SMA Nusantara..
Aurel yang kini tengah melamun sembari memikirkan siapa laki-laki yang hampir menabraknya tadi.
"Kalau dipikir-pikir tuh cowo ganteng juga ya?" Aurel pun kini senyum-senyum sendiri dalam lamunannya.
"Dih apaan sih kok jadi gua muji tuh cowo ngga punya hati si? Kan dia udah nabrak gue. Tapi gue akui dia memang ganteng." Lagi-lagi Aurel senyum-senyum sendiri tanpa dia sadari Bu Riska telah memandanginya dari tadi.
"Aurel, jadi jawabannya apa nak?!" Tanya Riska dengan nada suara yang lantang.
Aurel masih saja terlarut dalam lamunannya. Dann BRAKK!! Bu Riska menghampiri meja Aurel dan menggebrak meja Aurel. Aurel terkejut dan seketika dia langsung tersadar dari lamunan nya.
"Ehh astaga, maaf bu. Kenapa ya?" Aurel terkejut.
"Aurelia Cantika Putri sedang apa kamu? Enak ngelamun? Kamu sedari tadi tidak fokus sama apa yang saya terangkan?"
"Dia mah lagi ngelamunin cogan Bu, hahaha." Ledek Agatha teman sebangku Aurel sekaligus sahabatnya.
"Diam! Saya tidak bicara sama kamu Agatha! Atau mau saya hukum juga? Hah?!" Ucap Riska sembari memarahi Agatha.
"Eh jangan dong Bu, maaf ya Bu hehehe." Jawab Agatha sembari berdiri dan mencium tangan Riska.
"Jadi gimana Aurel?" Tanya Riska.
"E-ehh i-ya Bu ma-af." Lirih Aurel gugup.
"Maaf? Lantas apa yang kamu pikirkan sehingga kamu harus melamun dan lupa kalau ini sedang dalam jam pelajaran?" Ucap Riska lantang.
"Owhh itu Bu, saya tuh tadi ngelamunin cowok yang tadi pagi ketemu sama saya Bu, dia ganteng banget deh Bu. Eh ups." Aurel keceplosan dan segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Seketika kelas ramai dengan tawaan semua siswa karena ucapan Aurel yang terbilang aneh. Dalam kondisi seperti ini Aurel masih bisa buat teman-temannya tertawa lepas.
"Apa kamu bilang, Aurel?!" Gertak Riska.
"E-eng-enggak kok Bu." Ucap Aurel gugup.
"Keluar kamu dari jam pelajaran saya!" Perintah Riska.
"Ke kantin boleh kan Bu? Kan disuruh keluar." Jawab Aurel dengan gampangnya.
"Enak aja kamu ya, ke lapangan tengah sekarang juga hormat bendera sampai jam istirahat!" Gertak Riska.
"Eh jangan dong Bu, Aurel mana kuat biar ibu saja, nanti pangeran kerajaan mana yang akan tolongin Aurel kalau Aurel pingsan Bu." Lirih Aurel sembari berhalu.
Lagi-lagi Aurel membuat seluruh kelas gempar dan semua penghuni kelas tersebut langsung tertawa hingga mungkin ada yang sampai sakit perut dengan tingkah laku dan ucapan Aurel.
"Mau saya tambah hukumannya? Mau nyapu satu sekolah apa mau bersihin toilet satu sekolah?" Ancam Riska.
"Eits jangan lah Bu tega amat sih sama muridnya yang cantik ini." Jawab Aurel sambil mengedipkan matanya ke arah Riska.
"AURELLIA CANTIKA PUTRI!!!" Teriak Riska.
"Emm iya Bu, saya sendiri, ada apa?" Jawab Aurel santai.
"Masyaallah Ya Tuhann kenapa engkau ciptakan mahluk seperti ini."
Karena kelakuan muridnya yang tidak punya rasa bersalah dan dengan entengnya jawabannya yang membuat semua siswa tertawa hingga sakit perut dengan kelakuan Aurel. Bagaimana tidak? Guru killer seperti Bu Riska dilawan dengan gampangnya oleh Aurel, Good Job Aurel.
"Ya seperti ini Bu, saya kurang apa ya? Cantik udah, gemoy juga udah kali ya? Oh iyaa kurang montok ya kan? Secara saya kan tepos ya ngga Bu?" Jawab Aurel dengan polosnya.
Lagi, lagi dan lagi Aurel membuat semua orang dalam kelas gempar.
"AUREL KELUAR SEKARANG APA IBU LAPORIN GURU BK BUAT NYURUH KAMU DI SKORSING DARI SEKOLAH HAH?!!" Teriak Riska karena sudah tidak kuat dengan tingkah laku dan ucapan muridnya yang satu ini.
"Iyaa ibu guru ku yang cantik yang paling Aurel sayang, makasih hukumannya Bu, lain kali hukum Aurel dikantin aja ya" Jawab Aurel.
Dalam kondisi seperti ini dia masih bisa bercanda? Siapa lagi kalau bukan Aurel.
Aurel langsung keluar dari kelas meninggalkan pelajaran dan menuju ke lapangan tengah untuk menjalankan hukumannya
Selamat menjalani hukumannya Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
A U R E G A [HIATUS]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "Bertemu denganmu adalah takdir terindah dalam hidupku, aku harap selamanya ini bisa aku rasain bareng sama kamu." -Rega "Menjadi salah satu orang paling spesial dalam hidup kamu adalah suatu ketidakpercayaan bagiku, tapi menci...