Posessive Bintang--11

20.1K 1.6K 262
                                    

"Tidak aku sangka teryata kakakku cantik sekali," ucap Leon sambil berdecak kagum saat melihat kakaknya Sinta mengenakan gaun pernikahan.

Sinta tersenyum. "Kau juga tampan," ucap nya.

Leon tersenyum. "Siap untuk pergi ke altar kakak?" tanyanya.

Sinta menggandeng tangan Leon. "Aku siap," ucapnya.

"Kenakan penutup wajahmu," ucap Leon sambil memakaikan penutup tersebut pada Sinta.

"Kak. Walaupun nanti kau sudah menikah. Jika ada masalah jangan sungkan untuk bercerita padaku," ucap Leon.

"Apapun masalahmu. Aku akan membantunya," sambung Leon.

Sinta mengangguk. "Tentu saja. Terima kasih," ucapnya.

"Ngomong-ngomong jangan lupa berikan aku banyak keponakan ya kak," ucap Leon jahil. Sinta pencubif pinggangnya hingga membuat Leon meringis kesakitan.

Leon tersenyum, Ia pun mengantar Sinta menuju altar pernikahan yang sudah disiapkan.

Sinta memandang gugup kearah banyak tamu terutama seorang pria yang berdiri di tengah sana mengenakan tuksedo di tubuhnya. Siapa lagi kalau bukan Bintang, pria itu terlihat sangat tampan.

"Siap kak?" tanya Leon dengan pelan, ia tau jika kakaknya ini sangat gugup.

Sinta mengangguk, ia pun berjalan sambil menggandeng tangan Leon. Bintang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Tatapan haru.

Saat sampai Leon menyerahkan tangan Sinta pada Bintang. "Aku serahkan kakakku padamu ya kakak ipar. Tapi jika kau menyakitinya aku akan langsung mengambilnya," ucap Leon.

Bintang menatap tajam. "Tentu," balasnya singkat.

Bintang menggenggam kedua tangan Sinta. Mereka saling berhadapan dengan seorang pendeta berada di tengahnya.

"Baiklah kita mulai upacaranya," ucap pendeta tersebut.

"Bintang Orion, apa kau bersedia menerima Sinta Pamela sebagai istrimu dan akan menerima suka ataupun dukanya. Sampai ajal menjemput?" tanya Pendeta.

"Aku bersedia," balas Bintang dengan lantang.

"Baiklah. Sinta Pamela, apa kau menerima Bintang Orion sebagai suamimu? Dan akan menerima suka ataupun dukanya sampai ajal menjemput?" tanya Pendeta.

"Aku bersedia," ucap Sinta dengan mata berkaca-kaca.

"Baiklah. Dengan begini kalian resmi menjadi suami istri. Dipersilahkan untuk berciuman," ucap Pendeta.

Bintang membuka tudung yang menutupi wajah Sinta, ia tersenyum tipis saat melihat wajah Sinta memerah.

"Kau menangis?" tanya Bintang sambil memegangi kedua pipi Sinta.

"I love you," Bintang mencium bibir Sinta sambil memeluk pinggangnya.

Semua para tamu bertepuk tangan dan berdiri. Bintang menatap wajah Sinta lalu melepaskan ciumannya sambil menempelkan kening mereka berdua.

"Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkan mu," ucap Bintang.

Sinta mengangguk. Bintang memeluk tubuh Sinta dengan erat.

"Tapi sepertinya malam ini aku tidak akan membiarkan mu untuk tidur lelap," ucap Bintang sambil menyeringai.

Wajah Sinta memerah, Bintang tersenyum tipis sambil mengecup kening Sinta.

"Kau paham pikiranku kan sayang?"

∆∆∆

"Selamat untuk pernikahan mu," ucap Angkasa sambil menepuk kedua bahu Sinta.

Sinta tersenyum. "Terima kasih. Ngomong-ngomong kapan kalian akan menyusul?" tanyanya.

Angkasa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil menatap Alasyan yang berada di sampingnya.

"Apa?" tanya Alasyan dengan galak.

"Mungkin secepatnya," ucap Angkasa dengan semangat.

"Selamat untuk pernikahan mu," ucap Angkasa pada Bintang.

Bintang mengangguk. "Thanks. Aku sarankan untukmu agar cepat menyusul," ucapnya.

Angkasa menatap bingung. "Kenapa?" tanyanya.

"Kau tidak tau kan jika kekasih Aksa sudah mengandung?" tanya Bintang. "Mungkin setelah aku. Dia juga akan menikah,"

Angkasa melongo. "W-what? Are you serious?" tanyanya.

"Kapan aku pernah berbohong?" tanya Bintang sambil meminum wine ditangannya.

"Kapan mereka---"

"Banyak bicara sekali. Cepat! Aku lapar," ucap Alasyan sambil menarik tangan Angkasa.

"Tu-tunggu dulu. Aishh," Angkasa hanya pasrah saat dirinya ditarik oleh Alasyan untuk menemani gadis itu makan.

"Kau serius?" tanya Sinta.

Bintang menoleh. "Tentu saja. Tanpa ia beritahu aku sudah lebih dulu mengetahuinya," ucapnya.

Saat yang bersamaan Aksa datang sendiri dengan pakaian jas hitam miliknya.

"Selamat atas pernikahan kalian berdua," ucap Aksa pada Bintang dan Sinta.

"Terima kasih," ucap Sinta sambil tersenyum.

Bintang mengangguk. "Dimana wanitamu?" tanyanya.

Aksa terdiam. "Dia--"

"Jangan terlalu mengekang seorang wanita yang sedang mengandung," ucap Bintang dingin membuat wajah Aksa menegang.

"Darimana kau tau?" tanya Aksa pelan.

Bintang menyeringai. "Aku tau tentang kalian. Apa yang tidak aku ketahui? Sekalipun kau tidak memberitahuku," ucapnya.

Aksa membeku ditempatnya, ia menatap Bintang. "Aku---"

"Jika kau menyakitinya lagi percaya atau tidak aku akan menghabisimu," ucap Bintang sambil meminum wine tersebut hingga tandas.

"Kau tau kan jika mommy dan daddy tau apa yang kau lakukan padanya," ucap Bintang.

Aksa mengangguk. "Kalau begitu aku pergi dulu," ucapnya.

Bintang menatap punggung Aksa yang mulai menjauh, ia menghela nafas pelan.

"Apa Achi baik-baik saja?" tanya Sinta.

Bintang mengangguk. "Dia baik-baik saja. Tidak usah khawatir dengan itu," ucapnya sambil memeluk pinggang Sinta.

"Kau tidak lupa dengan apa yang aku katakan padamu tadi kan?" tanya Bintang dengan alis yang terangkat.

Sinta langsung menjauhkan tubuhnya. Bintang terkekeh pelan. "Aku tidak akan melewatkan malam nanti," ucapnya sambil menyeringai.

"Kau tau kan. Walaupun kita sudah pernah melakukannya. Tapi untuk nanti aku tidak akan membiarkan mu untuk tidur."

"Paham sayang?"

∆∆∆
TBC

Maaf karena telat update:") karena sibuk ngurus kuliah ehe

Cerita ini akan tamat di part 67 semoga kalian puas ya:v

Posessive Bintang [2# BINTANG SERIES] (TAMAT) [TERBIT DI PRNERBIT KAFEIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang