Bagian 13

29 5 0
                                    

"Aku ingin menyukaimu tanpa jeda, lupa dan luka. "

"Yah... Karena. "

Aku menunggu Devin menyelesaikan ucapannya. Namun manusia ini tampaknya senang melihatku penasaran. Biarlah, aku memutuskan untuk tidak mempedulikannya dan mengalihkan pandanganku dari Devin.

"Kamu gak penasaran? "

"Tadi sih iya. Sekarang udah gak. "

Aku kembali mengarahkan pandanganku ke arah Devin. Dan parahnya ia juga sedang menatapku. Dapat kulihat manik matanya yang berwarna kecoklatan.Tiba-tiba Devin memajukan sedikit wajahnya kearahku.

Tunggu,ada apa ini?.Jarak antara aku dan Devin semakin dekat.Sialnya, jantungku sudah berdegub tak karuan sejak tadi. Oh tolonglah, jangan sampai pipiku merona.

"Ka, kamu ngapain? "Tanyaku.

Aku tidak terdengar aneh kan? Tidak mungkin Devin... Lupakan. Pikiranku saja sepertinya sedang kena virus. Tapi, bukan virus covid yah readers.

"Liatin kamu. Ternyata kalau sedekat ini kamu terlihat tidak cantik,tapi... "

Beberapa saat yang lalu Devin bilang aku cantik.Sekarang? Oh, jadi dia mau main-main yah denganku. Tapi, jujur perasaanku was-was mendengar ucapan Devin.

"Tapi apa? "Ucapku sebal. Posisi Devin masih seperti tadi namun aku sedikit memundurkan badanku. Kalau tidak begitu, bagaimana aku bisa bernafas.

"Tapi sangat cantik. "Devin tersenyum. Hanya sekilas, jika dehitung bisa jadi hanya 0,5 detik. Dan ia sangat tampan. Oh tolonglah, sanggupkan makhlukmu ini.

Devin kembali ke posisi semula. Aku bernafas lega, setidaknya dengan begini Devin tak mendengar debaran jantungku yang sedang karokean dengan ginjalki di dalam sana.

Telingaku yang mendengar ucapan Devin seketika memanas. Apakah memang ucapan Devin seberpengaruh itu pada tubuhku? Hanya bibirku yang tampak diam.Aku ingin tersenyum tapi tak bisa. Tak bisa!!!

"Aku pernah beli di tukang bakso yang suka mangkal di depan rumahmu. Tapi, cuma sekali kok. "Akhirnya Devin menjawab pertanyaanku tadi.

Aku hanya ber-oh ria saja. Emangnya apa yang harus kukatakan lagi? Aku sedang sibuk menetralkan detak jantungku. Dan to long untuk Devin, jangan berulah lagi!

#####

Selepas dari perpustakaan dengan Devin, Tamara segera mencari ketiga temannya. Tapi, mereka dimana?. Tamara sudah mencari mereka di kelas. Namun, mereka tak tampak. Dan kebetulan suasana kelas sedang sepi.


Sedangkam Devin masih berdiri di depan pintu kelas Tamara. Sepertinya ia juga sedang menunggu kedua temannya.

"Teman-temanku pada kemana yah? "Tanya Tamara pada diri sendiri.

Devin yang melihat Tamara resah segera menghampirinya. Padahal ia sendiri sedang bingung dengan keberadaan temannya. Namun, ia berfikir bisa jadi kedua temannya sudah balik ke kelas duluan.

"Kenapa? "Tanya Devin.

"Itu teman aku pada ngilang. "Jawab Tamara lesu.

Realmente Amo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang