author's note:
halo! bagaimana kabarnya? ini adalah bonus chapter terakhir dari buku ini. kuharap kalian dapat menikmatinya, yaa! siapkan hati dulu sebelum baca, ok? 👀selamat membaca!
📃📃📃
Malang, 2028.
Aku mengoleskan lipstik berwarna baby pink di bibirku sembari merapikan tatanan rambut. Hari ini adalah hari pernikahan Mbak Ayu dan Mas Dwi. Setelah menjalin hubungan jarak jauh selama delapan tahun, akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Aku selalu terkesima tiap kali mendengar cerita Mbak Ayu tentang kisah cinta mereka.
"Lana, masih lama?" Dari balik pintu kamar, ibuku bertanya.
"Sebentar lagi, Bu," balasku seraya mengambil ponselku yang masih tergeletak di atas tempat tidur.
"Tunanganmu sudah di bawah, Lan. Ibu dan bapak duluan, ya."
Ah, tunanganku sudah tiba untuk menjemputku rupanya. Dengan sigap aku meraih barang-barang yang akan kubawa ke acara pernikahan sepupuku. Beberapa menit kemudian, aku pun keluar dari kamar dan mendapati tunanganku tengah duduk di ruang tamu sembari tersenyum manis. Ia menatapku lekat-lekat, kemudian berkata, "Sudah? Yuk kita jalan."
Kami melangkah menuju mobil miliknya yang terparkir di halaman rumah. Ibu dan bapakku berangkat dengan mobil keluargaku, sedangkan aku berangkat dengan tunanganku. Lokasi pesta pernikahan sepupuku cukup jauh dari rumah, Mbak Ayu dan Mas Dwi mengadakan pesta pernikahan di Gedung Krida Budaya.
"Mas, aku pinjam powerbank kamu ya," ucapku sambil menggenggam powerbank hitam milik tunanganku.
"Lupa charger ponsel, ya?" duganya yang tepat sasaran.
"Kenapa sih Mas dari dulu selalu tepat sasaran kalau nebak," tanyaku keheranan.
Ia tidak menjawab pertanyaanku dan malah mengalihkan topik obrolan. "Tahun depan kita susul Ayu dan Dwi yuk, Lan?"
Aku menoleh ke arahnya yang sedang menyetir mobil. "Iya, Mas. Semoga kita bisa menyusul ya di waktu yang tepat."
"Omong-omong, aku masih penasaran dengan cerita kamu dulu, Lan. Kamu pernah cerita kalau katanya Ayu dan Dwi pernah bertemu jauh sebelum mereka satu sekolah. Maksudnya gimana, Lan?" Tunanganku itu tiba-tiba bertanya, membuatku kebingungan untuk menceritakannya.
"Mas, kamu percaya reinkarnasi?" Sebelum mulai bercerita, aku mau menanyakannya terlebih dahulu.
"Gak tahu, memang kenapa?" katanya sambil mengangkat kedua bahunya, "mungkin reinkarnasi benar-benar ada, tapi mungkin juga tidak. Entah deh, aku gak pernah kepikiran tentang itu. Biarkan yang seperti itu menjadi rahasia semesta, Lan."
Jawaban dari tunanganku itu berhasil membuatku menganggukkan kepala. Dahulu sebelum aku diceritakan oleh Mbak Ayu tentang kisah cinta mereka, aku juga tidak begitu yakin tentang kebenaran reinkarnasi. "Mas, Mbak Ayu dan Mas Dwi itu pernah saling mencintai di zaman Majapahit."
Mata tunanganku membulat, ia langsung mengalihkan pandangannya kepadaku. "Maksud kamu? Mereka bereinkarnasi dan bertemu lagi di masa ini? Serius, Lan?"
"Iya, serius. Mas Dwi itu reinkarnasi dari raja keempat Majapahit, namanya Hayam Wuruk," terangku yang membuat tunanganku itu membuka mulutnya lebar-lebar.
"Hayam Wuruk? Oh, satu zaman dengan Gajah Mada, ya?" balasnya yang kubenarkan, "wah, keren juga aku masih ingat pelajaran Sejarah."
"Dih, kamu kan kerjanya tidur mulu kalau jam pelajaran Sejarah, Mas." Aku meledeknya, ia pun tertawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Airku [SUMPAH PEMUDA]
Fiction Historique[Dream World] 15+ Jika semesta membawamu kembali untuk melihat sejarah perjuangan bangsamu, lantas perubahan apa yang akan kamu lakukan untuk negeri ini? "Masa depan bangsa ini ada di tanganmu, Lana." 25 Mei 2020 - 28 Oktober 2020