menatap Zave tak percaya, kekasihnya ini memang selalu begitu, baik dan perhatian padanya. Saat pegawai store baju itu sedang mengemasi baju yang di pesan. Tak sengaja tatapan pegawai wanita itu mencuri pandang ke arah Zave, Meishya masih diam mengabaikan, tak lama pegawai itu menghampiri, dengan tingkah yang sedikit aneh seperti ingin menggoda Zave.
"Tuan bisakah anda meninggalkan kartu nama, jika ada model terbaru kita akan menghubungi anda" Tuturnya lembut.
Meishya yang melihat tingkah laku pegawai genit itu langsung mendekati Zave, bergelayut manja pada lengan Zave.
"Tidak perlu" Sergah Meishya.
"Soalnya store kita banyak model model terbaru nona, supaya tidak kehabisan" Jelasnya lagi masih dengan ucapan lembut.
Meishya dengan gencar langsung berpindah duduk di pangkuan Zave, mencoba menghalangi wajah kekasihnya agar tak terlihat oleh pegawai wanita itu. Zave hanya tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya itu.
"Tidak usah, tidak perlu" Meishya bangkit dari duduknya, "saya ambil dua diantara puluhan baju tadi" Lanjutnya dan meishya langsung membayar lalu menggandeng tangan Zave untuk segera pergi dari store itu.
Ketika keduanya keluar dari store itu, Zave hanya tersenyum geli mengingat tingkah Meishya tadi, gadisnya sangat cemburu menandakan begitu besar cinta Meishya terhadapnya.
"Hilang mood aku gara-gara mba mba tadi" Keluhnya ketus.
"Resiko punya pacar ganteng" Ucap Zave membanggakan dirinya dan di akhiri tawa berniat menggoda kekasihnya.
"Bodoamat!" Kesalnya lalu meninggalkan Zave yang masih terdiam.
Zave hanya tertawa geli dan mengejar kekasihnya yang sudah melangkah menjauh. Mencoba menyamakan langkahnya, dan terus merayu kekasihnya yang merajuk.
"Kita nonton ayo, jangan marah sayang" Rayunya tanpa menyerah.
"Nggak mau"
"Yaudah besok liburan ke Bali" Ucapnya sukses membuat Meishya terkejut.
"Nggak ah ngga pengen kemana mana" Tolak nya lagi.
"Aku beliin mobil baru"
"Mentang mentang banyak duwit, nggak ah aku mau makan aja laper" Keluhnya dengan cengiran.
"Pantesan, cewe emang gitu? Kalo laper suka marah marah?" Tanya Zave dalam hati. "Yaudah ayo kita makan"
Setelah memilih restoran yang ingin di kunjungi untuk makan, dan setelah selesai mereka memutuskan pulang.