Sena mengoleskan salep di dahi dan sudut bibirnya, ia berulang kali meringis menahan sakit. Sungguh, memar di kening rasanya sangat menyakitkan dan membuat pusing, ia harus berhati-hati.
"Ouh, gimana kalau tulang tengkorak gue retak?" Lirih Sena.
"Penyusup sialan" desisnya dengan sebal.
**
Jaera mendengus sebal saat merasakan pelukan hangan dari belakang tubuhnya.
"Maafin aku Ra" gumam Jeno dengan suara seraknya. Sementara Jaera tak menyahut, ia nampak tengah membalas pesan dari Sena soal kejadian semalam.
"Aku mabuk, dan gak bisa pulang sendiri" ujar Jeno lagi, dan Jaera tetap tidak menyahut.
"Sayang, jangan kayak gini. Aku janji gak bakal ikut gabung lagi kalau ada acara kayak gitu. Maaf Ra" Jeno terus meminta maaf, bahkan tangan kanannya mengusap perut Jaera, yang membuat Jaera menepis tangannya.
"Sarapannya udah siap, kamu sarapan aja"
Ujar Jaera."Maafin aku ya?" Gumam Jeno dengan mata yang sayu, lalu bibirnya mendarat di pipi Jaera seperti biasa.
"Iya Jeno, sarapan sekarang atau aku pergi duluan?" Ancam Jaera yang membuat Jeno mendengus lirih, lalu ia berjalan gontai menuju meja makan.
Jaera pun mengikuti langkah Jeno.
"Ketauan kamu pulang sama Allura lagi, aku siram mukaiamu make kuah panas" desis Jaera yang membuat Jeno terdiam dengan mata membola.
"Denger gak?" Tanya Jaera, dan Jeno mengangguk.
"Bagus, aku pergi duluan"
"Eh? Kamu bilang gak bakal pergi duluan" ujar Jeno yang tidak terima, namun Jaera tak menyahut dan pergi dari apartnya.
Jeno mendengus lirih. Waktunya dengan Jaera benar-benar berkurang drastis setelah Jaera bergabung dengan kepolisian Gangwon.
Sementara itu Jaera di depan pintu apart meraih secarik kertas yang berada di lantai, jantungnya berdebar keras setelah melihat gambar dibalik kertas tersebut.
Itu gambar bunga Lili, yang kata Nathan bunga kesukaan Jung Aeri.
Sontak Jaera mengedarkan pandangannya kesekitar, namun tidak ada yang mencurigakan, ia pun kembali memasuki Apartnya yang membuat Jeno bingung.
"Ada apa?" Tanya Jeno, dan Jaera duduk di hadapan Jeno.
"Aku tungguin kamu sampai beres, kita pergi bareng" gumam Jaera tanpa menatap Jeno, ia mengirim pesan pada Chanyeol bahwa ia datang telat pagi ini,
Jaera menghel nafasnya, ia beralih memandang Jeno yang tengah sarapan. Ia mengkhawatirkan Jeno, ia takut orang iseng itu melukai Jeno. Sebab yang ia tahu Jeno tidak terlalu banyak bertingkah saat orang lain menyakitinya.
**
Ting tong ting tong
Pagi-pagi sekali Hyunjin menekan bel apartment Sena, dan tak lama Sena membukakan pintunya.
"Hmm Jin, Gue enggak masak pagi ini" ujar Sena dengan raut wajah tidak enak.
"Lo baik-baik aja?" Tanya Hyunjin yang membuat jantung Sena berdebar kencang, Ternyata Hyunjin menanyakan kabarnya.