Part 34. Liburan?

95.4K 5.7K 344
                                    

Kini hari semangkin siang, Kania juga tengah tertidur dikamar pribadi yang ada diruangnya. Setelah makan siang yang mereka pesan lewat online Kania tertidur dengan pulasnya.

Sekarang hanya tinggal Serkan dan Nisa. Setelah meletakkan Kania ke kasur ia kembali duduk di sofa tepat di sebelah Nisa yang tengah menonton tv, pekerjaannya bahkan ia biarkan menggunung. 

"Honey bagaimana jika kita liburan?" Tanya Serkan.

"Liburan?" Nisa membeo sedangkan Serkan mengangguk malas. "Kemana?" Tanya dirinya.

"Bagaimana jika negara gingseng? Aku lihat Kania suka melihat boneka BT21 kita kesana dan membeli beberapa koleksinya bagaimana? Aku juga dengar setelah beberapa kali kesana, disana ada yang dinamakan gembok cinta yang terletak di Namsan Seoul Tower nanti kita kesitu mau?" Serkan menjelaskan sekaligus bertanya.

"Hmm bagaiman ya? Berapa hari?"

"Sekitar satu minggu."

"Em baiklah, kapan kita berangkatnya?"

"Besok." Putus Serkan tanpa bisa diganggu gugat.

"What? Tomorrow? Ah yang benar saja packing baju saja belum, ditambah baju hangat milik Kanai sudah kecil." Ucap Nisa.

"Bagaimana jika nanti setelah aku menyelesaikan menanda tangani berkas berkas itu kita belanja?" Tawar Serkan.

"Hm oke." Serkan langsung bangkit dan menarik tangan Nisa untuk mengikutinya duduk dikursi kebesarannya.

"Eh ehh." Nisa terkejut atas perlakuan Serkan. Ia ingin bangkit namun pinggangnya dipeluk erat oleh tangan besar Serkan.

"Diam atau tiga ronde?" Ucapan Serkan yang berhasil membuat Nisa terdiam. Kini ia membiarkan tetap berada pasa posisi itu, ia duduk dipangkuan Serkan dengan satu tangan Serkan sebelah kanan memeluk pinggangnya erat sementara tangan kirinya membaca dan menanda tangani yang perlu di tanda tangani.

Hingga sekitar 4 jam mereka dalam posisi itu namun Serkan tak menunjukkan tanda tanda akan selesai. Kania sudah menangis dari dalam kamar.

"Lepaskan aku. Kania menangis apa kau tak kasihan dengannya?" Ucap Nisa.

Sementara Serkan tetap membaca berkasnya. "SERKAN IHH ITU KANIA NANGIS!" Ia berteriak tepat di depan wajah Serkan.

Untung cantik. Batik Serkan berucap.

Dengan berat hati ia melepaskan pelukannya. Lalu Nisa langsung menuju kamar tersebut mengambil Kania dan mengendongnya keluar.

"Mommy." Panggil Kania.

"Iya sayang? Kania mau apa?" Tanya Nisa.

"Mau gendong daddy." Ia berucap manja.

Serkan megulurkan tangannya "sini." Kemudian Nisa memindahkan Kania pada pangkuan Serkan. Serkan mengatur posisi Kania senyaman mungkin, posisi yang ia ambil adalah Kania ia hadapkan menghadapnya, dengan kaki Kania melingkar di pinggangnya dan kepalanya bersandar di dada bidang Serkan. Untung empuk yak wkwk.

Terdengar suara burung hantu bunyinya merdu eaa. Canda hehe.

Terdengar isakan kecil dan kemeja yang ia pakai terasa basah. Kania menangis itu yang ia simpulkan. "Kenapa hmm?"

"Aku lindu daddy Iky. Hiks hiks." Ia mengucapkan kata itu dengan air mata.

Nisa yang baru saja datang dengan susu dan dot di tangannya langsung mengahampiri Serkan dan Kania. "Kania kenapa nangis hm?" Tanya Nisa lembut.

"Nia lindu daddy Iky mommy." Setelah mengucapkan hal itu ia kembali menangis.

"Oh begitu yaudah sini sini sama mommy." Setelah mengambil Kania dari pangkuan Serkan ia menggendong Kania ke dekat jendela besar yang langsung memamerkab sebuah pemandangan kota itu.

"Hallo Kania berhenti dulu nangisnya mau dengerin cerita mommy?" Ucap Nisa lembut dengan ibu jaring mengahapur air mata Kania. Serkan mendekat dan kembali menggendong Kania, kini mereka bertiga berdiri menghadap jendela.

Perlahan tangis Kania mulai reda. Saat sudah tenang Nisa menceritakab sebuah cerita yang menenangkan hatinya. "Apa Kania tau? Daddy Iky itu juga rindu banget sama Kania. Tapi.... Tuhan inginkan daddy Iky disisinya. Kania gaboleh sedih dan nangis nanti daddy Iky juga ikutan Sedih." Ia menjedanya sebentar. Lalu memperhatikan Kania yang juga memperhatikannya menunggu lanjutan cerita Nisa.

"Lalu Kania tau? Disana daddy Iky ketemu sama mama Kania. Kania tau? Disana daddy iky bertemu sama kakek dan nenek kandung Kania. Dari atas sana daddy Iky selalu memperhatikan Kania." Ia lalu menunjuk langit sore yang cerah.

"Saat daddy Iky memperhatikan Kania dari atas sana dia sangat senang saat Kania senang. Namun ia juga sangat sedih saat Kania sedih, ia ingin meminta pada tuhan agar bisa kembali lagi bersama Kania namun tidak bisa karena kenapa?........." Nisa sengaja menjeda kalimatnya. Ia ingin menyuruh Kania menjawabnya.

"God love daddy Iky." Ucapnya.

"Nah pinter. Jadi kalo Kania sedih daddy Iky akan......?"

"Cedih."

"Kalo Kania senang daddy Iky akan.......?"

"Cenang."

"Pinter banget sih anak daddy. Yaudah Kania gaboleh sedih apalagi nangis lagi tentang daddy Iky ya. Nanti daddy Iky ikutan sedih. Nanti kita kerumah baru daddy Iky ya?" Ia menawari Kania dan gadis itu mengangguk.

"B E R S A M B U N G 🌚"


Sorry for typo.

Thank you) for the 10 thousand reading.

Jujur author terhura hura.

Triple up?

Sekretaris Lim bakalan dibuat gak squelnya?

Bye bye see you next part.

Beberapa hari lagi author akan kembali dengan cerita baru.

Terpaksa Menikah (PROSES ..........)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang