Part 39. Mencari sekolah.

71.9K 4.3K 155
                                    

Pagi ini keluarga Serkan tengah sarapan, Serkan membuktikan ucapanya kemarin sehabis dia pulang kerja mereka langsung ke mansion bunda. Jadilah hari ini mereka di mansion ini.

Perut Nisa juga sudah mendingan sehingga hari ini mereka berdua akan mencari sekolah untuk Kania.

Beberapa menit kemudian bunyi sahutan antara kursi san lantai terdengar. Serkan selesai dan semua juga harus selesai.

"Serkan selesai." Ucap Serkan. Ia berdiri diikuti mereka semua. Kemudian ia melangkah keluar mansion.

"Aku pergi, jika ada atau ingin apa apa bilang saja. Jika ingin keluar jangan lupa bilang padaku." Ucap Serkan pada Nisa yang sedari tadi mengikutinya. Nisa mengangguk.

Setelah itu ia menyalim tangan Serkan. Serkan melangkahkan kakinya memasuki mobil yang sudah terparkir, didalamnya ada sekretaris Lim. "Berangkat sekarang tuan?" Tanya sekretaris Lim.

"Hmm." Deheman singkat itu menjawab pertanyaanya.

Mobil melaju meninggalkan Nisa seorang diri diteras depan. Nisa melangkahkan kakinya masuk kerumah setelah melihat mobil yang ditumpangi Serkan hilang dari panganya.

"Kania." Nisa memanggil Kania.

"Ehh bibi, maaf ada liat Kania gak?" Tanya Nisa pada seorang pelayan yang lewat.

"Di tamat belakang dekat kolan ikan arwana nyonya." Ucap pelayan itu.

"Oh terima kasih." Ucap Nisa. Pelayan itu mengangguk kemudian berlalu pergi.

Nisa melangkahkan kakinya menuju taman belakang. Dirumah ini ada banyak kolam ikan, salah satunya arwana. Ada sekitar 10 atau 11 arwana di dalamnya ditambah dengan telur telurnya.

Ada kolam ikan koi, ikan emas, ikan lele, kolam kura-kura, bahkan lumba-lumba juga mereka punya. Author nangis.

Beberapa menit berjalan dari dalam mansion ke arah kolam Nisa akhirnya sampai. "Kania, bunda, Teresa, Tanisa lagi apa?" Tanya Nisa basa basi.

"Oh ini tadi Kania minta tunjukin ikan yaudah bunda ajak kesini. Sekalian ngasih makan ikanya." Ucap bunda.

"Emm begitu. Kania ayo ganti baju, kita mau ngendaftarin Kania sekolah lho." Ucap Nisa.

"Udah dapat sekolahnya?" Tanya bunda.

"Belum bun hehe." Ucap Nisa disertai tawa ringan.

"Mau ke toko kue dulu liat bentar soalnya udah lama ga diliat, abis itu mau ke kantor Serkan baru mau ngendaftarin Kania sekolah." Ucap Nisa. Bunda mengangguk.

"Kania itu mommy ngajakin kamu lho. Kamu gak mau?" Tanya bunda pada Kania.

"Mau, tapi Cania macih mau liat ikan." Ia menoleh dengan wajah imutnya.

"Nanti kan bisa liat lagi." Ucap bunda.

"Emmm." Gadis mungil itu tampak berfikir. Beberapa detik berfikir akhirnya ia menganggukan kepalanya. "Ayo mom, nanti jadi Cania bica liat ikan lagi." Ucap Kania antusias.

Nisa mengangguk. "Ayo, bunda kita duluan ya." Pamit Nisa.

"Iya hati-hati." Bunda menimpali.

Nisa dan Kania masuk ke dalam mansion dan naik kembali ke atas untuk mengganti pakaian. Setelah itu baru mereka pergi.

Nisa hari ini lebih memilih menyetir sendiri. Ia meminjam salah satu mobil di mansion itu.

Kini mobil yang ia bawa menuju toko kuenya, sudah lebih dari seminggu ia tidak melihat tokonya. Ia menyerahkan tokonya pada salah satu karyawan kepercayaannya selama beberapa hari.

Beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai. Toko kuenya sangat ramai, ntahlah.

Ia dan Kania turun dari mobil dan masuk ke dalam toko. "Assalamualaikum semua." Salam Nisa dengan senyumnya.

"Waalaikumsalam mbak." Ucap karyawan serentak.

"Wadoh mbak datang toh hari ini? Tak kirain gak datang hehe." Ucap salah satu dari mereka.

"Hmm gimana ya? Gaada yang rindu sama mbak?" Ucap Nisa bercanda.

"Wesss sopo gak rindu? Babang tukang cuci piring sampe galau mbak gak datang kesini seminggu lebih." Ucap Arif si pengoven kue.

"Hahahahahaha." Tawa menggelegar tidak keras namun cukup menggelegarkan telinga.

"Si pak Radit juga galau toh mbak katanye gini 'waduh capek kayak gini, kerja terus jelmaan bidadari nggak datang, yowes gak dapat nyuci mata' sambil ngadon kue terus ngenggerutu kayak begitu dia." Ucap mang Dudung. Mang mang tukang antar pesanan.

Lagi lagi tawa mereka menggelegar. "Hallo cantik." Sapa Maya pada Kania.

"Allo aunty." Jawab Kania.

"Apa kabar? Kemana aja lama gaada kesini kan sepi atuh dapur kagak ada neng geulis." Ucap mang Dudung bercanda.

"Abic jalan jalan cama mommy and daddy uncle." Ucap Kania.

"Yaudah mbak keruangan dulu ya. Semangat kerjanya nanti kalau ramai banget langsung panggil mbak ya." Ucap Nisa.

"Siap ratu." Ucap mereka serentak kemudian Nisa meninggalkan dapur menuju ruangannya.

Kini Nisa dan Kania tengah berada di ruangan Nisa. Mereka sedang mencari di internet sekolah yang cocok untuk Kania.

Setelah beberapa menit mencari akhirnya ketemu. Enuyi School dari paud sampai sma bahkan universitas, hanya di pisahkan menjadi beberapa gedung.

Sekolah yang lebih dominan ke pelajaran agama islam, sekolah yang diincar dan di cari oleh Nisa. Menurut Nisa 'Tidak apa apa bodoh dalam bahasa inggris, fisika, kimia dan matematika asalkan jangan bodoh terhadap ilmu agamamu. Karna fisika, kimia, math tidak akan membuatmu membawa bunda ke surganya Allah'

Oleh karena itu ia sering mencari di beberapa lapak imternet tentang sekolah yang lebih dominan ke ajaran agama.

Nisa ingin anak anaknya menguasai ilmu agama, agar bahagia dunia akhirat.

Setelah ketemu dengan sekolah yang ia inginkan ia menanyai Kania terlebih dahulu mau masuk ke sekolah itu apa tidak.

"Kania sini dulu sayang." Panggil Nisa.

"Cenapa mom?" Tanya Kania.

"Kania mai sekolah disini?" Ucap Nisa sambil menunjukkan foto yang ia dapat dari salah satu website.

"Itu cekolah apa mom?" Tanya Kania.

"Sekolah......" ucapa Nisa terputus saat ada yang membuka pintu ruangannya tanpa diketok.

Ceklek

"B E R S A M B U N G 🌚"

HOLLA

Apa kabar?

Author mau bilang bahwa cerita squel sekretaris Lim untuk sementara di berhentikan upnya sampai cerita ini selesai.

Author otaknya cuman satu lho.

Itu juga kadang kadang nge-lag.

Jadi jangan sampai terjadi persamaan cerita author berhentikan.

Jangan lupa vote beb.

Sorry for typo.

See you  next part guys

💋

Terpaksa Menikah (PROSES ..........)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang