Bintang mengusap pelipisnya. Ia nampak gelisah. Lalu Bintang kembali membuka laptop miliknya.
Brakk~
"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Bintang datar. Pria tampan yang baru saja masuk dengan pakaian urakannya.
"Tidak ada waktu," balasnya. "Bintang, kau harus tau fakta besar. Ini penting,"
"Tentang?" tanya Bintang heran. Ia menghela nafas pelan.
Tio melemparkan dokumen kearah Bintang. "Selama ini kau menyuruhku untuk mencari informasi tentang istrimu yang masih janggal. Di dalam situ aku menemui fakta yang mengejutkan," ucapnya.
Bintang menatap bingung. "Katakan," ucapnya. Ia penasaran.
"Pria yang selama ini bersama Sinta bukanlah ayah kandungnya. Melainkan pria itu hanya ayah tiri," ucap Tio.
Bintang menatap terkejut. Ia pun membaca keterangan dari dokumen yang Tio berikan padanya. Ia nampak fokus dengan apa yang ia baca.
"Apa kau menemukan tentang ayah kandungnya?" tanya Bintang.
Tio menggeleng. "Belum. Sepertinya latar belakang istrimu tidak biasa. Terutama ayah kandungnya," ucapnya.
"Kemungkinan identitas ayah kandung istrimu bukan orang biasa," Tio membuka dokumennya. "Mungkin seorang pengusaha atau penjabat kaya lainnya,"
Bintang menatap serius. Jika pria itu bukan ayah Sinta kemungkinan besar istrinya merupakan anak dari penjabat tinggi atau pengusaha kaya. Bintang memijat pelipisnya. Apa lagi ini?
"Lalu ini," Bintang kembali menatap kearah Tio yang menunjukan sebuah foto di hadapannya. Foto beberapa orang.
"Di dalam foto ini terdapat beberapa orang yang mungkin akan terlibat dengan istrimu. Secara garis besar," ucap Tio. Ia kembali menunjukkan sebuah foto.
"Aku juga mendapatkan kabar jika Sinta datang kemari saat umurnya baru berusia 5 tahun. Kemungkinan besar istrimu bukan dari negara ini," sambung Tio. Bintang terdiam sebentar.
Bintang mengusap rambut nya. Kenapa rumit sekali? Hatinya kembali gelisah. Perasaanya tidak enak. Ada apa ini?
"Liat ini," Tio kembali menunjukan foto yang ia dapatkan.
Bintang mengerutkan keningnya, kenapa foto itu terlihat familiar dimatanya? Sepertinya ia pernah bertemu dengan perempuan yang ada di foto itu. Tunggu dulu, wajahnya terasa familiar. Bukankah itu perempuan yang ada di pesta istrinya berada?
"Siapa ini?" tanya Bintang.
"Namanya Amelia Olive. Umurnya hanya berbeda dua tahun dari istrimu," ucap Tio.
"Lalu?" tanya Bintang.
"Dia pernah terlihat saat lelang gelap di adakan. Lalu terlibat beberapa skandal dengan pria. Memiliki sifat yang cenderung nekat mungkin, bisa saja dia menjadi pembunuh paling kejam. Dan lagi---"
"Dan lagi apa?" Bintang menatap foto tersebut.
"Dia kakak kandung Sinta. Tapi aku tidak berhasil mengetahui siapa ayahnya. Satu yang harus kau tau," ucap Tio. Bintang terkejut kembali.
"Bertemu dengan Amelia. Istrimu akan dalam bahaya Bintang. Dia sangat berbahaya,"
∆∆∆
Bintang merasakan jika ponselnya bergetar. Ia mengerutkan keningnya saat melihat nama Leon yang tertera. Ia pun langsung mengangkatnya.
"Hal--"
"BINTANG! Kakakku menghilang. Dia dibawa pergi seseorang menggunakan mobil!"
Bintang menatap serius. Ia pun langsung memutuskan sambungan teleponnya dan bergegas keluar dengan cepat dari ruangannya. Sialan! Ia masih terbayang dengan apa yang dikatakan Tio padanya.
Flashback~
"Berbahaya?" tanya Bintang.
Tio mengangguk. "Perempuan itu selalu terobsesi dengan hal yang berlebihan. Tentang kekayaan atau popularitas," ucapnya.
"Istrimu lumayan terkenal juga. Aku khawatir alasan ini di gunakan untuk membuat istrimu celaka," sambung Tio.
"Kau tidak bisa diam saja. Kenapa kau tidak menyuruh bodyguard perempuan untuk istrimu?" tanya Tio heran.
Bintang berdiri. "Semenjak mengandung. Istriku jadi lebih sensitif. Dia tidak memperbolehkan aku untuk berbicara pada perempuan lain," ucapnya.
Tio menggaruk kepalanya. "Baiklah. Kembali ke topik," ucapnya. "Mengirimkan beberapa penjaga untuk istrimu itu lebih baik. Kita belum tau sebenarnya ayah Sinta orang yang seperti apa,"
Bintang mengangguk. Benar, ia harus lebih waspada lagi. Mengingat istrinya sedang mengandung.
"Bisa jadi mereka tengah mengincar istrimu. Jika benar istrimu merupakan anak dari orang penting," ucap Tio.
Flashback end~
Bintang menambahkan laju mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia pun memasang earphone di telinganya. Saat melihat Leon, ia langsung menepi.
"Masuk!" ucap Bintang dingin.
Leon nampak terkejut bukan main saat Bintang melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi bahkan ia pun harus berpegangan dengan kuat takut-takut jika tidak ia akan terpental keluar.
"Bagaimana kau bisa tidak mengetahuinya?" Bintang menatap tajam.
"Seperti nya ada yang memanipulasi pesta disana. Terlihat sangat janggal," ucap Leon.
Bintang menambahkan kecepatan mobilnya. "Kau sudah meletakkan apa yang aku suruh?" tanyanya.
Leon mengangguk. "Benda yang kau suruh sudah aku letakan lebih awal pada kalung kakakku," ucapnya.
"Ada apa?" tanya Leon saat melihat perubahan wajah Bintang.
"Tidak," balas singkat Bintang. "Aku hanya merasa ini ada hubungannya dengan ayah kandung kalian," ucapnya.
Leon menatap bingung. "Maksudmu ayahku yang---"
"Bukan," Bintang menoleh. "Pria tua itu bukan ayah kandung kalian. Dia hanya ayah tiri,"
Leon menatap terkejut. "Darimana kau tau itu?" tanyanya heran.
"Aku sudah menyelidiki nya terlebih dahulu," ucap Bintang.
"Dan sekarang," Bintang kembali menambahkan kecepatan mobilnya.
"Jika ini berhubungan dengan perempuan sialan itu percaya atau tidak aku akan membunuhnya langsung,"
∆∆∆
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Bintang [2# BINTANG SERIES] (TAMAT) [TERBIT DI PRNERBIT KAFEIN]
RomansaSudah begitu lama. Akhirnya ia kembali, kembali mengejar cintanya yang bahkan tidak pernah pudar. Kembali ketempat dimana ia dilahirkan dan kembali untuk memperjuangkan cintanya. Ia kembali menemui wanita yang sangat ia cintai dan akan terus melindu...