Bagian 11

26 7 0
                                    

"Mungkin kita adalah kata yang tak pernah terucapkan. Tapi, kita adalah ingatan yang tak pernah terlupakan. "

Aku memasuki rumah setelah diantar Devin. Lelah juga rasanya.Tapi, aku merasa senang karena bisa menghabiskan waktu dengan Devin. Lebay, biarin aja.

"Tamara udah pulang. Darimana nak? "Suara lembut menyapaku dengan hangat. Siapa lagi kalau bukan suara ibuku tercinta.

"Habis nemenin teman main futsal bu. "Jawabku sambil menghampiri ibuku yang tengah duduk di meja makan.

"Owh, temannya cowok? "Tanya ibuku lagi sambil tersenyum. Beliau bukannya menginterogasi yah readers. Ibuku tak pernah melarangku berteman dan bertemu siapapun. Karena dia percaya kalau aku tahu batasan.

Akupun mengangguk. Berusaha untuk tidak tersipu. Aku sangat ingin menceritakan Devin pada ibuku, namun sepertinya jangan dulu deh.

"Yaudah, bersih-bersih gih. "Titah ibuku. Dia tersenyum, seolah mengerti apa yang kurasakan. Memang feelings ibu memang kuat yah.

Aku berjalan menuju lantai atas, dimana kamarku berada.Rasanya pantatku encok karena kelamaan duduk tadi. Tapi, gak apa-apa. Demi Devin.

Selesai mandi, aku membuka handphoneku dan mendapati pesan chat dari Anggun. Tumben banget nih anak ngechat, biasanya langsung nelfon. Mentang-mentang banyak pulsa.

Anggun. ♥
Lo ada di rumahkan?

                                     :iya, emang knp?

Gue d jln, otw rmahmu.

                                      :Tumbenan

Pen curhat.😓

                                      :Yaudah, cepetan

Okeh, Anggun lagi otw kesini. Dan katanya pengen curhat. Hal pertama yang harus disediakan ketika teman pengen curhat yaitu cemilan. Yups, ini kudu mesti wajib harus. Kenapa? Karena biasanya teman yang curhat itu memakan waktu lama. Supaya gak bosan, cemilan wajib hadir.

Hal kedua, tissue. Kenapa tissue readers? Siapa tau isi curhatan teman  itu hal yang sad banget. Nah, kalian gak maukan bantal kalian jadi lap ingus gratis.

Hal ketiga dan hal terakhir. Siapkan kuping kalian untuk mendengar cuap-cuap dari teman kalian.Dan sepertinya itu tidak sebentar. Namanya teman curhat, rata-rata mereka lama. Otomatis, kalian mendengarkannya lama juga. Tapi, jangan sampai ngantuk yah.

Beberapa menit kemudian kudengar mobil Anggun memasuki halaman rumahku. Dia datang diantar sopirnya. Dan temanku yang satu ini langsung masuk ke rumahku.

Aku sengaja tidak turun ke bawah karena aku tahu Anggun sendiri yang akan ke kamarku. Tempat teraman untuk curhat. Nah, tuh anak kayaknya lagi ngobrol dengan ibuku.
Dan tak Lama setelahnya pintu kamarku terbuka.Sesi curhatpun dimulai.

"Jadi, mau curhat apaan? "Tanyaku setelah Anggun menaiki ranjangku. Ngak apa-apa kok, anggap aja rumah sendiri. Emang temanku yang satu ini punya prinsip. Punya teman, punya kita juga kecuali jodoh.

"Tam, Lo suka sama Devin kan? "Tanya Anggun balik. Plis deh, kalau ditanya tuh jawab dulu.

"Iya, kan udah cerita. Emang kenapa? "

Realmente Amo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang