4 Hari berlalu setelah kematian Yohan, Ares tidak berkumpul kembali sejak saat itu, mereka berada di rumah masing-masing, kecuali Jaemin yang tetap tinggal di rumah Ares, terkadang Jisung datang untuk menemani.
Kini Hyunjin tengah merebahkan tubuhnya di atas Sofa milik Sena, ya Hyunjin berada di apartment Sena, ia dan Sena baru saja selesai makan malam bersama.
Sena menghela nafasnya, ia duduk di atas karpet membelakangi Hyunjin, lebih tepatnya Sena bersandar pada kaki Sofa tempat Hyunjin terlelap.
"Semalem gue mimpi" gumam Sena yang membuat Hyunjin meliriknya sejenak.
"Gak akan gue ceritain, tapi itu tentang Ares" ujar Sena lagi.
"Ya, jangan ceritain kalau itu hal buruk" sahut Hyunjin yang enggan menanggapi hal buruk apapun tentang Ares, walaupun itu sekedar mimpi.
"Jin, gue takut kematian Yohan bukan karena kecelakaan" celetuk Sena, lalu Hyunjin mengubah posisinya menjadi duduk, dan beralih duduk di samping Sena.
"Apa yang bikin lo kepikiran kayak gitu?" Tanya Hyunjin, Sena meraih gelas Sojunya dan meminumnya Soju tersebut.
"Aneh aja, kecelakaan di tempat yang jarang dilaluin mobil, gak ada saksi, gak ada cctv"
"Lo berniat buat nyelidikin itu?" Tanya Hyunjin, dan Sena mengangguk.
"Tapi pengajuan gue gak di Acc dama pak Shim. Jadi gue gak bisa nyelidikin itu, kasusnya udah selesai. Menurut lo gimana?" Tanga Sena seraya menatap Hyunjin, sontak Hyunjin terdiam sejenak.
Hyunjin berdeham dan memalingkan wajahnya dari Sena. "Gue gak bisa berfikir sejauh itu"
Sena tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahu Hyunjin, lalu Hyunjin ikut meraih gelas sojunya dan meminum Sojunya tanpa mengganggu Sena.
"Apa Sehun masih hubungin lo?" Tanya Sena, sontak Hyunjin menggeleng.
"Kenapa?"
"Gak apa-apa, gue liat kak Seokjin di rumah duka. Gue pikir acara kematian Yohan gak sepenting itu buat Sehun sampai dia ngutusin Seokjin buat datang. Dia bahkan keliatan sibuk banget sama kerjaannya, gak peduli sama orang sekitar termasuk gue"
Hyunjin tidak tahu mau menjawab apa, ia hanya diam. Untuk menghentikan pembahasan soal Yohan dan Sehun, Hyunjin menyelipkan tangannya di pinggan Sena dan menarik Sena agar lebih mendekat padanya.
Sena terlihat bingung, namun ia tetap pada posisinya.
"Gue nginep aja, nemenin lo" ujar Hyunjin, dan Sena tersenyum kecil seraya menatap mata Hyunjin.
"Gue gak apa-apa sendiri"
"Pengen nginep aja, suasana hati gue lagi gak baik, kepikiran Yohan terus"
"Oh gitu, kalau begitu nginep. Biar gue beresin kamar tamunya" ujar Sena seraya mengangkat kepalanya dari bahu Hyunjin.
"Gak perlu, kita biasa tidur di kamar lo"
"Hm?"
"Biar lo gak kerja dua kali buat beresin kasur, Sena" ujar Hyunjin, lalu ia menuangkan soju di gelas Sena.
"Masih ada dua botol" gumam Hyunjin lagi, lalu keduanya meminum soju di gelas masing-masing. Menghabiskan malam dengan mabuk bersama.
**
Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi, namun Jaera masih setia terlelap dipelukan Jeno.
"Gak kerja?" Tanya Jeno seraya mengusap surai Jaera, dan Jaera hanya berdeham lirih.