PART 22 LEMAH

2.4K 117 17
                                    

Vote 150 dan komentar banyak aku up
Kalo mau tau kelanjutannya silahkan vote dan komennya

Selamat membaca guys🤗

Cairan merah keluar dari hidung sisil

" Darah " gumam Sisil yang menatap tangannya

' bruuuuk ' badan Sisil jatuh seketika dihadapan vino

" Sisil " teriak vino

Dengan cepat vino membawa ponsel Sisil dan menelpon salah satu dokter pribadi keluarganya.

" Halo dok, saya membutuhkan pertolonganmu mohon untuk dipersiapkan " vino dengan cepat vino mematikan handphonenya secara sepihak tanpa mendengarkan balasan dari dokter.

" Siil bangun " ucap vino sambil membersihkan darah yang ada di hidung Sisil yang terus mengalir membuat vino semakin khawatir.

" Ada apa bang " tanya Devi

" Alama tuh bocah kenapa ? " Tanya Devi

" Nggak tau mah " jawab vino

" Yaudah kita bawa aja dia ke rumah sakit " titah Mahendra yang baru saja keluar dari kamar untuk pergi bekerja.

Vino membopong Sisil keluar kamar dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju mobil miliknya.

" Cepet pa hiks mamah khawatir " Devi

Mahendra yang sedang mengemudi mobilnya dengan kecepatan semaksimal mungkin, bahkan tak sedikit orang merasa kesal dengannya, sama dirinya juga khawatir dengan keadaan Sisil seperti ini.

" Sill bangun, dengerin Abang bangun, cepetan pa " titah vino yang sedang memeluk Sisil

Kini mereka sampai di rumah sakit milik kakeknya yang tinggal di Bandung. Vino keluar dari mobil dan membawa Sisil masuk ke dalam meminta tolong kepada dokter dan suster.

Sisil dimasukkan ke UGD rumah sakit ditangani oleh dokter pribadi.

Devi yang menangis dipelukan Mahendra sedangkan vino yang sedang pasrah menerima keadaan saat ini.

Sudah menunggu 15 menit akhirnya dokter Adrian keluar.

" Bagaimana keadaan adik saya dok ? " tanya vino

" Sisil hanya kecapean aja, ia cuma butuh istirahat yang cukup dan jangan membuatnya stres itu aja saran dari saya " jelas Adrian

" Hahh syukur dah , makasih ya udah tanganin Sisil " ucap Mahendra dengan lega Devi dan vino juga sama - sama lega dan diangguki Adrian

" Saya permisi dulu, nanti Sisil akan dipindahkan ke tempat pribadi " pamit Adrian dan diangguki vino.

Setelah kepergian Adrian Sisil dipindahkan ke rawat inap VVIP yang biasa digunakan oleh keluarganya jika ada yang sakit.

Ceklek

pintu ruangan terbuka menampilkan seorang wanita yang sedang berbaring di belangkar rumah sakit, dengan wajah pucat serta saluran infus yang menancap tangannya membuat hati vino takut, takut akan kehilangan orang yang ia sayangi.

Devi menghampiri Sisil lalu duduk di pinggir ranjang yang sudah ada kursi disampingnya. Sementara Mahendra dan vino yang sedang berdiri dengan wajah khawatir

" Sil, bangun sayang kamu kenapa ? Hiks " ucap Devi sambil mengelus - elus puncak rambut sisil.

Setelah 5 menit mereka menunggu akhirnya Sisil membuka mata.

Cahaya masuk ke retina membuatnya sedikit mengerjap lalu ia beralih menatap mama, papa dan abangnya, mereka yang sedang memandangnya dengan wajah sendu membuat Sisil tidak suka melihat seperti ini.

TRAPSILA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang