Bagian 18

34 2 0
                                    

"Berhenti mengharapkan apapun  dari siapapun. Saatnya sadar, kecewanya kita bukan karena orang lain. Tapi,karena harapan kita yang terlalu tinggi."

-Realmente Amo-

"Jadi ceritanya gimana? "Tanya Anggun sesampainya kami di kantin.

Saat ini kami berempat tengah menunggu pesanan makanan dan minuman. Ketiga temanku tampaknya sudah penasaran tingkat kuadrat.

"Jadi gini.... "

Anggun, Nabila dan Deandra menatapku fokus. Ah lucu sekali mereka ini. Padahal aku sengaja menggantung kalimatku untuk mengerjai mereka lagi.

"Sok atuh Tam. "Ujar Nabila.

Anggun dan Deandra mengangguk sebagai tanda setuju dengan ucapan Nabila. Kasih tau gak yah?

"Jadi gini, kemarin aku ke rumah sakit buat jagain Devin. Terus sampai di kamar rawatnya Devin ternyata Devinnya lagi tidur. Yaudah, sambil nungguin dia, aku beres-beres kamar...... Bla bla bla. "Aku menceritakan kejadian kemarin secara lengkap. Tanpa ada celah sedikitpun.

"What?? Serius Devin bilang gitu ke elo? "Reaksi pertama Anggun saat aku selesai menceritakannya.

"Devin cuma bilang suka gitu? Maksud gue gak nembak lo juga? "  Kini Deandra yang menunjukkan reaksinya.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Entahlah, bahkan menceritakannya saja masih membuatku senyum-senyum. Lebaynya diriku yah readers.

"Setelah kalian ngomong gitu, terus gimana? "Tanya Nabila.

"Gimana maksud lo? Yang jelas Maemunah. "Semprot Deandra pada Nabila. Salahkan Nabila karena bertanya yang melahirkan anak tanya lagi.

"Yah  maksud gue, setelah Devin bilang gitu kelanjutannya gimana?. Ada kemajuan atau malah jalan di tempat? "Jelas Nabila.

Anggun, Deandra, dan Nabila kini menatapku yang masih senyum-senyum. Aku tak sepenuhnya fokus dengan diskusi tentang percintaanku ini. Yang terputar di otakku hanyalah kejadian kemarin.

"Tam! Ditanya tuh dijawab.Senyum-senyum ae lu. "Ujar Deandra.

Aku mengerjap dan menatap ketiga temanku tanpa rasa bersalah. Maafkan aku guys. Beginilah manusia kalau lagi jatuh Cinta. Apa-apa kebayang wajah doi terus.

"Apa? "Tanyaku.

"Ah males ah. Tamara gafok mulu dari tadi. "Keluh Anggun.

"Yaudah, aku serius nih sekarang. "

"Seriusan yah, kudu serius ini. "

"Iya serius Gun. "

"Jadi gimana lanjutannya setelah Devin ngomong? Ada kemajuan atau malah jalan di tempat? "Deandra mengulang pertanyaan Nabila.

Aku memikirkan kembali kejadian setelahnya. Tidak ada yang istimewa. Pulangnya dari rumah sakit,yang kulakukan hanyalah guling-guling di atas kasur menikmati sensasi kejadian di kamar rawat Devin.

Saking asiknya, aku tak sadar kalau Devin belum menghubungi setelahnya. Bahkan mengirimkan pesan chat pun tidak.

"Aku gak tau. "Kataku langsung lesu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Realmente Amo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang