Bagian 14

18 5 2
                                    

"Bahkan untuk terlelap saja, mata ini enggan untuk terpejam.
Bahkan untuk istirahat saja,pikiran ini enggan untuk terbenam. "

Selesai makan malam, aku dan ibuku sedang duduk di sofa sambil menonton TV. Kebiasaanku saat ibu sedang tidak sibuk, yah seperti ini. Menghabiskan waktu bersama selagi ada.

"Bagaimana sekolahnya? Menyenangkan? "Tanya ibuku  membuka percakapan.

"Iyah, bu. Berbeda dengan waktu SMP, sekarang tugas sekolah tambah banyak tapi teman juga tambah banyak. Hehehe... "Jawabku sambil memakan cemilan.

"Oh yaa? Ibu senang mendengarmu punya banyak teman. Kapan-kapan ajak ke rumah ya temanmu."Ucap ibuku.

"Siap ibu. "Balasku sambil mengancungkan jempol.

Kamipun melanjutkan acara menonton tv. Sesekali kami tertawa dengan adegan yang ditampilkan salah satu judul sinetron. Ah, rasanya sepi sekali. Walaupun aku ditemani ibuku namun aku masih merasakan kesepian.Biasanya akan ada ayah disini. Bukan hanya ayahku, tapi kakak-kakakku juga.

Ayahku masih sibuk. Entahlah, aku jarang menghabiskan waktu dengan ayahku. Walaupun begitu aku tahu, ia bekerja keras untuk keluarga. Untuk sekolahku dan kakak-kakakku.

Aku sudah mulai mengantuk. Entah sudah berapa kali aku menguap. Namun, aku tak ingin beranjak dari sofa. Aku ingin menemani ibuku sampai ia beranjak tidur.

"Tamara, tidur gih. Dari tadi ibu lihat kamu  menguap terus. "Memang yah ibu super peka oranngya. Tau aja kalau anaknya udah ngantuk.

"Nanti aja bu, kalau ibu  mau tidur nanti Tamara juga ikut tidur kok. "Kataku masih dengan setengah menguap. Ah mataku kenapa mengantuk sekali?

"Ibu sudah mau tidur ini. Kamu masih mau nonton? "

Mendengar ucapan ibuku aku langsung berdiri. Menguap dengan keras. Makasih atas kepekaannya ibu.

"Ngak kok bu. Aku udah mau tidur. "

"Yaudah, good night Tamara sayang. "Ujar ibuku sambil mengecup keningku.

"Too bu. "Balasku.

Sesampainya aku di kamar, aku segera merebahkan diriku di atas kasur. Ah nyaman sekali. Kututup mataku untuk bersiap tidur.

Not your barbie girl, not your barbie girl...

Suara dering handphoneku menandakan seseorang menelfon. Shit, siapa yang menelfon tengah malam begini. Ia tak tahu apa kalau aku mau tidur.

Tapi, akhirnya aku memutuskan untuk menekan tombol hijau tanpa melihat siapa si penelfon.

"Halo. "Ucap seseorang diseberang sana.

"Hmmmm"Aku hanya bergumam. Sungguh mataku sudah ingin terpejam.

Tunggu!

Suara ini?

Seketika mataku terbuka dan melihat nama si penelfon. Devin. Yah, sudah kuduga.

"Udah tidur? "Tanyanya.

Belum, masih nungguin ayam jantan bertelur.

Realmente Amo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang