Spring Break🍁 [Hiatus]

SB 28 (6,0K)

Masih dalam proses revisi

🍂🍂
🍂

•
•
•

🍁🍁🍁

Mei, Musim panas
Pusat perbelanjaan, kawasan Ginza

Sasuke dan sakura baru selesai pemeriksaan kehamilan. Sakura telah memasuki usia kehamilan ke 7 bulan. Kata dokter kandungan mereka, perkiraan lahir kedua bayi mereka adalah Bulan Juli.

Besok mereka akan pergi ke kampung halaman Sakura, Shizuoka. Sasuke langsung memenuhi janjinya pada sang istri.

Mereka akan berlibur di Shizouka selama 3 minggu. Sakura akan memberitahu banyak hal menarik pada Sasuke, suaminya tentang kampung halamannya.

Wanita hamil 7 bulan tersebut bercerita dengan penuh semangat. Ia ingin mengajak suaminya mendatangi tempat-tempat pilihannya.

Sebelum besok berangkat ke Shizouka, Keluarga Kecil Sasuke pergi berbelanja untuk keperluan sehari-hari selama berada di Shizouka.

Di kawasan perbelanjaan elit, keluarga kecil tersebut mendatangi tempat-tempat pakaian dan mall besar disana.

Sarada mengandeng tangan sang mama dan terus berbicara dengan antusias untuk membeli banyak camilan. Sedangkan Sasuke terus mengekori ke-empat orang tersebut. (Sarada, Sakura sekaligus dua janin diperut besarnya)

Sakura tampak senang berbelanja dan memasukkan camilan keripik kentang gurih dan asin ke dalam keranjang belanjaan. Sarada juga sama persis seperti sang mama.

Sasuke sudah mengerti akan hal-hal mengidam Sakura dan terus membuatkan banyak hal yang sakura idamkan tanpa membantah. Karena ia tidak bisa melawan sakura jika sudah mode ngambek.

Demi Sakura pun, ia bahkan belajar membuat kue Pretzel asin untuk istrinya yang hamil besar.

Sakura berbalik menatap sang suami yang berada di belakangnya. Sasuke menatap istrinya heran. "Ada apa?" tanya nya.

Sakura nampak mengeluarkan teknik memohon Puppy eyes nya. "Sasuke nanti kita ke Ginza Street food ya" ucap Sakura penuh antusias.

Sasuke hanya tersenyum tipis dan mengangguk patuh atas permintaan istrinya. Titel terpasang di belakang punggung Sasuke sekarang: 'Suami bucin'.

Semua sudah berubah total bagi Sasuke. Pada awalnya,...

Ia yang tidak pernah ingin menerima keberadaan keponakan dan istri kakak kembarnya...

→ Akhirnya menerima keberadaan mereka sebagai istri dan anaknya juga. Ditambah dengan keberadaan dua anak kembar di perut istrinya.