PART 21 LELAH

2.5K 120 16
                                    

Vote 150 dan komentar banyak aku up
Kalo mau tau kelanjutannya silahkan vote dan komennya

Selamat membaca 🤗

Hari sudah berganti menjadi gelap, matahari sudah kembali ke tempat asalnya kini berganti dengan bulan dan bintang yang sudah setia.

Sisil sampai di depan gerbang megah yang begitu gagah membuat siapapun pasti mengagumi rumah tersebut.

" Thanks Riz " ucap Sisil

" Yoi sans aja, gue balik dulu ya " pamit Rizki

" Hati - hati " _sisil Rizki pun mengangguk

Sisil berjalan memasuki gerbang, di depan rumahnya ternyata sudah ada vino yang sedang duduk memainkan hp sambil meminum coklat panas.

Vino merasa kedatangan seseorang lalu ia mendongakkan kepalanya menatap orang yang datang.

" Habis dari mana ? Wajahmu kenapa ?" Tanya vino dengan sorot tajam

" Hm, habis latihan turnamen bang, kalau wajah kan namanya juga latihan pasti beginilah udah biasa, maaf ya bang Sisil nga telpon abang, hpnya lobet " jawab Sisil dengan santainya

" hmm, sejak kapan kamu ikutan kayak gitu ?" tanya vino

Sisil memutar bola matanya dengan malas

"Dari dulu juga sering latihan, tapi mulainya sekarang, kata Tito ketua kelas nyuruh Sisil buat ikut turnamen taekwondo, katanya 2 Minggu lagi lomba tapi entah, Sisil sebagai perwakilan cewe dikelas semuanya pada peminim bang " jelas Sisil begitu panjang

" Hmm, Abang ngerti, ayok masuk ! " Ajak vino Sisil mengangguk

Vino masuk kedalam rumah diikuti Sisil dari belakang, rumahnya cukup sepi hanya terdengar suara tv yang sedang ditonton mamanya dengan santai sambil memakan cemilan ringan.

Sisil memasuki ruang tengah yang terdapat papanyabberdiri ditangga, sambil menatap tajam gadisnya. Sebenarnya Sisil sangat malas untuk pulang kerumahnya hari ini, takut papanya marah.

" Habis dari mana ? " Tanya Mahendra dengan nada dingin

" Latihan taekwondo pa " jawab Sisil

" Sampe malem kayak gini ? " Tanya Mahendra

" Iya pa, pulang sekolahnya sore " jawab Sisil dengan mudah

" Mau jadi apa kamu kedepannya hem ? Dengan sikapmu ini, bikin papa nggak percaya punya anak perempuan, dengan kelakuan sompral kayak kamu " tanya Mahendra lalu menghadap Sisil membuat hati Sisil tergores dengan satu kata ' sompral '

" Papa tidak pernah mengajarkan mu menjadi anak seperti ini, yang tidak punya aturan "  lanjut Mahendra

Sontak mamahnya berbalik melihat suaminya mengucapkan kata - kata seperti itu. Lalu ia menghampiri dan ikut berdiri disampingnya Mahendra

" Ada apaan sih pa ? " Tanya Devi dengan wajah seperti tidak tau apa - apa.

" Keliatannya " jawab Mahendra dengan santai

" iya pa maaf, Sisil nggak bakal ngulangin lagi kok, maaf hiks " balas sisil

" maaf - maaf itu yang sering kamu katakan, ubahlah sikapmu sebelum ada kata terlambat " Mahendra yang sudah marah memuncak

" iya pa " jawab Sisil dengan menundukkan kepalanya

" Semua orang tua menyayangi anaknya dengan dengan cara berbeda, jadi papa minta turuti keinginan papa karena itu adalah hal baik untuk kamu" tegas Mahendra Sisil hanya menunduk takut bagaimana ia adalah seorang ayah

TRAPSILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang