Sepulang dari rumah Jenis, Meishya menuju rumah Diandra ibu dari seorang yang di cintainya, Zave.
Jaraknya dari rumah Jenis tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu kurang lebih lima belas menit.Diandra sudah menjadi sosok ibu untuk Meishya selama dua taun terakhir ini, dan bertahan entah sampai kapan, bahkan perhatian dan lembutnya melebihi sang ibu kandung nya sendiri.
Sesampainya di rumah yang bernuansa klasik modern, Meishya memarkirkan mobilnya di garasi rumah, tak lupa di perjalanan tadi Meishya membeli bingkisan, brownies kesukaan calon mamah mertuanya.
Meishya menekan bel yang tersedia di samping pintu, hingga beberapa menit asisten rumah tangga dirumah itu pun keluar membukakan pintu.
"Mba Meishya?, ayo masuk mba, ibu di dalem" Sambut mba Ani
"Hehe iya mba, makasih banyak mba Ani" Sahut Meishya ceria.Meishya, menyusuri beberapa ruangan untuk bertemu Diandra yang berada di ruang keluarga, menonton acara televisi di temani putri bungsunya.
"Bundaa?..." Panggil Meishya dan Diandra pun menoleh dengan senyuman yang merekah.
"Hay sayang" Sambut Diandra dan beranjak dari duduknya memeluk Meishya.
"KaSya!?.." Seru Yonna putri bungsu dari Daniel dan Diandra.
"Hay Na" Sahut Meishya dengan senyum manisnya.
"KaSya kenapa lama banget nggak kesini?,nggak kangen Yonna?,kaka sibuk banget yah?" Terkejutnya Meishya mendapat pertanyaan yang berbondong-bondong.
"Yonna tanya satu satu sayang kasian ka Meishya nya, disuruh duduk dulu baru tanya" Tuturnya pada sang putri, "mba Ani tolong bikinin minum sama ambil cemilan ya mba?" Lanjutnya
"Ngga usah repot-repot bunda, Meishya bawain brownies kesukaan bunda"
"Makasih sayang malah kamu yang repot-repot" Ujar Diandra tak enak hati.
Diandra melihat raut wajah Meishya yang terlihat sedang tidak baik, ia menduga Meishya sedang dilanda masalah.
Sudah biasa dan bisa dibtebak jika Meishya datang tanpa memberi kabar sebelumnya, pasti sedang ada masalah, dan dirinya lah satu-satunya perempuan yang menjadi sosok ibu selama dua taun terakhir."Kenapa masalah mama papa lagi?" Tanya Diandra memastikan.
"Iya bun"
"Masalahnya masih sama?" Tanyanya lagi, dan Meishya hanya mengangguk tanpa memberi suara.
"Yang sabar, kamu punya bunda disini yang selalu ada buat kamu, kalo kamu butuh apa-apa bilang sama bunda, bunda udah jadi bunda kamu ngga usah sungkan kalo ada apa-apa cerita sama bunda, bunda pasti dengerin sayang" Tutur Diandra panjang mencoba memberi kekuatan dan kesadaran bahwa dia tidak lah sendiri di dunia ini.
"Meishya nggak tau lagi kalo ngga ada bunda, dua taun kemarin sampai sekarang Meishya bersyukur banget bisa di takdirin ketemu sama bunda, makasih banyak bun buat semuanya" Ucapnya sembari sesenggukan.
Semasa tumbuh dari kecil hingga remaja, Meishya hanya merasakan sedikit kasih sayang dari orang tuanya, itupun hanya dari sosok ayah, entah salah apa pada ibunya hingga Meishya tak dianggap anaknya.
Jika tidak karena karirnya mungkin Meishya sudah kehilangan arah, sebuah mim tertulis, dijatuhkan oleh orang lain dan di kuatkan oleh diri sendiri,mungkin seperti itulah prinsip anak-anak broken home.
Selalu merasa kesepian,air mata nya sudah jatuh ribuan bulir, tertawa lepas dan tersenyum manis itu hanya sebagian cara untuk menguatkan dirinya, sejujurnya dia rapuh tapi mentalnya yang sangat kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
424
RomanceSeorang gadis cantik dengan sejuta mimpi dan cintanya, yakin dengan hatinya bahwa kekasihnya-lah cinta terbaiknya, hingga pada suatu saat takdir berkata lain. Pada dasarnya manusia hanya bisa berencana, dan Tuhan yang menentukan. baca terus 😍 kal...