Brak
Jeno memasuki sebuah kamar setelah ia membuka pintu tersebut dengan keras dan terburu-buru.
Jeno menghampiri Jaera yang tergeletak di atas lantai dengan darah yang keluar dari sudut bibirnya yang sobek.
"Jaera, sayang.." panggil Jeno dengan nada panik, namun Jaera tak kunjung bangun. Jeno pun segera membawa Jaera pergi dari sana menuju rumah sakit terdekat.
Awalnya Jeno tidak tahu apa yang sedang Jaera kerjakan, bisanya Jaera akan mengabarinya soal pekerjaanya. Dan saat ia sampai apart, nomor tidak dikenal mengiriminya pesan dengan foto Jaera yang tak sadarkan diri. Entah bagaimana Jeno bisa menebak tempat itu, dan akhirnya menemui Jaera.
Sesampainya di rumah sakit, Jeno berlari dengan Jaera di gendongan belakangnya. Sepanik ini jika Jaera dalam keadaan tidak baik-baik saja. Cukup masa lalu Jaera yang buruk, kedepannya Jeno tidak akan membiarkan itu terjadi.
Kini Jaera tengah ditangani di ruang unit gawat darurat, sementara Jeno duduk di kursi tunggu seraya melihat kembali pesan dari orang tidak di kenal itu.
Jeno: Jae, lacak nomor ini. xxx xxxx xxxx
Tak lama kemudian Jaemin membalas.
Jaemin: kartunya udah gak aktif.
Jeno mendengus kecil, lalu mengusak surainya sejenak. Sesekali matanya melirik ruang ugd, berharap kondisi Jaera tidak terlalu buruk.
**
Sena mendatangi Rumah makan yang tak terlalu besar, ia mendapat kabar bahwa seseorang mencurigakan datang dari arah apartmentnya dan memasuki rumah makan tersebut, dan kemudian orang itu keluar dengan baju yang berbeda.
Sena datang untuk memastikan, sebab wajah orang itu tak terlihat di rekaman cctv sebelumnya.
"Saya Oh Sena detektif dari kepolisian Gangwon" ujar Sena memperkenalkan diri, membuat security rumah makan tersebut terlihat bingung.
"Rumah makan ini buka 24 jam kan?" Tanya Sena, dan security tersebut mengiyakan.
"Tolong tunjukan cctv pada pukul 4 pagi" pinta Sena.
"Mohon maaf, sebelumnya ada apa ya?"
"Ada pembunuhan di apartment Saerim, cctv disana rusak secara bersamaan, jadi tolong tunjukan"
"Oh baik, silahkan masuk" Security tersebut mempersilahkan Sena untuk masuk ke posnya.
"Ini Cctv pukul 5 pagi" ujar Security tersebut, Sena menajamkan penglihatannya.
"Oh orang ini, ikuti orang ini" tunjuk Sena saat seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam memasuki Rumah makan tersebut.
Rekaman cctv pun berpindah, laki-laki itu memasuki toilet, lalu tak lama kemudian kelur dengan pakaian berbeda, yakni Hoodie berwarna putih.
"Oh laki-laki ini gak ada masuk toilet, tapi tiba-tiba keluar darisana" ujar Security tersebut yang ikut menyimak.
"Pause wajahnya" pinta Sena, dan terpampanglah wajah laki-laki itu yang tidak asing untuk Sena.
"Jaemin?" Lirih Sena dengan dahi berkerut.
"Saya minta Rekemannya" ujar Sena, dan Security tersebut mengangguk.
**
Jeno menghela nafasnya lega, Jaera terlihat baik-baik saja. Jaera bahkan bisa tersenyum padanya.
Jeno memeluk Jaera sejenak.
"Aku baik-baik aja" ujar Jaera, lalu Jeno melepaskan pelukannya, dan menatap Jaer dengan penuh kekhawatiran.