Jangan menunggu,sebab tidak semua hal datang sendirinya.Mungkin kau harus mulai mengejar agar tahu rasanya memperjuangkan.Dering handphoneku membuatku menghentikan kegiatanku yang sedang sibuk menata rambutku.Kulihat siapa si penelfon itu,dan namanya tertera disana.
DEVIN
Butuh beberapa detik bagiku untuk menekan tombol hijau.Bagaimana tidak,untuk apa Devin menelefonku sepagi ini?.Jangan bilang ia akan memberitahuku bahwa ia akan menjemputku pagi ini.Oh tidak,jangan sampai itu terjadi.
“Halo?”Sapaku dengan hati-hati.Jangan sampai nih anak jemput lagi.Cukup sekali aja dia ngajak berangkat bareng.Kapok Hamba Ya Tuhan.
“Aku udah di depan.Masih lama gak?”Kata Devin di seberang sana.
Oke,dia bukan cuma menginformasikan tapi udah di depan rumah.Demi setan,jin dan kawan-kawannya.Aku merutuki diriku sendiri karena mengangkat telefon Devin.Gak,hari ini pokoknya aku gak boleh berangkat bareng Devin.Apapun yang terjadi.
“mmm,aku udah di jalan nih.Bentar lagi sampai sekolah kok.”Ucapku berbohong.Maaf yah readers,kelakuanku ini jangan ditiru.Tapi mau gimana lagi,nolak langsung kan gak enak.Soalnya Devin ganteng sih...
“Kamu bohong ya?”Tanya Devin.
Sebenarnya aku kurang yakin kalau itu sebuah pertanyaan.Bisa jadi nanti Devin membaliknya menjadi sebuah pernyataan.Harus hati-hati ngadepin makhluk kayak Devin nih.Selain ganteng,dia punya otak yang gak kalah sama kegantengannya.
“Beneran kok,aku diantar sama sopir mama aku.”Jawabku berbohong lagi.
Memang benar,sekali berbohong maka akan muncul kebohongan lain.Tapi,aku harus bagaimana?Yakali aku berangkat sekolah sepagi ini.Pasti Devin juga mikirin ke situ kan,secarakan otaknya gak dungu.“Lah,sekarang aku lagi sama supir mama kamu.Sama mama kamu juga.Dan sebentar lagi mama mu akan berangkat.”
What??Segera aku berlari ke arah jendela dan melihat ke bawah.Memang benar apa yang dikatakan Devin.Mamaku baru saja berangkat sambil melambaikan tangan ke arah Devin.Inikah yang namanya terciduk?
“Aku tungguin 5 menit.”Titah Devin.
Ah sial,kenapa mama harus berangkat sepagi ini sih.Terus ngapain harus pake acara papasan segala sih sama Devin? Tanpa menunggu lama lagi,aku segera menyambar tasku sembarangan dan menemui si sopir pribadi di depan.Ralat,maksudnya Devin.
Setelah sampai di depan Devin,aku menatapnya tak percaya.Aku mengerjapkan mataku tak percaya.Yang ada di depanku ini bentuknya motorkan?.Jadi,Devin jemput aku pakai motor?Bukannya matre yah readers.Tapi,kalau aku berangkat bareng Devin pakai motor otomatiskan orang-orang pada lihat nanti.Apalagi fans Devin itu.
Memikirkannya saja sudah membuatku ngeri.Ini anak ngapain sih?Kalau tau beginikan aku gak usah nyamperin tadi.Bilang aja lagi sakit.Tapi,mau bagaimana lagi,udah terlanjur.Doraemon pinjamkan pintu kemana sajamu.Aku sangat membutuhkannya untuk lari dari hadapan manusia yang bernama Devin ini yang sedang memakai helmnya.
Devin menjulurkan helmnya padaku.Dengan setengah hati aku menerimanya.Menaiki motornya dengan melafalkan doa-doa agar tidak ada yang melihatku berangkat dengan Devin hari ini.Walaupun aku tahu kemungkinannya sangat kecil.
“Ngapain tadi bohong?”Tanya Devin setelah kami meninggalkan rumahku.
Yah kamu pikir aja sendiri.Maaf nih yah,yang suruh jemput siapa?Gak adakan.Terus ngapain jemput?Aku punya kaki yang masih lengkap kok.Alhamdulillah aku belum lupa cara mungsiinnya.Racauku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Realmente Amo?
Teen Fiction"Pernah berada diposisi nyaman tanpa ikatan, dekat tanpa kepastian, dan saling suka tapi tak saling kata? Jika iya mari kita gandengan. Kita senasib. Hehehe... Hi, aku Tamara Amora. Aku akan menceritakan kisahku dengan Devin. Aku jatuh cinta berka...