SB 19 (🍁)

505 65 21
                                    

🍁🍁🍁

Musim semi, 28 Maret 20**

Hari ini sangat cerah ditambah dengan pohon bunga sakura yang sudah bermekaran. Sakura menatap pohon sakura yang tumbuh di belakang Rumah kaca milik mendiang suaminya. Hari ini adalah hari spesial untuk nya, yaitu hari ulang tahunnya yang ke-24 tahun.

Ia terdiam di bangku rumah kaca dan tampak tenang menikmati suasana hari ini. Tangan lentiknya menyentuh kalung emas berbentuk bunga sakura yang diberikan mendiang suaminya tahun lalu sebagai hadiah ulang tahunnya.

Sakura terdiam dan kembali merenung. Ia teringat tahun-tahun sebelumnya setiap ia ulang tahun mendiang suaminya, Sasuke akan datang menghampirinya yang tengah duduk di teras tengah menatap hamparan luas kebun teh. Lalu mereka akan tertawa bersama sarada dan memakan kue ulang tahun bersama.

Namun semuanya hanya kenangan yang tidak dapat terulang lagi. Sakura meremat tangannya, ia kembali merasa sedih. Matanya berkaca-kaca.

Ia sedikit menyesal dulu telah mengizinkan Mendiang suami untuk pergi selama seminggu ke tokyo untuk membeli keperluan kebun.

Tep

Sakura menoleh menatap fugaku dan putranya yang menghampirinya.

"Aa itachi-nii,... Ada apa?" Tanya sakura.

"Itu kami sedang mencari bola yang di lempar Izuno" ujarnya. Ia menatap adik iparnya. "Apa aku boleh ikut bergabung?" Tanya Itachi menatap bangku di hadapan sakura.

"Aaa boleh itachi-nii, silahkan!" Ujar sakura pada kakak iparnya. Izuno duduk di pangkuan sang papa dengan tenang.

"Aku tahu kau masih teringat adik tengahku itu,... Tidak mudah melupakan seseorang yang kita sayangi dan cintai begitu saja" ujar itachi menatap pohon sakura yang bermekaran.

"Kenangannya bagimu yang sebagai istrinya tentu sangat bermakna terutama bagi sarada juga... Kehilangan dia di keluarga besar kami juga memberikan luka mendalam akan sosoknya yang ramah" ujar itachi.

"Aku sangat beruntung karena dia memiliki seseorang yang sangat mencintainya, menyayanginya dan memperhatikannya sepertimu di akhir hayatnya... Aku sangat berterima kasih padamu karena menjadi cinta terakhirnya bagi adikku" ujar Itachi tulus. Sakura terharu dan menunduk.

Ia mengangguk mendengar ucapan itachi. "Sama-sama Nii-san,... Terimakasih karena menemani sasuke-kun selama ini" ujar sakura berterimakasih saja.

"Dia adik yang manis saat kecil,... Keduanya sangat nakal dan patuh padaku" ujar itachi membahas kedua adik kembarnya.

"Dia sangat membantu dalam mengurus perusahaan,... Walau ia sangat bandel saat SMA tapi dia adikku yang mudah dinasehati daripada Sasuke bungsu yang sedikit keras kepala" ujar itachi.

Sakura terdiam sejenak lalu terpikirkan sesuatu. "Itachi-nii, aku ingin bertanya beberapa hal" ujar sakura. Itachi menatap adik iparnya lalu bertanya 'apa itu?'

"Kenapa sasuke-kun tidak menyukai anak kecil?" tanya sakura terselip rasa penasaran.

Itachi terdiam dan mengingat masa lalu. "Aaa... Itu, Sasuke bungsu memiliki masalalu buruk atau semacam trauma karena anak kecil... Lebih tepatnya banyak anak kecil" ujar itachi sedikit mengutip kalimat akhirnya.

"Trauma karena banyak anak kecil?... Apa yang terjadi?" Tanya sakura semakin penasaran.

"Jadi begini, Sasuke bungsu pernah diserbu segerombol anak kecil di acara ulang tahun panti asuhan,... Ada sebuah kejadian memalukan yang membuatnya trauma parah pada anak kecil sejak saat itu" cerita itachi serius. Ia terkekeh kecil.

Spring Break🍁 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang