"Makannya sekalian di mall aja, ya?"
Muara mengangguk saja, lalu ikut turun saat Jody sudah keluar dari mobil.
Mereka sudah sampai di parkiran mall.
"Lagian beli susu ibu hamil kan bisa di supermarket aja, Jod. Lo emang suka ngadi-ngadi."
Jody terkekeh sambil menekan tombol pengunci mobilnya dan berjalan pelan, menunggu Muara menyamakan langkah dengannya.
"Karena mood lo kayanya lagi bagus, jadi ada baiknya kita buru-buru."
Ucap Jody sambil mendorong pelan bahu Muara agar berjalan agak cepat didepannya.
Karena, disebelah kanan mereka ada Juanda yang tengah membukakan pintu mobilnya untuk Tiara.
Jody sedikit mengumpat, menyalahkan dirinya mengapa harus memilih mall ini.
"Kenapa sih dorong-dorong? Gue bisa jalan sendiri, ih!"
"Selow dong Mah, Papa kan cuma mastiin Mamah ga kesandung."
"Papa pala lo lima?!"
Muara berucap sebal sambil mencubit punggung tangan Jody yang masih memegang bahunya.
"Aduh! Uratnya ikut kecubit itu!"
"Bodo amat!"
Dan setelahnya Muara berjalan lebih cepat mendahului Jody.
Jody sedikit menoleh ke belakang dan kembali mengumpat kala Juanda berjalan tepat dibelakang mereka, sambil gandengan tangan pula.
"Makan apa ya enaknya?"
Muara menoleh setengah terkejut kala Jody tiba-tiba berbicara disebelahnya.
"Ngagetin lo, ah! Apa aja lah, masih jam tiga. Gue belum terlalu laper, sih."
"Yaudah berarti nanti dibungkus aja buat dibawa pulang juga kalo udah makan."
"Ga kemakan, Jody!"
"Lo kurusan, Ra. Lo ga nimbang badan apa?"
"Kaga lah! Gabut bener nimbang badan seminggu sekali."
Jody mendengus, tapi kemudian meraih tangan Muara saat mereka sudah berjalan menuju eskalator untuk naik ke lantai dua. Dan tentu saja mendapatkan sedikit protesan dari Muara.
"Udah diem aja, nanti ilang, ribet."
Muara menghela napas, tapi kemudian pasrah dan lebih memilih untuk melihat-lihat sekitar.
Sementara Jody sepenuhnya kesal sekarang. Ini kenapa Juanda sama Tiara ngintilin mereka, sih? Ga ada jalan lain apa? Mall seluas ini, dan Juanda malah berjalan dibelakang mereka, sungguh sebuah kebetulan.
"Pengen banget gue tonjok. Heran."
"Hah? Apa, Jod?"
Jody menggeleng spontan, tidak menyangka gumamannya bisa didengar oleh Muara.
"Ga ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Muara
Romance"Selain karena saya cantik, apakah ada alasan lain bapak menikahi saya?" "Tidak ada." Adalah percakapan dimalam pertama mereka yang berhasil meruntuhkan senyum tulus yang selama ini setia menghiasi bibir Muara. --- Muara Dunia, mahasiswi semester d...