Bagian 1

83 11 4
                                    

   "Selamat berjumpa kembali denganmu. Aku senang melihatmu lagi. "

Hari Senin, entah mengapa mendengarnya saja sudah membuatku malas dan enggan beranjak dari ranjangku.Jam beker yang telah berdering sejak 45 menit lalu kini kembali berdering. Dan dengan keadaan terpaksa kubuka kedua mataku. Ahh,kenapa rasanya susah sekali.Padahal hanya sekedar bangun pagi. B a n g u n p a g i!!

Masih setengah sadar aku berjalan menuju wc. Mengguyur tubuhku dengan air, wah rasanya dingin sekali. Alhasil nyawaku yang tadinya masih setengah kini sudah terkumpul semua.

Setelah mandi, dengan kecepatan 100 km/jam aku memakai seragam dan sarapan pagi. Ayah dan ibuku yang sudah terbiasa melihat kelakuanku di awal pekan tampak acuh. Toh, mereka sudah terbiasa.

Entah mengapa hari Senin terasa seperti hari yang sangat melelahkan. Padahal ini awal pekan. Dan aku benci itu.Tak ada alasan istimewa mengapa aku tidak menyukainya. Hanya tidak menyukainya, itu saja.

Baiklah, karena hari ini hari pertama sekolah aku takkan datang terlambat. Walaupun waktu berangkatku tidak tergolong dalam kategori 06.30.Yah, walaupun aku benci Senin setidaknya aku tak datang telat. Kan tidak lucu pemirsa!

Mungkin kalian mulai menanyakan siapa aku.Tenang, aku bukan anak Presiden atau anak sultan. Aku bukan orang penting,tapi karena ini kisahku maka akulah yang terpenting disini.Hi, namaku Tamara Amora. Aku manusia tentu saja. Bukan titisan dewi ataupun bidadari.Aku keluar dari rahim seorang ibu. Yang tentu saja ibuku perempuan dan cantik.

Cukup sekian perkenalannya.Karena jika kepanjangan maka bisa jadi aku terlambat datang ke sekolah. Apalagi ini hari pertamaku. Lain kali akan kulanjutkan. Tapi catat, aku ini manusia dan tentu saja cantik.

.....

Akhirnya aku sampai di sekolah tepat sebelum pintu gerbang ditutup. Wah, terlambat sedikit saja bisa kena hukuman. Dengan kecepatan turbo aku berlari menuju lapangan. Untuk apa?. Yah untuk jualan cilok. Bukan, untuk mengikuti upacara pembukaan MPLS(Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Setelah menemukan barisan kelompokku akupun bernafas lega.Merasa risih dan takut dengan tatapan para pengurus OSIS. Dari tatapannya seolah mengatakan "Calon -calon pemberontak nih, jadi siswa baru aja udah terlambat. Awas aja nanti. "

Aku memilih fokus mendengarkan lagu Indonesia Raya yang sedang dinyanyikan kelompok lagu. Entah hanya perasaanku, aku merasa ada yang sedang memperhatikanku sejak tadi. Semoga bukan setan dkk. Batinku.

Setelah upacara selesai,siswa baru diharuskan tetap dilapangan untuk mendapatkan arahan dari panitia MPLS atau anggota OSIS. Padahal saat ini aku sedang haus, dan tentu saja kelelahan habis berlari tadi. Apalagi dengan kecepatan turbo.

Oh iya, aku punya teman baru. Namanya Aggun, lengkapnya Maika Angguna. Dia juga manusia, tentu saja. Teman pertama yang kudapat di hari pertama MPLS. Anggun adalah cewek berkacamata, walaupun begitu ia tidak nerd. Dia tinggi dan mudah tertawa. Yang kedua namanya Deandra, lengkapnya Deandra Cantika Putri.Temanku yang satu ini agak pendiam dan taat aturan. Tentu saja manusia dan cantik. Yang ketiga namanya Nabila, lengkapnya Nabila Lutfiazzahra. Dia tinggi dan cantik. Murah senyum dan doyan makan. Doyan makan sih tapi badannya kurus. Yang ketiga namanya Saras, lengkapnya Imelda Sarasvati. Dia sainganku dalam hal ketinggian. Dia cantik dan tembem. Penasehat cinta karena kata-katanya yang terkadang masuk akal dan manusiawi. Nah, itu nama teman baruku kalau ingin kenal lebih jauh vote cerita ini yah. Hehehe...

"Aku haus banget nih, masa gak dikasih waktu istirahat sih. "Keluhku dengan nada lelah.
 
"Iyanih, sekarang kan jam 09:55.Masa iya kita dibiarin kering kek gini. "Nabila ikut mengeluh.

"Inimah namanya penyiksaan. Aaarrggh. "Kata Saras dengan nada sedikit keras.

Beberapa pengurus OSIS menoleh kearah kami. Menatap kami dengan tatapan tajam. Kami hanya menunduk takut dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Kalau ketahuan bukan cuma gak dikasih istirahat, yang ada malah di kasih hukuman. 

Dengan tenaga yang tersisa kami menyimak arahan pengurus OSIS yang rasanya tak berujung. Begitu membosankan dan melelahkan.

.....

     Akhirnya waktu istirahat tiba, tanpa menunda waktu lagi aku, Anggun, Deandra, Nabila, dan Saras segera meluncur ke kantin. Dengan semangat '45 kami memesan makanan dan minuman untuk melampiaskan rasa lapar kami.

"Wah gila nih kantin. Ramai banget. "Kata Nabila sambil melihat suasana kantin yang sudah ramai.

"Yee kalau sepi mah itu namanya kuburan. "Kataku pada Nabila.
     
"Kalau sendirian mah itu namanya kesepian. "Saras menambahkan.
      
"Ehh kok malah baper sih manusia yang satu ini. Kelamaan jomblo lo. "Anggun menimpali.
       
  "Kelamaan lapar gue. "Balas Saras.
        
Tak lama kemudian makanan pesanan kami datang. Tak menunggu detik berikutnya kami langsung melahap makanan yang telah kami pesan. Eitss, kenapa aku merasa diperhatikan lagi yah?. Dengan segera aku mengedarkan pandanganku ke penjuru kantin. Deandra yang melihatku ikutan melihat arah pandangku.
         
"Kenapa Tamara? "Tanya Deandra padaku.
         
"Ah ngak kok. Perasaanku aja kayak ada yang lagi merhatiin. "Jawabku sembari melanjutkan makanku. Berusaha untuk bersikap bodo amat.
       
"Jangan-jangan hantu kali Tam. "Kata Anggun dengan ekspresi menegangkan. Mendengar ucapan Anggun, Deandra spontan melemparnya dengan tissue.
     
  "Hantu hantu mana ada hantu siang bolong gini. "Timpal Deandra.
       
"Ya kali aja atuh. "Balas Anggun masih dengan ekspresi menegangkan.
  
.....

   
Selepas dari kantin aku dan Anggun menuju ke toilet. Sedang temanku yang lainnya harus kembali ke lapangan. Masa iya ke toilet rame-rame. Situ mau pipis atau mau tawuran.
    
Aku dan Anggun berjalan masuk ke toilet. Sesampainya di toilet aku menunggui Anggun, berjaga di depan pintu. Kebiasaan cewek kalau ke WC mesti ditemani. Sambil menunggu Anggun aku mencuci tanganku di westafel.
     
Dan untuk pertama kalinya aku memikirkan kejadian aneh yang aku rasakan. Agak merinding memikirkannya. Kalau yang merhatiin manusia mah gak apa-apa. Kalau wujud lain?. Dih amit-amit.
     
"Woi! Ngapain bengong lo? "Tanya Anggun mengagetkanku.
     
"Etdah bocah, ngagetin aja. "Kataku sambil mengusap dada.
     
"Udah dari tadi aku disini. Dipanggil dari tadi juga. "
     
"Oh gitu?? "
     
"Lo kenapa sih? Kesambet lo? "
     
"Dih amit-amit. Yuk buruan nanti telat ke lapangan. "

    
Aku dan Anggun setengah berlari ke lapangan. Karena takut diomeli panitia MPLS, akupun berlari dengan kecepatan turbo tanpa memerhatikan arah lariku. Alhasil...
     
     Bruk

     Brugh

     Bugh

   
  Aku terjatuh... Dan tak bisa bangkit lagi aku tenggelam dalam lautan luka dalam. Eits kok malah nyanyi sih.
     
Oke, aku terjatuh dan aku tak tahu apa penyebabnya. Anggun yang sudah jauh berada di depanku tidak mendengarku terjatuh. Dan sialnya aku sendirian di koridor ini tanpa tahu siapa yang menabrakku atau siapa yang telah kutabrak.
     
 
Jangan-jangan??... Ah tidak mungkin hantu. Mana ada hantu siang bolong gini. Dan tiba-tiba aku mendengar suara langkah. Posisi siaga, aku akan berlari sekencangnya jika itu memang hantu. Dengan harap-harap cemas aku menunggu sampai langkah kaki itu sampai di dekatku.
      
Kenapa aku tidak lari saat itu juga? Yah alasan pertama, kakiku sepertinya terkilir dan alasan kedua karena aku penasaran. Penasaran dengan sosok yang menghampiriku. Ketahuilah rasa penasaran itu bisa saja mengalahkan rasa takut.
      
Kini langkah kaki itu berhenti tepat di depanku, aku spontan menutup mata. Yaelah katanya penasaran kok malah tutup mata.

      "Lo ngak apa-apa? "

   
  Kayaknya aku gak tuli deh. Itu barusan suara manusia kan? Atau makhluk jadi-jadian? Akhirnya kubuka sebelah mataku dan mendapati seorang cowok dihadapanku.
      
Syukurlah bukan hantu. Aku membuka kedua mataku dan mencoba untuk berdiri.
       
"Iya gak papa. "Jawabku.
       
"Perlu bantuan gak? " Tanyanya lagi.
       
"Gak usah. "Kataku sambil berbalik pergi. Takut jika nanti manusia yang berdiri di depanku ini berubah wujud. Kebanyakan halu deh kayaknya.
      
       
"Tamara Amora kan? "

       
Detik berikutnya aku berhenti tanpa menoleh ke belakang. Dia siapa?
.....

Hi guys! Makasih udah sempatin singgah walau tidak untuk menetap.
Bagaimana bagian 1.?komen yah guys. Jangan lupa share....

Realmente Amo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang