Muram.
Pagiku diliputi kemuraman. Gemerincing rantai terdengar. Aku mengamati benda yang tergantung di leherku.
Pochi.
Iya, akhirnya aku jadi Pochi, dengan cara yang sangat konyol.
Aku bukan kalah judi, tapi tidak sengaja berurusan dengan kakak kelas rese' yang kelewat lebay.
Mobilnya menabrak mobilku, terus penyok parah. Aku suruh ganti 30 juta karena mobilnya mahal. Aku bisa saja menolak, tapi seorang anggota komite pengawas ada disana. Karena kakak kelas itu mengajukan tuntutan, jadi aku dianggap berhutang.
Geblek, elu yang salah gue yang rugi.
Ngga mungkin juga aku langsung minta 30 milyar ke Ayah. Sebenarnya bisa saja kulaukan, tapi aku merasa ngga enak sama beliau. Apalagi orangnya suka rempong kalau mengurus beginian. Akunya juga jadi malas.
Menghela napas, aku membuka pintu kelas. Bisa kulihat wajah anak-anak menatapku remeh, tatapan mengejek. Aku, sih, bodo amat. Langsung saja aku menuju bangku.
Ah, lihat ini. Padahal belum satu jam aku menyandang status Pochi...
Mejaku sudah beantakan. Banyak sampah dan tumpahan air disana. Spidol besar bertuliskan 'Pochi' hampir memenuhi satu meja. Serius, kapan mereka menyiapkan semua ini?? Sempat- sempatnya.
Tanpa banyak komentar, aku bersihkan sendiri mejanya. Kuambil alkohol lalu mulai mengelap tulisan dari spidol permanen itu.sampah dan coretan lain kusingkirkan juga.
Selesai membersihkan meja, terdengar pintu dibuka. Soraru masuk ke kelas. Tampaknya dia sedang melamun. Tatapannya tidak fokus dan cerah seperti biasanya.
Dan yang paling mengganggu penglihatanku, adalah penampilannya saat ini.
Segera aku hampiri dia yang hendak duduk. Kutepuk punggung bawahnya sembari memanggil, "Soraru?"
"ITTE!! - Ah? Oh, Luz-kun! Ohayou!"
Aku agak shock karena seruan pertamanya tadi. Apa aku terlalu keras?
Sebelah alisku terangkat. "Hei, sebentar lagi masuk musim panas, ngapain kau pakai syal begitu?"
Bisa kudengar kegugupan dari nada bicaranya. "A-are? Memangnya pakai syal harus menunggu musim dingin, ya? Haha..."
".... Ini gara-gara dia barbar sekali kemarin petang, cih!"
"Hm? Apanya?" telingaku yang cukup tajam tak sengaja mendengar cibiran lirihnya.
"Eh? Ah! Bukan apa-apa, kok, hehe... oh, ngomong-ngomong, Luz-kun..."
Kepalanya miring, melihat dadaku. "...Kamu jadi Pochi?"
"Argh! Ceritanya panjang!!"gerutuku sebal. Tanpa sadar aku jadi lupa pada kejanggalanku sebelumnya dan malah cerita semuanya ke dia. Soraru tertawa.
"Ahahaha... apa-apaan itu? Kurang ajar sekali!" tanggap dia di sela tawanya.
Kami malah jadi asyik sendiri, ngobrol kesana kemari sampai bel masuk berbunyi.
***
Ruangan OSIS pagi itu sunyi. Hanya Mafumafu yang ada di sana. Seperti biasa, sibuk di balik meja jatinya.
Tak lama, Amatsuki masuk. "... Kaichou... kenapa berkas dan barang penting lainnya semua di lantai? Terus kenapa kau meletakan laptopnya di pangkuan? Tidak pakai meja??"
![](https://img.wattpad.com/cover/193977279-288-k223210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Me [Soraru Utaite Fanfiction]
Fiksi PenggemarAkademi Hyakkaou, tempat dimana nilai akademis bukanlah segalanya. Di akademi ini, kedudukan dan statusmu bukan ditentukan seberapa pintar kau dalam pelajaran, tetapi seberapa hebat kau dalam berjudi. Hari itu, Akademi Hyakkaou dikejutkan dengan ked...