"Ugh" rintih Jeno setelah terbangun dari tidurnya, ia meringis kecil seraya memegang perut bagian kanannya yang terasa sakit.
Nafas Jeno terengah, membuat Jaera yang melihat itu menghampiri Jeno.
"Biar aku panggil aku dokter" lirih Jaera yang terlihat cemas, ia hendak menekan tombol automatis, namun tangan Jeno menahan lengannya.
"Shotaro" gumam Jeno yang membuat Jaera mengerutkan dahinya.
"Shotaro, yang nusuk aku. Dia tetangga baru kita" ujar Jeno.
"Maksud kamu Shotaro itu?" Tanya Jaera seraya menunjuk Shotaronyang beradiri tak jauh darinya, wajahnya terlihat kebingungan saat mendengar ucapan Jeno.
"Ya, dia" sahut Jeno seraya menunjuk Shotaro. Jaera berdecam kecil, ia pun menekan tombol untuk memanggil dokter.
"Aku pastiin Shotaro dari pagi disini, dia gak pulang sejak kamu sampai di rumah sakit, dia bilang dia kenal kamu" ujar Jaera.
"Aku serius" ujar Jeno seraya melirik Shotaro yang masih terlihat bingung.
"Jangan asal nuduh, aku tau cowok yang jalan kearah kamu, dia bahkan pakai masker dan Topi, dia tingginya hampir sama kayak kamu"
Jeno terdiam, ia berusaha mengingat lagi, namun pada akhirnya ia menghela nafas lirih sambil mengusap surainya.
Tak lama dokter Kim pun datang, ia memeriksa Jeno sejenak. Dokter Kim bilang Jeno bisa lekas sembuh jika banyak beristirahat.
Setelah kepergian dokter Kim, Shotaro menghampiri Jeno. "M-maaf, aku cuma kaget liat kamu disini, Kak Jeno"
(Anggap Shotaro lebih muda dari Jeno)
"Aku bahkan belum kasih tau namaku" ujar Jeno.
"Aku yang kasih tau, udahlah Jen. Sena lagi bantuin aku buat cari siapa pelakunya. Jangan nuduh Shotaro terus" balas Jaera yang terlihat sebal. Jeno pun menyerah, ia jelas-jelas melihat mata khas Shotaro saat di bandara, keduanya sempat bertatapan. Tapi Mungkin ia hanya salah lihat.
**
Sena fokus melihat Cctv di bandara, dengan cepat ia mendapat rekaman cctvnya, hanya saja wajah yang tertutup topi dan masker itu akan menyulitkannya menemukan si pelaku.
Ddrrtt
DdrrtttSena berdecak kecil, ia pun mengangkat telpon dari Jaera.
"Kasus kematian Han Yunsu udah ditutup, dengan kasus bunuh diri dengan cara membakar diri" ujar Chanyeol.
"A-apa? Bahkan kasusnya belum lama, kita belum dapetin apa-apa"
"Pak Shim yang mutusin, aku gak bisa apa-apa" Sahut Chanyeol di sebrang sana, Sena pun menghela nafasnya lirih. Entah kenapa kasus besar seperti itu sepalu ditutup begitu saja, bahkan bukti belum ditemukan lebih jelas lagi.
"Yaudah, makasih infonya kak" ujar Sena, lalu memutuskan panggilannya.
"Eoh? Dia lepas maskernya di depan loker" ujar Kai, sontak Sena menoleh.
"Kirim aja gambarnya" ujar Sena, dan security itu mengangguk.
**
Hyunjin berulang kali menghela nafasnya, kini ia sudah berada di rumah SKZ, tepatnya di gudang, ia membantu Han yang lagi-lagi tengah mempacking barang dagangan mereka.
"Lo lagi ada masalah?" Tanya Han dengan gumaman, namun Hyunjin tak menyahut.
"Gue ketemu Sena kemarin pagi" ujar Han, kali ini membuat Hyunjin menoleh, membuat Han menyeringai kecil.