14. The Congress

4K 904 83
                                    

Suasana di ruang Kongres terasa begitu mendebarkan. Rupanya, pemuda yang hadir pada Kongres hari ini jauh lebih banyak daripada jumlah pemuda yang hadir dalam Kongres I yang diselenggarakan dua tahun lalu. Ada perwakilan-perwakilan pemuda dari Jong Java, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, dan lainnya.

Aku duduk di sebelah kiri Wati, di sebelah kiri ku ada seorang pria yang tak aku kenali, sedangkan Mas Arif ternyata duduk di seberangku. Sial, aku kan butuh Mas Arif untuk menjadi penerjemahku. Kalau begini sih tentu saja aku sama sekali tidak akan mengerti isi Kongres ini!

Mungkin Mas Arif lupa kalau aku membutuhkannya sebagai penerjemah. Dengan suara pelan, aku berusaha memanggilnya, "Mas! Mas Arif!"

Yang ku panggil sepertinya tidak mendengar, aku pun kembali memanggilnya dengan suara yang sedikit lebih keras, "Mas!"

Bukan Mas Arif yang mendengar panggilanku, melainkan seorang pria yang ada di sebelahnya. Pria itu kemudian menepuk pundak Mas Arif dan menunjuk ke arahku. Mas Arif pun menoleh ke arahku, ia bertanya dengan suara pelan, "Ada apa?"

Aku menjawab pertanyaannya masih dengan suara pelan, "Aku butuh penerjemah,"

Mas Arif menepuk dahinya dan tertawa, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arahku. Dengan sopan, Mas Arif bercengkerama dan meminta pria di sebelahku untuk bertukar posisi duduk dengannya. Pria itu mengangguk setuju.

Huft, syukurlah.

Kongres diawali dengan seorang pria bernama Soegondo Djojopoespito yang menaiki mimbar. Kata Mas Arif, Soegondo adalah ketua Kongres Kerapatan Pemuda kali ini, ia juga merupakan perwakilan dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia atau PPPI. Di atas mimbar, Soegondo menyampaikan isi pembukaan sebelum Kongres secara resmi dimulai.

"Dames en heren, laten we samen lof aan de aanwezigheid van de Almachtige God, voor Zijn zegeningen en begeleiding van zijn genade, we kunnen verzamelen in deze plaats in een gezonde toestand zonder dat er iets ontbreekt (Hadirin semuanya, marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan tuntunan rahmat-Nya, kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat tanpa melewatkan apapun)."

Aku menengok ke arah Mas Arif, memintanya untuk menerjemahkan kalimat yang disampaikan oleh Soegondo tadi. Mas Arif pun menerjemahkannya secara ringkas. Soegondo melanjutkan kalimatnya yang berisi ucapan pembukaan mengenai tujuan diadakannya Kongres ini. Seluruh hadirin bertepuk tangan setelahnya, aku yang tak paham dengan ucapannya pun hanya ikut-ikutan bertepuk tangan.

Seorang wanita berjalan menaiki mimbar dengan anggun. Parasnya sangat cantik! Ia berdiri di atas mimbar sebagai pembicara pertama dalam Kongres ini. "Para pemuda dan pemudi, saya Poernomowulan, perwakilan dari Jong Java. Sebagai seorang guru, saya akan menyampaikan pemikiran saya mengenai pendidikan ..."

Nona Poernomowulan menyampaikan pemikiran dan sarannya tentang dunia pendidikan. Sembari memperhatikan Nona Poernomowulan yang tengah berbicara, Mas Arif juga menerjemahkan ucapan Nona Poernomowulan kepada ku.

Tanah Airku [SUMPAH PEMUDA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang