chapter4

1.6K 46 0
                                    

         Akhir akhir ini keadaan tubuhku bisa dikatakan kurang sehat. Pagi sampai malam tiba kuhabiskan untuk bekerja dan bekerja sampai lupa bahwa tugas kuliahku terabaikan.
Sempat berfikir apa aku harus berhenti kuliah, mengingat keuanganku yang tidak memadai.

Oh ya... Aku bisa kuliah karna mendapat beasiswa tidak mungkin bukan kalo aku bisa ke jenjang kuliah sampai sekarang bila hanya mengandalkan keadaan ekonomi keluargaku.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun rasanya harus berfikir berkali kali.
Memenuhi kebutuhan harian dan memeriksa keadaan ibu setiap minggu nya.

Hufftt.
Aku menghembuskan nafas kasar seraya memijit pelipis.
Aku menengadah keatas langit langit kamar menewarang apa yang harus aku lakukan supaya segera mendapat uang untuk biaya operasi ibu Waktuku untuk mendapatkan uang. Tak banyak lagi, yang bisa kulakukan hanya berfikir dan berfikir bagaimana caranya.

Lama termenung, akhirnya aku mendapat sebuah jalan yang menurutku konyol.
Apa aku harus menjual tubuhku supaya uang untuk biaya operasi ibu segera dapat.

Aku tersenyum kecut memikirkan nasibku kedepan nya bilamana aku nekat melakukan tindakan yang menurutku konyol.
Setelah berfikir aku memutuskan jalan terakhir yaitu menjual tubuhku mungkin!.
Tapi siapa yang akan mau dengan tubuhku yang arghh... Malu sekali aku mengatakan nya.

****

    Mungkin ini jalan yang harus kuambil untuk segera mendapatkan uang banyak dalam waktu yang sangat sangat membuat ku gila.

Ya aku harus segera menemui madam yum hanya ia yang dapat memberi solusi di keadaan genting seperti ini.

    Aku melangkah dengan ragu menuju ruangan madam yum, tangan saling bertaut dan dada yang semakin berdebar. Huhh bisa gila aku.

Tok... Tok.

Seperti biasa setelah mendapat sahutan aku pun melangkah menuju ruangan yang hemmm...

Kulihat madam yum menautkan alis pertanda bingung dan menautkan jari di dagunya.

Butuh keberanian untuk berucap namun jika aku diam saja kapan akan selesai nya.
Lama aku diam saja madam yum kini memulai nya dari awal.

"Ada perlu?!." Tanya to the point
"Madam." Jawabku terdiam sesaat.

Ia hanya mengangguk menunggu kata yang akan keluar dari mulutku.

"Begini madam -belum sempat aku berkata tapi tiba-tiba saja nyaliku menciut

" Langsung ke intinya. Ada apa kau kemari?!."sarkas nya dengan nada tak suka

"Nayla butuh uang madam!." Kataku langsung

Ia menautkan alis sebelah dan terlihat tersenyum smirk.

"Hahaa oke baiklah... Saya paham akan arah pembicaraan mu." Entah apa yang lucu madam yum tertawa remeh melihatku yang menunduk.
"Baiklah besok kau datang kesini dan persiapkan dirimu." Tukasnya tanpa bantahan.

"Tapi mad-
" Butuh uang tidak! "Bentak nya

" Bu-tuh madam."jawabku terbata

"Bagus.besok jangan lupa persiapkan dirimu. "
Aku hanya mampu mengangguk sebagai jawaban memangnya apa yang bisa kulakukan selain menjawab ia.

****

Terkadang aku sampai lupa dengan tugas kuliahku yang belum terselesaikan tunggakan yang belum terbayar menambah beban pikiranku.

Tuhan...apakah hidupku tidak akan pernah merasakan arti kebahagiaan. Keluhku dengan lirih.

Pontang panting mengais rezeki rasanya sesulit ini, ingin menyerah tapi percuma ingin berjuang tapi sia-sia, langkah terakhir ku adalah sebuah pekerja malam. Ya mungkin hanya itu yang dapat membantuku, maafkan aku Tuhan. Rela bekerja dengan cara yang sungguh. Akupun malu mengatakannya.

Sesuai janjiku pada madam malam ini aku menemuinya lagi dan jangan lupakan oh... Pakaian yang sangat minim membuatku tak nyaman berkali-kali.

Sampai lah diruangan madam dan langsung saja menundukan kepala

Ehemmm...
Suara deheman madam membuatku mendongak dan tersenyum sopan. Ia meneliti ku dari atas sampai bawah sampai sebuah senyuman sinis tercetak dibibir ber gincunya.

"Kamu tahu kan resiko apa yang harus kau ambil?!."

Aku menautkan alis pertanda bingung.
"Kau ingin uang yang besar dan cepat kau dapat?. " Tanya nya dan aku hanya mengangguk.

"Bagus.secepatnya kau akan mendapatkan uang itu. " Telaknya

"Tapi madam apa yang harus saya lakukan?." Ucapku ragu-ragu.
Ia kembali terkekeh dan berkata
"Pertanyaan bagus... Kau cukup memuaskan pelanggan malam ini kemungkinan besar kau akan diberi tunjangan yang mahal. Oh yaa karna ehmm mungkin kamu masih virgin. Apa anda bersedia?!. "

Aku melongo mendengar nya jadi aku harus menjual harga diriku yang sangat berharga yang masih ada dalam diriku ini. Gila. Konyol sekali aku, uang masih bisa dicari tapi jika aku memberikan hartaku satu satunya apa yang akan diberikan untuk suami ku kelak.

Aku menggeleng sebagai jawaban dan membuat madam yum berdecih.

"Sok polos... Padahal sudah tahu mencari pekerjaan itu sangat sulit. Apa kau tidak merasa kasihan dengan kondisi ibumu yang hampir sekarat hah!. " Ujarnya dengan intonasi yang meninggi.

Deg
Sungguh kata-katanya membuat ku ingin muak
"Maaf madam saya harus keluar! Sebisa saya. Saya akan mencari pekerjaan semampu saya tapi tidak dengan menjual harga diri saya. Maaf madam telah menggangu waktunya saya permisi. " Kataku langsung berbalik menuju pintu.

Cihh... Sombong sekali dia akan kubuat kau menyesal Nayla..

pregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang