Part 36. Liburan (III)

78.9K 4.9K 134
                                    

Hari ini adalah hari kedua mereka di negara gingseng tersebut. Mereka memutuskan untuk pergi ke Nami Island.

Beberapa menit perjalanan dari hotel yang mereka tempati ke Nami Island kini sampailah mereka di tempat tujuan. Tempat pertama kunjungan mereka dihari kedua.

Tempat dengan banyak pohon pohon berjajar rapi, ditambah salju yang masih tersisa sedikit. Berfoto ria, mengambil banyak pose disetiap sudut Nami Island.

OOTD mereka bertiga hari ini adalah pakaian tradisional negara itu HANBOK. Dengan beberapa lapis baju dalaman agar mereka tidak kedinginan dan sebelum berfoto mereka menggunakan jaket hangat untuk mengurangi rasa dingin yang mengeruak, setelah ingin berfoto barulah mereka membuka jaketnya.

Setelah puas dengan foto yang mereka ambil, mereka hendak pergi menuju Petite France. Jika kalian tanya tidak mengembalikan bajunya? Jawabanya adalah tidak karena Serkan sudah membelinya. Sultan mah beda wkwk.

Menaiki mobil yang baru dibeli oleh sekretaris Lim tadi malam menuju Petite France.

Sampai disana mereka kembali melakukan kegiatan berfoto ria. Ada mereka bertiga, ada hanya Serkan dan Nisa, ada hanya Kania saja, ada Kania dan Serkan, ada Kania dan Nisa, ada mereka sendiri sendiri.

Mengambil foto yang bisa dijadikan kartu ulang tahun karena sebentar lagi ulang tahun Kania, jadi rencananya mereka akan mencetak kartu undangan dilengkapi foto mereka bertiga.

Setelah selesai melakukan sesi foto mereka mencari restaurant yang menyajikan makanan halal. Mengisi kembali perut mereka yang sempat kosong beberapa saat.

Selesai makan mereka mencari tempat untuk melakukan ibadah shalat. Saat sedang berjalan jalan untuk mencari tempat shalat mereka melalui salah satu rumah warga disana.

Sudah dua kali mereka melalui tempat itu dan ada salah satu warga yang menghampiri mereka. "Apa yang kalian lakukan? Kalian mencari sesuatu?" Tanya warga tersebut.

"Ah tidak kami mencari tempat untuk ibadah, bukanya tidak mau kembali ke hotel hanya saja hotel itu agak jauh dari sini." Ucap Nisa.

"Oh tempat ibadah?" Tanya sang warga. Serkan dan Nisa mengangguk. "Disekitar sini agak susah mencari tempat untuk kalian melakukan ibadah, mau menumpang dirumahku?" Tawar warga itu.

"Apakah tidak merepotkan jika kami menumpang untuk melakukan ibadah sebentar dirumahmu?" Tanya Nisa tidak enak hati.

"Tentu saja. Aku akan sangat senang hati jika kalian ingin menumpang dirumahku untuk melakukan ibadah. Namaku Kim Hoo Jee, kalian panggil saja HoJe." Ucap warga tadi.

"Aku Nisa, ini suamiku Serkan dan ini anak kami Kania." Ucap Nisa sambil memperkenalkan Serkan dan Kania yang dari tadi hanya diam.

"Senang berkenalan dengan kalian. Mari ikut aku disebelah sini rumahnya." Ajak HoJe.

Mereka bertiga mulai mengikuti HoJe dan dibelakang mereka diikuti sekretaris Lim.

"Silahkan pakai kamar mandi untuk kalian membasuh kaki." Ucap HoJe. Diangguki oleh Nisa, kemudia mereka bertiga bergantian mengambil wudhu dari dalam kamar mandi tersebut.

Setelah selesai dengan acara mengambil wudhu mereka kembali menuju ruang tengah karena tadi mereka sudah diberi tau oleh HoJe.

"Aku hanya mempunyai selimut, pakailah sebagai alas kalian." Ucap HoJe. " maafkan aku, aku tidak mempunyai kain seperti yang kau pakai itu." Ia menunjuk hijab Nisa.

"Tidak apa apa aku membawa mukenah sendiri, aku hanya lupa mengenakan sajadah dalam tasku tadi. Terima kasih sudah mengizinkan kami melakukan ibadah dan menganggu dirumah mu." Ucap Nisa tulus.

HoJe tersenyum kemudian pergi dari ruangan itu membiarkan keluarga Serkan menjalankan ibadahnya. Beberapa menit barulah mereka bertiga keluar.

Melanjukan perjalanan menjelajahi kota itu. Hingga magrib menjelang barulah mereka kembali kehotel mereka menginap.

Masih ada 5 hari mereka disini dan itu mungkin cukup untuk menjelajahi semua wisata disini.

Tanpa terasa kini sudah tengah malam, Kania sudah tidur sejak tadi tinggalah Serkan dan Nisa. Mereka berdua kini tengah berada di balkon hotel, memandang langit malam yang bertabur bintang ditemani secangkir coklat hangat.

Berbincang bincang sedikit untuk menghalau rasa bosan, hingga tidak sadar hari sudah menunjukkan pukul 2 pagi.

"Honey buat baby yuk." Ajak Serkan.

"Ihh apaan sih udah pagi ngantuk, ada Kania juga gaboleh." Ucap Nisa canggung ey.

"Udah jangan banyak alasan yuk, disofa kan gak nganggu Kania."

"Ihh gamau, udah aku mau tidur. Selamat malam." Ucap Nisa, belum sempat kakinya melangkah pinggangnya sudah dipeluk oleh Serkan.

"Only one round." Tawar Serkan.

"No. Aku lelah ayo lha biarkan aku istirahat ya." Nisa memelas mencoba melepaskan diri dari pelukan Serkan.

"Hmm no honey. One round please." Ajak Serkan lagi, matanya sudah berkabut.

"No."

"Please."

"Oke, only one round." Serkan mengangguki dengan semangat.

Mengangkat tubuh Nisa layaknya bayi, menciumnya sekilas lambat laun menjadi sebuah lumatan, bergelud di atas sofa ditemani kehingan dan kesejukan angin malam.

Menyatukan tubuh masing masing, kembali melakukan sebuah kegiatan yang dinamakan surga dunia. Melupakan perkataanya 'hanya satu ronde' nyatanya tiga ronde sampai pagi.

Melakukan perbuatan yang bisa menghasilkan sebuah manusia bernyawa.

Pagi harinya. Agenda yang sudah dibuat dimundurkan dua jam karena Nisa masih tertidur pulas, ia kelelahan. Bahkan Kania yang sudah siap dan rapi pun terpaksa harus duduk di kasur dan memainkan tablenya.

Menelan kenyataan pahit bahwa ia pagi pagi sekali sudah rapi namun ternyata perjalananya diundur. Pagi pagi sekali ia bangun melihat kedua orang tuanya tidur di atas sofa.

Lalu ia membangunkan Nisa namun yang bangun adalah Serkan. Pertanyaan yang ia lontar kan pertama kali tadi pagi adalah "Daddy dan mommy cenapa tidul di sofa?"

Serkan yang nyawanya belum terkumpul sepenuhnyapun hanya diam. "Daddy? Malah ya sama Cania?" Tanyanya saat melihat Serkan hanya diam, matanya kembali berair sangat menggemaskan.

"Ah tidak, tadi daddy tidak mendengar pertanyaan Kania." Ucap Serkan saat sudah tersadar sepenuhnya.

"Ouc, daddy sama mommy cenapa tidur disofa?" Tanya nya lagi.

"Tidak ada, semalam kami membuat adik bayi, karna tidak mau menganggu Kania jadi kami membuatnya di sofa." Ucap Serkan berbohon namun tidak 100% berbohong kan?

"Why don't you ask me again?"¹ matanya kembali berair.

Serkan segera bangkit, untunglha ia sempat memakai boxer tadi malam. "Hey sini daddy gendong." Ia mengendong Kania dan kembali membawanya ke kasur.

"Kemarin kan kita jalan jalan dari pagi sampai sore, nah daddy takut Kania capek kayak mommy, liat tuh mommy kasih tidurkan? Gara gara kecapekan. Daddy gamau Kania capek nanti Kania sakit kalau terlalu capek, nah terus nanti kalau Kania sakit kita gajadi dong jalan jalannya. Kania mau kita gajadi jalan jalan? Gajadi beli boneka yang mau Kania beli?." Ucap Serkan panjang lebar, dan Kania menggeleng.

"B E R S A M B U N G 🌚"

kenapa tidak mengajakku lagi


Hallo semua.

Apa kabar?

Author mau buat squel/cerita tentang sekretaris Lim di lapak lain mau gak?

See you next part guys.

Terpaksa Menikah (PROSES ..........)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang