kamu lagi

12 1 0
                                    


.....

Setelah dua hari Meishya menjalani rawat inap di rumah sakit, entah karna iba atau perasaan sayang Zave begitu perhatian dan romantis, mulai dari menyuapi nya makan, tertidur sambil duduk dengan tangan yang tak lepas menggenggaman erat jari jemari Meishya.

Dan saat ini Meishya sedang duduk di temani Zave di taman yang ada di rumah sakit,
"Cepet sembuh makanya 10 menit lagi kita pulang"

"Dih kaya dokter aja berani nentuin pulang" Sindir Meishya.

"Haha, dokter cinta aku sayang" Ucapnya.

"Huek.. Pengen muntah" Ucap Meishya dan Zave hanya tertawa.

Dan saat sedang bercanda, datanglah seorang suster menghampiri mereka berdua.
"Permisi benar dengan nona Meishya?" Ucap suster itu.

"Iya Sus benar"

"Ditunggu dokter di ruangan untuk pengecekan lanjutan" Ucap suster itu.

"Baik Sus" Ucap Meishya, dan kembali keruangan di bantu Zave dengan kursi roda.

"Ngapain harus pake kursi roda si aku sehat sehat aja perasaan" Gerutunya dan sukses terdengar di telinga Zave.

"Yang nurut, kalo sehat ya pulang ngapain masih di sini" Sindir Zave sukses membuat Meishya mendongakkan kepala.

"Pengennya juga pulang kali" Sergahnya.

Saat memasuki ruang rawat inap Meishya, terdapat Zidan yang sudah menunggu di dalam dan tersenyum menyambut kedatangan Meishya dan Zave.

"Bagaimana sudah membaik?" Tanya Zidan menghampiri Meishya.

"Sangat baik" Ucapnya antusias.

"Alhamdulillah, ada kabar baik untuk Meishya" Ucap Zidan.

Meishya menyipitkan matanya bingung kabar baik apa yang akan di dengan oleh Meishya
"Kamu sudah di bolehkan pulang Meishya karena keadaan sudah membaik" Beritahu Zidan selaku dokter yang menangani Meishya.

"Hah? Serius ini? Yeay akhirnya gue pulang" Teriak nya girang, bahagia sebagai rasanya bisa menghirup udara kebebasan.

"Tapi istirahat yang cukup, makan yang teratur dan jangan banyak fikiran ya Meishya" Ucapnya.

"Siap pak dokter!" Jawabnya antusias.

"Makasih banyak dok" Ucap Zave pada Zidan.

"Sama-sama, saya permisi" Ucapnya berpamitan.
Setelah Zidan pergi tinggallah saorang suster yang sedang mencopot infus di tangan Meishya, setelah selesai lalu suster itu menghampiri Zave dengan membawa beberapa lembar kertas yang di jepit papan untuk dasar menulis, dan suster itupun memberikan Zave sebuah catatan.
"Keluarga dari Nona Meishya harap mengurus administrasi dan ini resep obat dari dokter mohon untuk di tebus di apoteker" Ucapnya menjelaskan.

"Oh baik suster terimakasih"
Setelah bersiap untuk pulang dan yakin semuanya sudah tertata Zave menjemput Meishya di ruangannya untuk segera pulang.

"Sudah? Ayo kita pulang" Ajak Zave merangkul dan mencium kening Meishya singkat dan Meishya hanya tersenyum mengikuti langkah kaki Zave yang menuju ke luar ruangan, dan sebelum keluar Meishya menyempatkan mengambil gambar dirinya. Setelah cukup puas dengan hasil gambar yang di ambil, lalu Meishya mengirimkan pada Jenis.

To: Jenjen

"Jen gue udah boleh balik dong :v" Tulisnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Di ruangan lain ada Zidan yang sedang melamun meratapi teman kecil yang ia cinta kini menjadi milik orang lain, andai saja mereka bertemu jauh jauh hari mungkin mereka bisa bersama, Zave mengingat kejadian beberapa puluh taun yang lalu saat dirinya masih menjadi Zidan kecil yang polos dan tak tau banyak tentang dunia.

Ketika gadis kecil yang sedang memakan eskrim rasa stroberi di taman komplek dekat rumahnya dan tak sengaja cup eskrim itu terkena samparan bola hingga jatuh ke tanah dan sangat kotor, saat ini Zidan kecil melihat dan bertepatan ia baru saja ia hendak memakan eskrim yang ia ambil dari lemari pendingin di rumahnya.

Zidan kecil menghampiri gadis yang bernama Meishya duduk di samping gadis kecil itu.
"Buat kamu" Ucapnya, dan Meishya menatap Zidan dengan senang.

"Kamu serius Zidan?"

"Iyah serius buat kamu, makanya lain kali hati-hati oke?"

"Siap, terimakasih banyak banyak Zidan" Ucapnya.

"Sama-sama Meishya" Balasnya lalu tersenyum.

Meishya menyipitkan matanya dan melirik ke arah Zidan lalu senyumnya mengembang.
"Zidan janji sama aku" Ucapnya.

Zidan yang bingung dengan perkataan Meishya pun hanya menganggukkan kepalanya.
"Janji apah?"

"Cintai aku dan menikah denganku" Ucapnya sukses membuat Zidan kecil membulatkan matanya.

"Tidak.." Jawabnya sambil menggelengkan kepala.

"Kenapa?.." Jawabnya dengan raut sedih.

"Mencintai dan menikah Itu untuk orang dewasa" Ucap Zidan menjelaskan singkat.

Meishya mengangguk mengerti.
"Maka cintai aku dan nikahi aku setelah kau dewasa nanti? Berjanjilah" Ucapnya sambil menunjukkan jari kelingking pertanda kesepakatan janji.

"Baiklah" Ucap Zidan kecil itu.

Dan seketika ingatannya pada kejadian beberapa puluh tahun yang lalu, terhenti dan hancur terbawa angin saat seorang teman sesama profesinya memanggil, Raka namanya.

"Zi makan siang ayo cuaca cerah nih moody banget" Ucap Raka dan Zidan hanya memutar bola matanya malas lalu memutuskan untuk mengikuti tawaran temannya itu.

424Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang