Pertemuan

10 3 0
                                    

Waktu demi waktu sudah berlalu, masalah dan kebahagiaan terus datang silih berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu demi waktu sudah berlalu, masalah dan kebahagiaan terus datang silih berganti.
Gadis cantik yang masih sibuk dengan kegiatannya, menjalani sebuah peran menjadi gadis berpenampilan cupu, berkuncir dua berponi dan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya.

Meishya sedang take untuk sebuah sin yang mendramakan Meishya sedang berjalan menunduk, berperan sebagai gadis kutu buku.

"Siapa si nelfon gue mulu ah!" Celoteh, si cowok cool itu, dengan tangan kiri yang memegang minuman cup dan tangan kanan yang berkutat dengan handphone.

Karena dengan jalan yang menunduk, hingga tidak sepenuhnya memperhatikan keadaan di depan. Mereka bertabrakan dengan minuman cup berwarna coklat itu tumpah mengenai baju seragam Anna, ya disini Meishya berperan sebagai gadis yang bernama Anna, dan lawan mainnya adalah artis pendatang baru dengan kualitas akting yang bagus berkat judul sebelumnya.

"Duh lo jalan liat liat dong, tumpah kan minuman gue!" Cerca Dimas pada Anna.
Aktris itu bernama Dimas, dan berperan menggunakan namanya asli, sebagai cowok cool dan angkuh.

"Ma.. Maaff Dim, a.. aku ngga sengaja" Ucap Anna terbata.

"Minggir gue udah telat nih!" Ucapnya ketus, bukannya meminta maaf malah pergi seenaknya.

"Duh kotor baju aku deh, bukannya minta maaf malah marah marah" Keluhannya dengan nada tetap lembut tanpa emosi.

"Cut!!!!, break makan siang" Teriak sang sutradara.

"Bagus bagus Meishya,Dimas, kalian emang ngga ngecewain" Sanjung nya

"Makasih banyak om Fajar" Ucap Meishya pada sang sutradara.

"Pacarmu ngga nemenin?" Tanya om Fajar pada Meishya.

"Dia ada project sendiri om"

Ketika sedang asik mengobrol dengan om Fajar, handphone Meishya berdering menunjukkan id-call sahabat perempuannya, Jenis.
Meishya men-touch logo hijau yang berarti menjawab panggilan.
"Ya hallo?" Suara Meishya mendahului.

"Lo masih syuting Sya?"

"Ngga nih baru aja break makan siang" Jelas Meishya apa adanya.

"Gue samperin kesitu ya kita makan siang bareng deket lokasi kok"

"Oke gue tunggu" Ucap Meishya santai.

Jenis langsung menuju lokasi dimana Meishya syuting, di temani Zidan kebetulan teman akrabnya, sedang bebas dari tugasnya menjadi dokter.
Karena lokasi keberadaan Jenis tidak terlalu jauh, jadi tidak memakan waktu terlalu lama untuk tiba di tempat tujuan, Ketika Jenis dan Zidan sampai, Meishya sedang mengobrol asik dengan Dimas.

"Sya?!" Panggil Jenis, dan Meishya yang merasa namanya di panggil pun menoleh.

"Hey akhirnya sampe gue udah laper banget nih" Keluh Meishya

"Oh ya Sya, kenalin temen gue" Ucap Jenis, dan Zidan pun mendekat untuk berjabat tangan.

"Meishya" Ucapnya dengan berjabat tangan dan senyum manis yang tak pernah hilang.

"Zidan" Ucapnya dengan membalas jabatan tangan Meishya, dan tak lupa membalas senyuman gadis itu.

"Nggak kalah ganteng sama Zave kan?" Goda Jenis.

"Apansi lo Jen, namanya kaya temen kecil gue dulu" Tutur Meishya.

"Ah kebetulan namanya sama mungkin" Elah Zidan mungkin benar hanya nama yang sama.

"Hehe iya mungkin, lagian gue juga nggak tau sekarang dia di mana" Tutur Meishya dengan raut sedikit kecewa.

"Gila Sya lo cupu banget kaya gini hahaha" Ejek Jenis yang baru menyadari penampilan sahabatnya ini berubah drastis.

"Sialan lo, ya emang gini peran gue" Sergahnya
Mereka bertiga pun menuju restoran terdekat dari lokasi.
Saat mereka sedang menikmati santapan yang mereka pesan, Zidan membuka suara.
"Kamu keren deh, udah lama terjun ke dunia hiburan?" Tanya Zidan, Meishya yang merasa pertanyaan itu di lontarkan untuknya hanya bisa tersenyum kaku.

"Ah biasa aja ko, ya lumayan lama sih" Jawabnya kaku

"Ga lumayan lagi dari kecil gila" Celah Jenis membenarkan.

"Bakat kamu memang di dunia hiburan kalo gitu sya" Ucap Zidan

Mereka lanjut menikmati makanan masing-masing dan tak lama memilih kembali karena Meishya harus melanjutkan pekerjaannya.
Waktu terus berjalan hingga tak terasa matahari hampir kembali ke ufuk barat, masih ada beberapa jam lagi untuk Meishya menyelesaikan pekerjaannya sebelum pulang, ponselnya berdering dan ternyata panggilan dari sang kekasih tercinta, Zave.
Dengan senang hati Meishya menjawab panggilan itu.

"Iya hallo" Ucap Meishya mendahului

"Lagi ngapain sayang?" Suara Zave yang lembut selalu membuat Meishya luluh.

"Duduk aja nih istirahat" Ucapnya

"Semangat gaboleh lesu gitu dong" Ucap Zave menyemangati kekasihnya, ia sangat paham Meishya merindukannya karena sudah beberapa minggu tak bertemu.

"Aku kangen" Keluh Meishya

"Aku tau sayang sabar nanti kita ketemu ko" Ucap Zave menenangkan.

Setelah asik mengobrol dengan kekasihnya beberapa menit Meishya pun melanjutkan sisa sisa kerjaannya.
Jam sembilan malam Meishya pulang setelah berkerja seharian demi kejar tayang.
Meishya memutuskan melewati jalan pintas agar cepat sampai dirumahnya, meskipun Meishya tau jalan itu lumayan sepi.

Saat Meishya asik menyetir melewati jalan itu, Tiba-tiba mobilnya berhenti, bagian depannya ber-asap, Meishya sangat panik lalu keluar dari mobilnya.
Memutuskan menelfon Jenis meminta bantuan.

Ketika telfon terhubung, dengan nada paniknya Meishya menangis.
"Hallo Jen, lo bisa kesini jemput gue mobil gue keluar asep, gue lewat jalan pintas sepi banget ngga ada kendaraan satupun yang lewat" Ucapnya gemetar sambil menangis.

"Sya tenang dulu. Gue lagi jauh buat kesitu sekarang ngga mungkin banget, gue suruh Zidan kesitu ya" Ucap Jenis.

"Yaudah siapapun pokoknya gue takut banget Jen" Tuturnya.

"Yaudah lo jangan nangis, lo udah suruh Zave kesitu?"

"Dia nggak bisa di hubungi Jen" Ucapnya semakin panik dan tangisnya pecah.

"Oke gue telfon Zidan" Panggilan langsung terputus, dan Jenis langsung meminta bantuan Zidan dan langsung mengirimkan alamat dimana Meishya berada.

Tak lama Zidan datang dan Meishya yang sedang meringkuk di bawah rerumputan, dengan memeluk kedua kalinya dan tangan yang menggenggam ponselnya erat.

"Sya?" Sapa Zidan memastikan.
Meishya langsung mengangkat kepalanya, menatap Zidan mengharapkan bantuan.

"Tolongin gue" Ucapnya menangis.

"Iyaiya lo tunggu disini, tenang jangan nangis oke" Ucapnya berusaha menenangkan.

Zidan dengan tenang menuju mobil Meishya, setelah beberapa menit mengecek, lalu Zidan kembali menghampiri Meishya.
"Ngga papa ko Sya, gue telfon montir buat kesini ngambil mobil lo, lo pulang bareng gue aja" Ucap Zidan tenang.

"Gue takut mobil gue meledak makanya gue sampe nangis" Ucapnya menghapus air mata yang keluar tak henti, tingkah lucu itu berhasil membuat Zidan tertawa.

"Haha, ya enggak lah, lo lucu juga ternyata" Ucapnya meledek. Lalu Zidan mengantarkan Meishya pulang hingga di depan rumahnya dengan selamat.

424Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang