Fox Hunting (Bagian 2)

1.6K 160 135
                                    

"Permainan 'Fox Hunting', dimulai!"

Begitu Amatsuki-senpai membunyikan lonceng tanda mulai permainan, aku langsung berlari. Hal ini membuat para penonton di atas sana terkejut.

"Kenapa dia yang langsung berlari duluan? Apa dia mau ke tempat penyembunyiannya dulu?!" Sakata-senpai setengah memekik.

"Mana mungkin, lah," sambar Saijou Wataru sambil melipat tangan di depan dada. Mata emeraldnya sedikit menyipit, "aku rasa dia berniat mengulur waktu bagi Senra-kun."

"Mengulur waktu?" kali ini Narumiya Naru yang bertanya. Saijou Wataru mengangguk. "Iya. Dengan Horatio-san berlari duluan, dia menciptakan dua kemungkinan; satu, ia berlari untuk memancing Senra-kun ke arah yang salah, atau yang kedua, berlari menuju tempat ia menyembunyikan 'barang curian' dan membuat Senra-kun berpikir dia hanya mengecoh agar pergi ke arah lain."

"Benar juga..." Homura Araki setuju, ia mengusap-usap dagu.

"Dou kana..." tiba-tiba Ichijou Mafuyu memotong. Ia menatap lurus ke bawah sana, ke area permainan dengan wajah dingin dan senyum misteriusnya.

Sementara aku terus belari sambil sesekali menoleh ke belakang. Aku sungguh terkejut, mendapati Senra-san rupanya mengikutiku. "Apa yang orang ini pikirkan?" bisikku sendiri.

Dengan cepat aku segera melompat ke samping, masuk ke balik sesemakan. Disana aku mengatur napas. Bagaimana ini? Selanjutnya apa? Tadinya aku pikir Senra-san akan bimbang dulu, tapi rupanya ia tanpa pikir panjang langsung mengikutiku?

"Mitsuketa~"

Aku tersentak. Belum menoleh, kerah seragam langsung ditarik dan aku dilemparkan begitu saja hingga menghantam sebuah pohon. Aku jatuh terduduk dan meringis. Namun, belum sempat aku bangkit sebuah anak panah menancap tepat di sampingku.

Apa ini?!

Tidak, ini bukan dari Senra-san. Jebakan, kah? Apa ini 'tantangan' yang dimaksud Amatsuki-senpai siang tadi?!

"Oi, oi, oi... perangkapnya kok ngga main-main, sih?" ujar Homura Araki kaget. "Tidak, memang seperti ini permainan 'Fox Hunting'," potong Soraru. Ia menatap sendu pada arena permainan. "Makanya tadi aku tak setuju dengan permainan ini..."

"Segitu pentingnya Luz-kun bagimu?"

Soraru terkesiap. Dengan cepat ia menoleh mendapati Ichijou Mafuyu melirik dengan ekor matanya. Pemuda albino itu menambahkan, "Kamu, yang selama ini bodo amat dengan hidupmu sendiri justru menghawatirkan dia. Apa dia segitu pentingnya buatmu?"

Soraru menunduk dan menggigit bibir, tidak menjawab pertanyaan sang Ketua OSIS. Ichijou Mafuyu menghela napas dan memejamkan matanya. "Wakatta yo," katanya membuat Soraru kembali menatap dengan manik birunya yang agak membelalak.

Kemudian masih dengan senyum dan lirikan dingin, Ichijou Mafuyu berujar, "Kamu pikir kenapa aku menunjuk dia sebagai calon 'Anjing Penjaga'mu?"

"Mafumafu..."

Aku berkelit, menghindari beberapa anak panah yang melayang entah darimana. Selain harus mewaspadai rentetan jebakan yang ada, aku juga harus mengawasi Anjou Senra. Lelaki itu tidak henti-hentinya mengikutiku.

Tadi ia sempat menonjokku sekali hingga bibirku berdarah. Selain itu, kami sempat terlibat baku hantam yang membuat tubuhku nyeri dan memar sana sini. Tapi aku tahu, ia tadi tidak benar-benar menghajarku. Ia bahkan belum mengerahkan tenaga dan aku sudah kelimpungan begini? Luar biasa.

Kekuatanku tidak sebanding dengan orang ini.

Maka dari itu, aku telah menyiapkan siasat. Aku harus menemukan satu... setidaknya satu yang cukup fatal agar mobilisasinya terhambat...

Fake Me [Soraru Utaite Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang