Bagian 15

21 6 0
                                    

" Cewek suka sama cowok yang perhatian. Tapi, cowok gak suka sama cewek yang suka cari perhatian. "

"Gue duluan yah. "

"Iya, hati-hati. "

Setelah Nabila pulang, aku segera menuju motorku. Hari ini aku pulang agak telat karena harus mengerjakan tugas kelompok bersama Nabila dan beberapa teman kelasku yang lainnya.

Lapar, lelah, ngantuk. Ah, rasanya udah clop banget hari ini. Dan ada satu hal lagi yang menggangguku. Devin. Hari ini dia tak datang ke kelasku. Padahal aku sempat berpapasan dengannya di kantin. Tapi,saat itu ia bersikap biasa-biasa saja, nyaris cuek.

"Ah udahlah. Mending pulang dulu. Udah lapar juga. "Kataku berusaha mengalihkan pikiranku dari Devin. Kemudian kulajukan motorku menuju rumah.

Sesampainya di rumah, aku melihat motor yang sedang terparkir di halaman rumahku. Dari jauh aku merasa mengenal motor tersebut.

"Itu motor siapa ya? "Tanyaku pada diri sendiri.

Karena penasaran, aku berjalan mendekati motor itu. Motor scoopy yang ditempeli banyak stiker dan telah di otak-atik sedemikian rupa. Begitulah kiranya bentuk motor itu.

Astaga!! Motor ini.....

Motor milik.....

Devin!...

Tanpa sadar aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Aku sangat yakin ini motor Devin. Tapi kok?

Setengah berlari aku masuk ke dalam rumah. Semua rasa lapar, lelah dan ngantuk hilang seketika. Digantikan oleh rasa penasaran sekaligus terkejut.

"Assalamualaikum. "Kataku mengucap salam ketika memasuki rumah.

"Waalaikumsalam. "

Seseorang membalasnya  dari dalam. Ini bukan suara Bi Ijah. Sejak kapan Bi Ijah punya suara seperti ini. Spontan aku menoleh ke arah suara. Kudapati Devin tengah duduk di kursi ruang tamu ditemani beberapa cemilan dan jus dingin.

Sepertinya Bi Ijah telah bertemu dengan tamu ini. Jelaslah, siapa lagi yang ada di rumah ini kecuali Bi Ijah. Dan juga, kenapa Devin cuma sendiri? Bi Ijahnya mana?

"Ngapain disini? "

Iya, Devin ngapain ke rumahku. Ngak lagi minta sumbangan kan? Bukannya gak senang nih dikunjungi Devin. Tapi, biasanya Devin cuma di gerbang depan. Gak pernah sampai masuk segala ke dalam rumah.

Dan lagi, seharian ini aku dan Devin tak melakukan interaksi apapun. Dan sekarang dia ada disini. Buat apa?

"Nungguin kamu. "Jawabnya.

Beruntung tak ada kedua kakak lelakiku di rumah. Awas aja kalau sampai mereka tahu ada cowok datang ke rumah. Apalagi nungguin aku. Udah dijadiin samsak nih orang.

"Ngapain nungguin aku? "Tanyaku lagi.

Kok gak sopan banget yah aku berdiri sambil ngobrol. Yaudah duduk aja deh. Dapat kulihat mata Devin mengikuti arah gerakku. Mencari aman, aku duduk tepat di depan Devin.

Realmente Amo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang