"Menyebalkan!"
Dengan mengibaskan tangannya, An ChangDe membuat set teh di atas meja jatuh ke tanah. Dia sangat marah sehingga dia menjadi terengah-engah, wajahnya memerah, dan dadanya berdetak dengan cepat. Hanya memikirkan bagaimana An ZiRan menyelesaikan krisis, dia memukul meja dengan frustrasi.
Bang bang. Suara keras itu mengejutkan istri dan selir itu. Ketika mereka masuk, pecahan porselen dan teh yang tumpah bisa terlihat di seluruh lantai.
Wu Zhi menyukai set teh ini. Segera dia memarahi, "An Chang De, kamu mau mati. Betapapun marahnya kamu, kamu tidak bisa melampiaskannya dengan memecahkan satu set teh ini. Tahukah kamu betapa mahalnya satu set teh ini?"
An Chang De segera menjadi tenang. Dia merasa canggung. Karena saat marah dia lupa bahwa satu set teh ini adalah favorit istrinya. Biasanya, mereka bahkan tidak mau menggunakan perangkat teh ini. Jika bukan untuk pamer kepada tamu yang berkunjung sehingga mereka tidak akan dipandang rendah (karena murah), dia tidak akan mau mengeluarkan set teh ini.
Wu Zhi melihat bahwa dia menyesal, jadi dia mendesah sekali, duduk dan berkata, "Bicaralah, apa yang terjadi yang membuatmu begitu marah?"
Dia tahu suaminya tidak akan marah tanpa alasan. Sesuatu yang besar pasti telah terjadi. Set tehnya tidak bisa dikorbankan dengan sia-sia.
"Tentu saja karena anak sialan Chang Fu itu," kutuk An ChangDe. Dia menoleh dan melihat Wu Zhi memberinya tatapan penuh arti. Kemudian dia melihat Zhang Wan Qin berdiri di luar ruangan. Dia adalah seseorang yang pendiam dan tahu tempatnya, sehingga orang lain sering mengabaikannya. Apa yang dikatakan selanjutnya tidak dapat diketahui orang lain, jadi dia berkata, "Wan Qin, lihat apakah Ming Rui menyelesaikan tugas hari ini. Jika tidak, awasi dia."
Zhang Wan Qin diam, tapi dia tidak bodoh. Mendengar dia mengatakan itu, dia tahu bahwa apapun yang dia ingin katakan dia tidak ingin dia tahu. Dia tidak banyak bicara, hanya dengan patuh menjawab, "Ya, suami."
Lalu dia pergi.
Wu Zhi melihatnya pergi dan tertawa dingin. Meskipun dia tidak menyukai Zhang Wan Qin, tidak banyak yang bisa dia lakukan, karena An ChangDe sangat menyukainya (Zhang Wan Qin). Selain memiliki karakter lembut, dia membuat suaminya puas. Selain itu, putra kedua, An Ming Rui, pada usia lima belas tahun, sudah menjadi sarjana. Dia gagal dalam ujian kekaisaran, tetapi dia baru berusia sembilan belas tahun, dia masih memiliki banyak peluang.
Sebaliknya, putranya, An Yao Zong, adalah orang bodoh yang tak berdaya. Dia seperti An ZiRan sebelumnya, hanya tahu cara makan, minum, dan berjudi, tanpa minat belajar. Wu Zhi selalu marah. Tetapi memukul atau memarahi tidak ada gunanya dan dia enggan melawan putranya. Memukulnya hanya akan membuatnya merasa sedih. Jika tidak seperti ini (karena putranya), pasangan ibu dan anak itu (Zhang Wan Qin dan An Ming Rui) tidak akan bisa berlama-lama di depannya. Tapi tunggu saja. Dia tidak akan membiarkan pasangan itu melompati kepalanya.
"Apa yang An Zi Ran lakukan sampai membuatmu semarah ini?"
Sebagai seorang wanita, tidak pantas bagi Wu Zhi untuk menunjukkan wajahnya di depan umum, jadi dia tidak tahu bahwa An ChangDe pergi menemui hakim daerah.
An Chang De segera memberitahunya seluk beluk apa yang terjadi. Awalnya, dia ingin menunggu sampai rencananya berhasil sebelum memberitahunya, untuk membuatnya bahagia, tetapi dia tidak berharap untuk gagal. An ZiRan, hama itu, dia benar-benar bersedia berpisah dengan pinjaman itu. Benar-benar tidak terduga.
Wu Zhi berdiri dengan ekspresi tidak percaya. "Apa katamu? bocah itu benar-benar menyerahkan uang sebanyak itu? Bukan hanya itu, dia menurunkan sewa penyewa dari tujuh puluh persen menjadi empat puluh persen? Apakah ini berita nyata?"
Bahkan dia tidak percaya bahwa An ZiRan akan begitu murah hati. Hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah An ChangDe tertipu.
"Bagaimana bisa berita ini salah? Semua orang membicarakan masalah ini. Mereka juga mengatakan bahwa An Zi Ran adalah Buddha yang hidup, mereka lupa bagaimana An ChangFu mengeksploitasi mereka ketika dia hidup!" Hanya membicarakan hal ini membuat An ChangDe marah. Reputasi keluarga An menjadi baik, sekarang akan lebih sulit baginya untuk mengambil alih.
"Kapan bajingan itu menjadi begitu pintar? Bagaimana dia bisa tidak ragu-ragu?"
Wu Zhi mulai merasa cemas. Jika dia membiarkan An ZiRan memberikan aset keluarga seperti itu, bahkan jika mereka mendapatkan aset keluarga An itu hanya akan menjadi cangkang kosong. Lalu apa gunanya? Sekelompok orang kacau... mereka mungkin akan kehilangan uang.
"Tidak bagus, tidak bagus. Kita harus memikirkan cara untuk mendapatkan aset keluarga An secepat mungkin agar saya bisa tenang."
"Istri ku, apa kamu punya ide?" An Chang De tahu bahwa mereka hanya bisa mengandalkan keluarga ibu Wu Zhi sekarang. Hakim daerah berjanji untuk membantunya terakhir kali, tetapi jika An Zi Ran menggunakan kontak ayahnya, maka hakim daerah mungkin tidak akan membantunya jika dia tidak memiliki seseorang yang lebih berpengaruh untuk mendukungnya.
"Tunggu saja. Aku tidak akan membiarkan bajingan itu bersenang-senang." Wu Zhi berkata dengan ekspresi kalkulatif. (memperhitungkan keejadian selanjutnya)
An Chang De merasa lega. Dengan bantuan keluarga istrinya, An ZiRan pasti akan mendapatkan balasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Big landlord ( 大地主) By Yin Ya ( 尹琊 ) [Bahasa Indonesia]
RomanceMC memasuki tubuh putra tertua keluarga An, An Ziran, seorang bocah lelaki sombong berusia 16 tahun yang beratnya 78 kg (~ 171-172 lbs), yang hanya tahu cara makan, bermain, dan tidur. Melihat tubuh saat ini, An Ziran memutuskan prioritas utamanya a...