chapter 5

1.9K 48 1
                                    

Ku hembuskan nafas kasar dan memijit kening yang lagi. Berdenyut nyeri.
Uang yang seharusnya sudah terkumpul namun hanya sebagiannya saja. Aku harus berjuang demi mendapatkan uang itu sekalipun menjual harga diriku sendiri. Itulah yang sekarang berada dipikiranku.

Saat ini aku telah berada dirumah sakit dimana ibu sedang dirawat, keadaan ibu sekarang tidak baik baik saja. Setelah tadi aku menjenguk ibu tapi ibu malah kejang kejang dan membuatku kalang kabut menyebut sang perawat.syukurlah perawat pun segera tiba.

Sembari menunggu ibu diperiksa aku menunggu diluar dengan menelungkupkan kepala diatas lutut dan tak henti-hentinya merapalkan doa. Sejam sudah namun tak ada tanda-tanda dokter keluar.

Lama aku termenung akhirnya dokter pun keluar dengan... Wajah yang sulit kumengerti.bu dokter yang selama ini menangani ibu menepuk pundak ku pelan dan berkata
"Nay, ibu mu harus segera dioperasi maaf dokter tidak bisa membantumu". Ujarnya
" Ya bu dokter Nay paham kok."jawabku tetap tersenyum

"Tapi maaf jika oprasi ibu mu tidak berhasil mak--
" Ibu pasti berhasil dok saya yakin itu!. "Aku tahu kemana arah bicara bu dokter yang langsung kupotong telak.

Sedangkan dilain tempat yang berbeda
Tengah bungkam setelah sangat kepala keluarga berbicara mengenai anak yang akan menjadi pewaris tunggal dikeluarga kaya tersebut.
Terlihat wanita anggun nan glamour tengah menunduk dengan linangan air mata yang tertahan, isakan demi isakan kian menambah suasana haru.

Sang kepala keluarga hanya mengusap rambut kasar dan terpejam dan melanjutkan kata yang sungguh menyakiti pihak kelurahga lain.
" Papa tidak mau tahu bagaimana pun kalian harus segera memomong seorang anak."jeda sejenak membuat yang lainnya menunggu kelanjutan kata apa yang akan terlontar dari bibir lelaki tersebut.
"Papa ingin kalian memiliki anak, bagai mana jika semua kolega bisnis papa mencap kamu mandul hah!....

" Tapi pah kami disini belum siap untuk memiliki anak. Pasti papa pun tahu jawaban Rayhan apa."jawabnya telak.


" Sukur lah mbak,ibu mbak sudah kami operasi semua berjalan dengan lancar

"Benarkah??

" Iya mbak

"Apakah saya boleh menjenguk ibu dok

" Tentu boleh tapi tunggu sejam dulu ya biar ibu perlu adaptasi dulu

"Iya dok makasih

" Sama sama

Drttt drttt

"Halo ini siapa ya ucapku

" Ini mbak ay

"Oh ini mbak ay ada apa ya mbak

" Apakah kau lupa

"Ehmm apa ya ku pikir emang apa ya??

" Oh iya mbak, nay inget

"Oh
Jadi gimana operasi lancar?
Ucapnya disebrang sana

" Lancar mbak, makasih sebelah nya mbak karna pertolongan  mbak ibu nay bisa selamat ucapku sesegukan

"Tapi semua itu tidak gratis nay

" Iya mbak, nay akan segera membayar nya

"Dari mana kau akan mendapat uang sebesar itu belum lagi uang yang kemarin ku beri

Apa ini mbak ayana yang ku kenal perasaan kemarin" Mbak ay baik tapi kenapa sekarang gini ya ucapku dalam hati

"Besok kita ketemuan di ******
Awas jangan sampai kau telat

" I iya mbak kututup segera telpon itu

Memang mbak ay mau apa ya huh jadi gak tenang gini ya

*******
Pagi hari

"Hosh hosh mbak maaf nay terlambat

" Tak apa ucapnya cuek
Langsung saja cepat tanda tangani ini ia memberi kertas dan bulpen padaku

"Apa ini?

" Sudah sekarang kau tanda tangani saja

"Tap

" Apa kau lupa dengan hutang hutang mu itu

"Bukan gitu maksud nay mbak?

" Sudah lah saya sibuk

Cepat tanda tangani atau saya harus melaporkan kamu dan ibu mu ke kantor polisi

"I iya mbak
Segera kutanda tangani kertas apa isi dalam Perjanjian itu

" Baiklah besok kau harus siap siap

"Kemana?

" Turuti saja mauku

"Ii ya mbak
  

*****

Rumah

Apa ibu udah sehat?

" Alhamdulillah ibu mendingan

"Syukur lah

" Tapi boleh ibu tanya pada mu nak?

"Boleh bu silahkan mau tanya apa

" Dapat uang dari mana nak, ibu tau biaya rumah sakit tidak lah murah

"Ehmm sebenarnya maafin nay bu terpaksa nay harus bohong ucapku dalam hati

Sebenernya nay udah lama kerja dan alhamdulillah nay dapat pinjaman dari bos nayla buk

" Apakah kau tak berbohong pada ibu
Kujawab dengan segera agar ibu tak curiga

"Tidak bu

" Oh syukur lah

****

Pagi hari

"Ibu, nay kuliah dulu ya habis itu nay kerja kembung nay pulang malam buk

" Maafin ibu nay ibu selalu menyusahkan mu

"Ibu bicara apa sih sudah sepantasnya nay seperti itu
Ibu jangan lupa makan terus minum obat jangan kecapean nay harus berangkat pagi ada kelas pagi assalamualaikum

" Walaikum salam

Pov

Untung saja ya Allah ibu tidak curiga ini semua demi kesembuhan ibu tapi apa ya yang ingin mbak ay bicarain

Drttt drttt

Halo mbak

"Kamu dimana

" Nay sedang kuliah mbak

"Setelah pulang  cepat kau kemari nanti saya Sharelock

" Iya mbak
Tut tut huh belum juga lama mbak ay sudah mematikan saja telpon nya

Kling(anggap aja ada SMS masuk

Ku buka lagi HP kuu dan ternyata mbak ay mengirim alamat yang akan ku tuju

Selama pelajaran berulang entah kenpa aku memikirkan apa yang akan mbak ay katakan huh sungguh tidak tenang

Apa mbak ay mau menjual ku atau menjadikan  ku sebagai istri dari bapak nya
Aarghh tidakk teriaku dan setelah sadar apa yang ku ucapkan tadi sontak ku meboleh keadaan kelas jni
Huh betapa malu nya aku dilihat oleh semua teman teman dan jangan lupakan dosen killer itu menatap ku tajam

"Keluar sekarang titahnya tanpa ada bantahan

" Tapi pak nay cuma reflek doang kok

"Keluar sekarang huh kalo sudah meninggi gini beerati tandanya ia marah beneran
Kulangkahkan kaki ku dengan berat
Gara gara memikirkan mbak ay aku jadi gini

pregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang