Part 11. Pindah mansion?

111K 7.4K 117
                                    

Pagi ini tepat seminggu setelah Nisa menghilang sesaat,Serkan memutuskan untuk pindah mansion. Keputusan yang di ambilnya tidak bisa diganggu gugat.

"Bunda Serkan pergi ya,Nisa juga Serkan bawa"pamit Serkan.

"Twins kakak pergi tapi kalian tetap dalam pengawasan kakak. Jadi,jangan macam macam"ucapnya lagi.

"Bunda,Teresa,Tanisa Nisa pergi ya. Sering sering ke tempat Nisa. Nisa juga bakalan sering sering kesini." Pamit Nisa

"Iya hati hati ya dijalan" ucap bunda lagi.

Mereka pergi meninggalkan mansion utama ke mansion Serkan. Mereka pindah hanya membawa satu pembantu dan beberapa penjaga. Sesampainya di mansion Serkan,Nisa dibuat takjub mansion itu di desain dengan ukiran tangan berbentuk batik di bagian depan pagarnya. Dan dalamnya perpaduan antara gaya eropa dan asia.

"Itu kamarmu" ucap Serkan sambil menunjuk salah satu kamar.

"Dan itu kamar saya. Kamu tidak boleh masuk ke sana tanpa sepengetahuan dan se izin saya." Ucap Serkan dingin,tegas dan aira yang mencekam. Berbeda dari Serkan yang tadi berada di mansion utama.

"Baiklah. Apakah kita tidak sekamar?"

"Apakah kau pantas sekamar dengan ku?"

Nisa terdiam dan menunduk mencengkram ujung kemeja polosnya. Sebegitu hinakah dirinya di mata suaminya? Apa yang terjadi dengan suaminya? Mengapa ia berubah? Perasaan Nisa tadi pagi dan kemarin suaminya masih bersikap manis dan hangat padanya. Namun kini apa yang terjadi padannya?

"Baiklah,jika anda membutuhkan sesuatu anda bisa memanggil saya. Saya duluan"Nisa berucap lalu meninggalkan Serkan sendirian di lorong itu membiarkan badanya habis ditelan dinding.

Masuk kedalam kamar membereskan beberapa barang miliknya yang ia bawa dari mansion utama ke sini. Lalu membaringkan tubuhnya di kasur batinnya tersiksa,fisiknya lelah,  serta pikirannya kacau.

Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah menyerah? Hey jangan bodoh umur pernikahannya baru sebiji jagung. Apakah ia harus membiarkan pernikahanya dalam zona toxic? Membiarkan keadaan terus menerus seperti ini.

Suami istri yang tinggal serumah tapi tidak sekamar apakah itu bagus? Bukankah katanya tidak sekasur saja tidak boleh? Namun apa kini yang ia hadapi?

Karena kebanyakan berfikir ia tertidur fisik,fikiran dan batinya ia istirahatkan sebentar. Agar lebih kuat mengahadapi jalan hidupnya kedepan.

Sorenya ia bangun tepat jam 05.00 PM,membersihkan diri kemudian mengembangkan sajadah menjalankan kewajibanya. Setelah selesai ia mengangkat tangannya dan berucap beberapa kalimat,meminta perlindungan pada yang kuasa,meminta agar dijauhkan dari bahaya,meminta rezeki,mengucap syukur dan beberapa kalimat lainnya.

Namun saat ia mengucap beberapa kata terakhir air matanya menetes,hatinya tidak kuat ia lemah saat berhadapan dengan sang kuasa. Ia menjadi hambah yang lemah dan cengeng saat di depan penciptannya,namun saat didepan ciptaanya ia berubah menjadi sosok yang tegar.

Berucap beberapa kata yang membuat hatinya teriris,jantungnya berdetak cepat,air matanya meleleh seperti aliran air sungai.

Mengeluarkan segala keluh kesanya pada sang kuasa,mengeluarkan segala fikirannya,menjadikan sang kuasa teman tempat ia berbagi cerita karna baginya Tuhan adalah teman terbaik yang tak kan meninggalkannya saat ia terpuruk,yang selalu mendengarkan ceritannya.

Terkahir kali ia mengucapkan Aamiin dan menutup doanya menghapus air matanya,membereskan sajadahnya,melangkah menuju dapur menjalankan tugasnya sebagai istri memasak makan malam,disana sudah ada bibi.

Walaupun ia sudah menyuruh bibi untuk tidak membantunya,bibi tetap membantahnya dengan alasan "saya takut Tuan Serkan marah nyonya"

Nisa tertawa karena itu "baiklah bibi boleh membantu Nisa masak tapi tidak dengan memanggil Nisa nona/nyonya hanya Nisa. Mengerti kan bi? Kita sama sama manusia,malahan bibi lebih tua dari Nisa." Ucap Nisa.

"Hehe iya sih non,tapi kan bibi ga enak non"

"Nisa bibi bukan non."

"Baiklah bagaimana jika nak Nisa?"

"Nah setujuu itu lebih baik dari kau memanggilku Nyonya/Nona bi?"

Tidak lama Nisa dan bibi menyelesaikan acara masak memasaknya,beberapa lauk tersaji di meja makan seperti sup ayam,ikan masak cabai,ayam kecap kesukaan Serkan dan beberapa lauk lainya.

Tok...tok...tok...

Nisa mengetuk pintu kamar Serkan namun tak ada sautan. Ia kembali mengulangi ketukannya 3 kali lagi.

Dan.....

Jedar.... Serkan keluar hanya memakai handuk yang menutupi pusat sampai pahannya. Memamerkan roti sobeknya,memamerkan pahatan Tuhan yang sangat indah.

Nisa reflek menutup wajahnya dengan tangannya. Walaupun ia pernah tidak sengaja melihat roti sobek itu disalah satu akun artis namun ia masih canggung dan kaget.

Serkan keluar berdiri di depan pintu dengan keadaan badan setengah basah,rambut yang acak acakkan wangi maskulin tercium ke organ penciumnya. Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan.

"Saya sudah selesai memasak Tuan. Saya hanya ingin memanggil anda untuk makan malam." Ucap Nisa canggung.

"Hmm" lalu ia kembali masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu cukup keras.

Tingg...tongg... bel pintu mansionnya berbunyi menandakan ada tamu yang berkunjung.

Nisa berjalan mendekati pintu lalu membukannya.

"Oh ada sekretaris Lim,mari masuk kebetulan kami akan makan malam kau harus ikut."ucap Nisa.

Sekretaris Lim terdiam kemudian mengangguk. Nisa menyuruhnya duduk dan menunggu di meja makan sementara dirinya membersihkan diri.

Tak lama setelah itu datanglah Serkan dengan setelah rumahan. Sekretaris Lim bangkit dan membungkuk menunggu Serkan duduk terlebih dahulu baru dirinya duduk.

"Apa yang kau lakukan disini sekretaris Lim? Aku tidak menyuruhmu kesini dan juga tidak ada kerjaan kantor kan?"tanyanya.

"Tidak tuan saya kesini hanya ingin membicarakan sesuatu dengan tuan."

"Ohh baiklah nanti setelah makan malam ikutlah keruangan kerjaku"

Selang beberapa detik Nisa datang dengan Piyama tidur jangan lupa hijabnya.

"Maaf membuat anda menunggu tuan."ucap Nisa setelah itu ia bangkit dan mengambilkan Serkan nasi dan lauk pauknya.

"Anda juga ingin di ambilkan sekretaris Lim?" Tanya Nisa.

"Tidak perlu nona"

"Baiklah,selamat makan"

Mereka makan dalam diam. Serkan memakan makanannya sampai habis namun tidak dengan Nisa ia meninggalkan sedikit makananya untuk ia makan bersama sama dengan bibi nanti.

Serkan berdiri secara tiba tiba membuat orang yang ada di meja makan itu ikut bangkit.

"Sekretaris Lim ikut aku"

"Baik"

"Selamat malam tuan Serkan"

"B E R S A M B U N G♡"


Selamat membaca:)

Terpaksa Menikah (PROSES ..........)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang